SCARE PACKAGE
Sutradara: Emily Hagins, Aaron B. Koontz, Chris McInroy, Noah Segan, Courtney & Hillary Andujar, Anthony Cousins, Baron Vaughn
USA (2019)
Review oleh Tremor
Scare Package adalah sebuah antologi komedi meta-horror yang dibuat oleh Aaron B. Koontz dan Cameron Burns dari Paper Street Pictures Studio. Dalam proyek ini, mereka berdua mengajak beberapa sineas muda untuk bersenang-senang tanpa beban sambil bereksperimen di kursi penulisan dan penyutradaraan. Perlu dicatat, bahwa Scare Package adalah antologi meta-cinema. Bagi yang mungkin baru mendengar istilah tersebut, sebenarnya agak sulit bagi saya untuk menjelaskannya dengan sederhana. Secara umum, meta-film bisa diartikan sebagai film yang menyadari bahwa dirinya sendiri adalah sebuah film. Meta-film mencakup film-film yang menggunakan narasinya untuk mengomentari logika klise dan formula standar dari genre film tertentu, yang kadang disampaikan dalam bentuk komedi. Menariknya film semacam ini adalah, setelah bersenda gurau dengan formula dan logika genre film tertentu, mereka seringkali menutupnya dengan cara yang menyegarkan. Beberapa contoh meta-film terbaik dalam genre horror menurut saya pribadi adalah Wes Craven’s New Nightmare (1994), Scream (1996), Behind the Mask: The Rise of Leslie Vernon (2006), dan yang paling jelas tentu saja Cabin in the Woods (2011). Tak jarang bentuk hiburan yang terdapat dalam film-film semacam ini hanya bisa dipahami dan diapresiasi oleh mereka yang benar-benar paham tentang genre tertentu. Hal itulah yang berlaku dalam Scare Package, yang mungkin tidak akan menghibur kalau penontonnya bukan penggemar fanatik horor, karena hampir semua unsur hiburan dalam antologi ini datang dari unsur homage, mention, parodi, trivia, referensi serta easter egg yang bertebaran di sepanjang durasinya, dimana semuanya merujuk pada detail-detail film horror lain yang mungkin hanya bisa dipahami oleh para horor nerd sejati. Bagi para penggemarnya, horror memang bukan lagi soal film belaka. Horror sudah melampaui isi film dan menjadi sebuah budaya populer sekaligus gaya hidup. Itulah mengapa ada banyak sekali horror conventions diadakan di Amerika setiap tahunnya, di mana para penggila horror bisa berkumpul untuk berburu memorabilia, saling bertukar koleksi, costplaying, berjualan fanarts, atau bahkan sekedar ingin berjumpa dengan para ikon horror yang menjadi bintang tamu. Para horror nerd seakan berbicara dengan bahasa mereka sendiri, dan mengetahui semua detail dan logika horror dari film-film kesukaan mereka di luar kepala. Scare Package sepertinya memahami hal ini dan memberikan hadiah yang sempurna untuk komunitas dan penggemar horor di manapun.
Di era dimana genre horor didominasi oleh film-film sekuel dan reboot tak berkesudahan, antologi horror adalah hal yang sangat saya minati, dan Scare Package menjadi sebuah alternatif yang sangat menyegarkan, lucu sekaligus penuh darah. Karena delapan segmen dalam antologi ini penuh dengan twist dan kejutan, maka saya hanya akan menuliskan setiap segmennya sesingkat mungkin. Scare Package dibuka dengan segmen pertama berjudul “Cold Open” yang disutradarai oleh Emily Hagins. Kita diperkenalkan dengan Mike, seorang karakter film yang selalu menjadi karakter tidak penting dalam berbagai sub-genre film horor. Mike ingin menjadi lebih dari itu. Ia ingin menjadi karakter sentral yang memiliki arc-nya sendiri, menjadi pahlawan, dan bisa bertahan hidup hingga film berakhir. Lewat berbagai kebetulan yang tidak menguntungkan, akhirnya ia berhasil mendapatkan yang ia inginkan, namun sayangnya bukan sebagai pahlawan. Bagi yang tidak familiar dengan konsep meta-film, mungkin akan merasa sedikit kebingungan dengan pembuka semacam ini. Cold Open bagaikan lapisan meta yang saya rasa cukup efektif sekaligus menghibur sebagai sebuah pembuka antologi meta-horror, karena di akhir segmen ini kita baru menyadari bahwa rupanya apa yang kita tonton barusan hanyalah isi skenario film buatan Mike yang sedang ia ceritakan pada seorang pengemudi mobil yang memberinya tumpangan. Meta-dalam-meta-dalam-meta. Kisah Cold Open sepintas mengingatkan saya juga pada film Behind the Mask: The Rise of Leslie Vernon (2006) yang menganalisa sub-genre slasher dari sudut pandang si pembunuh bertopeng, yang pada dasarnya adalah orang biasa.
Pria yang memberi tumpangan pada Mike adalah Chad, seorang pemilik rental VHS sekaligus penggemar berat film horror. Seperti kebanyakan antologi, selalu ada satu segmen yang berfungsi sebagai bingkai pengikat semua film pendek dalam antologi menjadi kesatuan. Kita pun memasuki segmen bingkai utama dari Scare Package yang berjudul “Rad Chad’s Horror Emporium”, ditulis dan disutradarai oleh kreator antologi ini, Aaron B. Koontz. Di dalam rental VHS milik Chad inilah semua segmen-segmen lain yang akan kita lihat dalam Scare Package dihantarkan dengan baik lewat berbagai kaset VHS yang ada di sana. Segmen ke-tiga dalam Scare Package merupakan salah satu favorit saya dari keseluruhan antologi. Judulnya adalah “One Time in the Woods”, ditulis dan disutradarai oleh Chris McInroy. Segmen ini dibuka dengan sekumpulan teman yang sedang berkemah di hutan. Meskipun awalnya tampak klise, segmen ini penuh dengan kejutan dan twist yang sangat menyenangkan. Kita akan melihat munculnya seorang pembunuh bertopeng yang berkeliaran di hutan, bertemu dengan manusia yang meleleh. Saya tidak bisa menceritakan isi segmen ini karena memang agak absurd. Lagipula kalian harus melihatnya sendiri. Menurut saya ini adalah segmen yang paling tolol, lucu, sekaligus gore dari Scare Package. One Time in the Woods mengandung elemen body-horror yang sangat kuat dan menjijikkan, dengan gaya humor yang cenderung lebih slapstick dibanding parodi satir, mengingatkan saya pada film-film body-horror slapstick legendaris seperti The Evil Dead (1981) dan tentu saja Street Trash (1987). Sangat menghibur dan memuaskan.
Segmen berikutnya berjudul “M.I.S.T.E.R.”, merupakan debut penyutradaraan dari seorang aktor bernama Noah Segan. Segmen ini bercerita tentang seorang suami yang merasa hampa dan dituntut untuk menjadi “real man”. Suatu hari ia bertemu dengan sebuah support group yang sepertinya berisikan orang-orang yang memiliki masalah sama dengan dirinya. Inti dari pertemuan ini adalah bagaimana laki-laki harus menjadi alpha male dan merebut kembali kekuasaan alami-nya. Segmen ini jelas merupakan kritik satir terhadap budaya toxic masculinity. Sayang sekali unsur komedinya tidak terlalu kuat, dan twist penutup segmen ini terasa sangat dipaksakan hanya demi mendapatkan twist-ending. Segmen ini juga terasa tidak cocok berada dalam Scare Package karena rasanya seperti film pendek horor komedi biasa tanpa unsur meta sama sekali. Berikutnya adalah segmen berjudul “Girls Night Out of Body” yang disutradarai oleh adik-kakak Courtney dan Hillary Andujar, mengisahkan tentang tiga perempuan muda yang hendak berpesta secara privat. Salah satu dari mereka sempat mencuri sebuah permen loli terlarang berbentuk tengkorak yang dipajang pada toko tempat mereka membeli persediaan minuman. Tanpa disadari, seseorang bersarung tangan kulit ala penguntit giallo mengawasi mereka dari kejauhan. Sama seperti “M.I.S.T.E.R.”, segmen “Girls Night Out of Body” juga terasa tidak cocok berada dalam antologi ini.
Segmen ke-enam dalam Scare Package adalah favorit saya yang lainnya, berjudul “The Night He Came Back Again Part IV: The Final Kill”. Dari judulnya saja sudah cukup jelas kalau segmen ini berisi sindiran terhadap formula standar film slasher dimana para pembantai seperti Jason Voorhees dan Michael Myers tidak bisa dibunuh dan akan terus bangkit menebar teror. Dalam segmen ini kita bertemu dengan seorang final girl bernama Daisy dan teman-temannya yang berhasil menangkap seorang pembunuh bertopeng ala Voorhees yang selalu meneror Daisy pada setiap perayaan The Fourth of July (perayaan kemerdekaan Amerika). Setelah menangkap si pembunuh, mereka mencoba berbagai cara kreatif untuk membunuh sang pembunuh yang segera kembali bangkit berulang kali. Segmen meta yang sangat menyenangkan dan gore ini memiliki banyak sekali darah, isi perut, sekaligus komedi. Berikutnya adalah segmen yang paling lemah dan absurd dari keseluruhan antologi, dengan gaya humor yang kurang saya pahami. Judulnya adalah “So Much To Do”, bercerita tentang seorang perempuan yang berusaha keras menghindari spoiler episode finale serial TV yang sedang trending, meskipun tubuhnya baru saja diambil alih oleh entitas gaib yang absurd.
Akhirnya Aaron B. Koontz membawa kita kembali ke kisah Chad dan rental VHS-nya dan menutup antologi Scare Package lewat segmen terakhir berjudul “Horror Hypothesis”. Kali ini kita melihat Chad terbangun di sebuah ruangan besar, disekap bersama beberapa anak muda. Sebagai seorang horror nerd sejati, Chad dengan cepat menyadari bahwa dirinya ada di dalam skenario film horror dimana anak-anak muda tersebut adalah karakter-karakter stereotip film horor. Sesuatu yang buruk jelas sedang terjadi di luar ruangan mereka, dan dengan pengetahuan tentang logika horror-nya, Chad segera menyusun rencana tentang bagaimana cara menyelamatkan diri dari situasi seperti ini. Segmen ini merupakan penutup klimaks yang lucu, konyol sekaligus memuaskan, lengkap dengan hadirnya cameo ikon horror di dalamnya dan banyak sekali easter eggs serta referensi yang akan membuat penggila horror manapun tersenyum. Segmen Horror Hypothesis yang sangat-meta ini mengangkat ide tentang dekonstruksi film horror sambil menyindir sekaligus memuji budaya horror itu sendiri. Meskipun tidak dibangun dengan sempurna, segmen ini jelas merupakan surat cinta sempurna untuk genre horror. Namun ada salah satu bagian terlucu dari segmen ini yang justru tidak mengambil referensi film horror, yaitu saat seorang petugas security sibuk menjelaskan garis keturunan Jon Snow dari serial Game Of Thrones pada rekan kerjanya. Highlight lain dari segmen ini adalah munculnya Joe Bob Briggs sebagai cameo. Briggs sendiri adalah seorang kritikus / host, sekaligus selebritis horror yang cukup dihormati dan berpengaruh dalam komunitas horror. Itulah mengapa saat ia muncul sebagai cameo dalam Scare Package, saya bisa membayangkan para penggila horror bersorak sorai.
Satu hal lagi yang ingin saya bahas adalah efek gore dalam antologi ini. Awalnya, saya pikir Scare Package akan menjadi komedi horror berbajet rendah dengan prioritas terbesar ada pada lelucon dan bukan special effect-nya. Saya pikir, mungkin film ini akan didominasi dengan efek CGI buruk dan murahan. Tetapi saya salah. Saat adegan gore pertama muncul dalam antologi ini, rupanya mereka mengerjakannya dengan special effect tradisional yang sangat maksimal dan serius. Special effect tradisional adalah satu elemen yang penting bagi komunitas horor, dan Scare Package tahu betul soal itu. Memang ada beberapa efek CGI di beberapa bagian, tapi hal tersebut sangat bisa dimaafkan karena porsinya tidak terlalu mengganggu.
Seperti sudah saya tulis sebelumnya, antologi Scare Package jelas bukan ditujukan untuk semua orang. Mereka yang hanya sesekali menonton film horror mainstream mungkin tidak akan mendapat kesenenangan dan euphoria maksimal dari antologi ini. Scare Package adalah film komedi murni yang penuh dengan “inside joke” para penggemar horror, lengkap dengan banyak nostalgia horor yang hanya bisa diapresiasi kalau penontonnya memahami referensinya. Leluconnya tolol, kadang terlampau konyol, ditambah lagi dengan acting buruk yang sepertinya memang disengaja untuk menambah sensasi horror kelas-B-nya. Namun bagi para penggemar horror die-hard, dari situlah semua hiburannya berasal, karena ada banyak nilai nostalgia terhadap film-film horror murahan dan cheesy dari era VHS 80-an. Di beberapa bagian, film ini seakan sedang mengolok-ngolok banyak film horror legendaris, namun di waktu yang sama juga memberi penghargaan tertinggi. Referensi yang bertebaran di sepanjang antologi ini merujuk pada berbagai macam kelas film horor, dari mulai film-film horror kelas B hingga film-film besar seperti seri Halloween, seri Friday the 13th, seri Leprechaun, Aliens (1986), The Texas Chain Saw Massacre (1974), A Nightmare on Elm Street (1984), The Evil Dead (1981), It (1990), Street Trash (1987), hingga Scream (1996). Bagi para horror nerd, antologi ini adalah antologi yang brilian dan menyenangkan, karena penuh dengan penghormatan penuh cinta bagi film-film horor klasik dan kelas-B. Ini adalah antologi yang dibuat oleh sekumpulan penggemar horor untuk para penggemar horor. Kalau kalian adalah seorang horror nerd, saya bisa bilang bahwa Scare Package adalah film yang wajib kalian lihat, dan mungkin kalian butuh menontonnya berulang kali hanya untuk menangkap semua referensi yang ada di dalamnya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com