JOB FOR A COWBOY ‘Sun Eater’ Album Review
Metal Blade Records. November 11th, 2014
Progressive death metal
Mungkin banyak metalhead yang udah ilfil duluan ketika denger nama JOB FOR A COWBOY, gimana enggak band ini bisa dibilang biang keladi mengapa tren deathcore dari awalnya sebuah bahan olok-olok forum para elitist bisa jadi fenomena global sampai sekarang, mini-album/EP ‘Doom’ yang dirilis tahun 2005 dulu merupakan rilisan deathcore era myspace paling penting, sampai akhirnya membawa mereka kedalam asuhan label Metal Blade Records, dan lagu “Knee Deep” di sinkronkan dengan adegan “Sweet Victory” SpongeBob Squarepants juga sempat jadi video viral saat youtube masih belum sepopuler sekarang. Meskipun semenjak debut album pertama mereka ‘Genesis’, JOB FOR A COWBOY telah berpaling muka dari sub-genre yang membawa nama mereka dulu, tapi tetep aja tag tersebut sudah terlanjur melekat pada band yang hanya menyisakan vokalis Jonny Davy sebagai personil original ini, padahal dimulai dengan mini-album/EP ‘Gloom’ dan album ketiga ‘Demonocracy’, JOB FOR A COWBOY sudah bertransformasi lagi menjadi band technical death metal semakin jauh dari aliran deathcore, meninggalkan scene yang saat itu justru sedang panas-panas nya di motori oleh SUICIDE SILENCE dan WHITECHAPEL.
Pada tahun 2014 silam JOB FOR A COWBOY kembali membuat gebrakan baru melalui album nomor empat bertajuk ‘Sun Eater’, yang menjadi sebuah lompatan kedepan terbesar bagi mereka, hilang sudah sound technical death metal genrik, digantikan dengan sembilan komposisi progressive death metal apik yang penuh roh dari grup-grup old school death metal macam DEATH, PESTILENCE, GORGUTS hingga CARCASS, menempatkan ‘Sun Eater’ pada spektrum album prog death metal yang sama dengan rilisan-rilisan dari OBSCURA, NE OBLIVICARIS, dan BEYOND CREATION, sekaligus semakin meninggalkan jauh era deathcore dan death metal generik materi terdahulu, namun sayang nya setelah merilis album se-fenomenal ‘Sun Eater’, JOB FOR A COWBOY malah mengilang seperti ditelan bumi, tak ada tur untuk mempromosikan album ini sama sekali, satu-satu nya penampilan mereka hanya pada tahun 2016, membawakan beberapa lagu dari album ini bersama mantan drumer Jon “The Charn” Rice, tapi abis itu ngilang lagi, menjadikan ‘Sun Eater’ kurang kedengeran gaung nya dimana-mana, saya sendiri baru bener-bener engeh sama rilisan ini, tak lama setelah terdengar isu kalau JOB FOR A COWBOY bakalan reuni dan sudah siap dengan album baru lagi.
‘Sun Eater’ dibuka dengan “Eating The Visions of God” kemudian dilanjutkan langsung dengan part kedua lagu tersebut “Sun of Nihility”, dalam dua lagu tersebut JOB FOR A COWBOY langsung menunjukan mengapa album ini bukan album progressive death metal/technical death metal biasa/tipikal yang hanya mengandalkan sweep picking dan hyper blasting belaka, keduanya malah bermain nyaman dalam tempo agak lambat untuk ukuran lagu tech death namun didukung dengan harmoni melodi dan counterpoint elegan yang dibawakan dengan penuh presisi, tanpa perlu menghamburkan not-not tak penting. Selanjutnya JOB FOR A COWBOY langsung ngoper gigi dengan lagu bertempo cepat “The Stone Cross”, “The Synthetic Sea” dan “A Global Shift”, meskipun ketiga lagu tersebut punya kecendrungan ngeblur satu sama lain (penyakin standar rilisan tech death), untungnya Tony Sannicandro dengan permainan lead yang kental sekali pengaruh melodic death metal nya memberikan warna tersendiri di ketiga track tersebut, dan tentunya jangan lupa dari performa gila dari bassis Nick Schendzielos, yang menggeber betotan dan melodi ala fretless bass disetiap lagu.
Kemudian ada “The Celestial Antidote” yang merupakan lagu paling kompleks dalam album ini, dengan pola ritme dan formula agak atonal macam GORGUTS berserta struktur lagu gak linear, namun sayangnya track ketujuh “Encircled By Mirrors” terdengar sangat biasa tak ada sama sekali bagian menarik, ‘Sun Eater’ di akhiri dengan dua buah nomor fantastis yaitu, “Buried Monuments” yang merupakan lagu paling melodius dari album ini, dan lagu penutup kolosal “Worming Nightfall” yang dimulai dengan riff dan tempo macam doom metal lalu perlahan-lahan menaikan tension sampai akhirnya meletup di bagian klimaks lagu. Namun disayangkan JOB FOR A COWBOY setelah merilis ‘Sun Eater’, album paling ambisius sekaligus terbaik mereka sampai saat itu, justru menghilang dari peredaran begitu saja, tak ada promosi sama sekali entah itu tur ataupun video klip, jadi meskipun ulasan media sangat positif, ‘Sun Eater’ sampai sekarang pun masih banyak orang yang kelewatan dan tak sempat mencicipi, selain karena faktor nama mereka sendiri yang meskipun udah ganti aliran semenjak album pertama, masih dikaitkan dengan tag deathcore, kedua karena tak lama setelah perilsan album tersebut, scene death metal internasional akhirnya kembali masuk golden age kedua. Semoga saja nasib JOB FOR A COWBOY tahun ini (atau tahun depan) bakalan lebih baik, dan album berikutnya tak mengalami nasib yang sama. (Peanhead).
8.4 out of 10