fbpx

ALBUM REVIEW: NOISE ASSAULT VOL 1 – COMPILATION

‘Noise Assault Vol. 1’  Compilation Album Review

Grieve Records. November 26th, 2021

Tak terasa Kolektif Pemuja Mati Lampu (baca: kegelapan) telah berumur sepuluh Tahun. Selama satu dekade eksis di belantika musik bawah tanah Indonesia, Grieve Records tetap militan menyebarkan kebisingan dan kegaduhan, mulai dari event Grieving The Earth, sebuah perhelatan yang gak menentu kapan digelarnya, namun selalu ditunggu-tunggu manusia-manusia yang haus nonton grup-grup sinting, entah itu yang udah banyak dikenal, hingga band baru dibrojolin kemarenan hari, para kurator di belakang layar Grieve termasuk lihai dalam merancang susunan pengisi acara tiap-tiap chapter GTE, yang sampai saat ini telah menginjak jilid kesebelas. Tengok saja deretan band lintas aliran yang sempat naik ke atas altar Rossi Fatmawati, mulai dari PROLETAR, WICKED SUFFER, SIGMUN, SURI, VALLENDUSK, SAJAMA CUT, JIRAPAH, BEDCHAMBER, TARRKAM, BAREFOOD, EXHUMATION, GRAVE DANCERS, AVHATH, REKAH, CLOUDBURST, INCENERATED, VAGUE dan bejibun band gak sembarangan lainya, yang tak mungkin disebutkan satu persatu, tak hanya dari scene dalam negeri saja, Grieve Records juga sering bersekongkol dengan  organizer/kolektif lain buat mendatangkan berbagai musisi dari penjuru mata angin, entah itu band yang udah lumayan gede macam KYLESA, FULL OF HELL, DOOM, TRAGEDY sampai band underrated tapi gak kalah ngeri kayak SETE STAR SEPT, HARAM, RUINS ALONE, DEAD IN THE DIRT, LECHEROUS GAZE, BASTARDIZER, SATAN!, dan MY DISCO.

Berhubung namanya ada embel-embel records dibelakangnya, Grieve juga bergerak dalam bidang memproduksi sekaligus menyebar luaskan rilisan fisik, baik itu via toko rekaman fisik angker dan penuh misteri di bilangan di Jl. Fatmawati Raya, dan juga via divisi label yang suka sporadis mencetak limited release, layanya split GHAUST (R.I.P) dan KELELWAR MALAM dalam format piringan warna-warni 7inch, reissue tiga karya legendaris HOMICIDE bareng Grimloc Records dan Elevation Records, sampai rilisan perdama para penyiar doom lokal yaitu SSSLOTHHH, OATH, dan satu-satunya unit funeral doom metal di tanah nusantara yaitu CANDLEGOAT. Terakhir Grieve Records juga baru saja merilis mini-album/demp perdana dari GLOOM WANDERER, proyek dungeon synth penuh aura mistis yang bisa bikin suasana tengah malam mencekam, kayak pas lagi speedrun Dark Souls Prepare To Die Edition subuh-subuh (based on trve stories). Grieve Records dengan segala gigs dan rilisan ajaibnya tentunya memberikan alternatif, ditenggah gempuran gigs brutal death, hardcore/punk, ataupun indies, karena kolektif ini gak terpaku pada satu aliran saja kalo menebarkan undangan tampil, mau doom metal, stoner rock, shoegaze, noise, grindcore, crust punk, indie pop, death metal, black metal atau musik experimental, pokoknya semua dikasih panggung. Alhasil penonton gak bakalan bosen kalo nonton dari awal penampil pertama ampe fajar menyingsing sekalipun. Mindset acuh sama genre tersebut juga tertuang dalam album Kompilasi ‘Noise Assault Vol. 1’, yang dirilis dalam rangka selebrasi satu dekade Grieve Records menebarkan terror di kancah musik underground Indonesia.

Sebenarnya saya termasuk orang yang sangat malas dengan namanya kompilasi, namun ‘Noise Assault Vol. 1’ yang berisikan delapan belas lagu dengan total durasi lebih dari satu jam ini, berhasil memantik rasa penasaran pas ngeliat siapa-siapa saja band yang terlibat dalam kompilasi in. Memang gak ada big names buat mendongkrak penjualan, karena kompilasi ini dengan jelas diperuntukan untuk mengangkat grup-grup baru potensial, biar skena sini bisa beregenerasi. Kwartet speed/thrash metal asal Bandung, ANCIENT, diberikan mandat untuk membuka kompilasi padat karya ini, mereka membawakan nomor old school metal ngetrill “Deathtrap Dungeon (Intro)/Spectral Phantasm” dari split mereka bareng BRIGADE OF CROW dulu, yang bisa bikin bapak-bapak lagi ngeronda sambil maen gaplek jadi mendadak kesurupan Paul Baloff, agresi kemudian dilanjutkan oleh BLOODFED lagu dengan judul “Plague”, yang dijamin pas buat para pencinta Swedish death metal langsung nyengir, apalagi eksekusi mereka sudah sangat jauh lebih matang dari kebanyakan band lokal yang ngebawain style HM-2 core. Biar gak metal berikutnya giliran unit darkwave ASYLUM UNIFORM, untuk unjuk gigi, dengan tembang berjudul “Past”, Tiga trek selanjutnya kembali bikin adrenalin memuncak bareng HURT EM (grindcore), SPEEDX (80’s hardcore), dan salah satu pengusung thrasher paling liar saat ini di scene lokal, IRON VOLTAGE!!.

Biar gak kebut-kebutan terus (awas nanti kena tilang bung!), saatnya retrospeksi dulu nih bersama suguhan shoegaze maknyus dari ENOLA, namun jangan keterusan terbawa suasana terus meringkuk dilantai sambil guling-guling, karena ‘Noise Assault Vol. 1’ setengah jalan aja beloman. Transformasi terbaru WORLD DOMINATION sudah siap menendang bokong anda sekalian, kalau dalam ‘Forever Slave‘ dulu masih mereka masih main di wilayah dark hardcore, sekarang “Sacrificium Intellectus” malah jadi berasa kayak GATECREEPER album pertama, alias berasa banget influence dari ENTOMBED dan BOLT THROWER, next pendatang baru (tapi konon isinya orang-orang lama) RATRACE siap melanjutkan gempuran kesembilan lewat kegilaan crossover thrash membabi buta, emang sih agak kependekan, jadi kurang maksimum, hal tersebut saya rasakan juga dari band grindcore barbar asal Yogyakarta, KVLTZEON, lagu yang dimasukan terlalu pendek, jadinya numpang lewat aja kalo dalam sebuah album kompilasi, ada baiknya seandainya dipilihkan lagu yang panjangan dikit. Selanjutnya tongkat estafet diserahkan pada MASAKRE yang menyumbangkan rendition barbar “Triumph of Death” dari HELLHAMER (sedikit disayangkan aja yang ditampilkan bukan lagu sendiri). HEADRKUSHER dengan “Whiskey And Misery”, yang ditarik dari debut full-length mereka ‘Opprobrium’, masih mempertahankan tempo ugal-ugalan tanpa kompromi, baik MASAKRE ataupun HEADKRUSHER pasti sudah sangat familiar bagi mereka yang mengikutin perkembangan terikini skena bawah tanah beberapa tahun terakhir, karena keduanya udah cukup kvlt namanya bagi para penganut ideologi “only death is real”.

Masuk pada 24 menit sebelum bubar, pendengar bakal diberikan menu gak kalah bergizi, mulai dari ELEKTRE (punk), SUCCUBUS (post-punk/gothic rock), SUNLOTUS (shogazing), dan tiga grup musik baru paling potensial dalam kompilasi ini, yaitu KNIFE dengan komposisi post-hardcore/chaotic hardcore yang penuh kobaran emosi, kemudian MOUTHLESS, sebuah band death metal yang baru saja merilis EP tahun lalu, namun sekarang sudah terdengar sekali pendewasaanya, terakhir MORGENSOLL menghadirkan single terbaru mereka ‘Logos’, sebuah hidangan penutup yang menggugah selera, seandainya ada yang nanya siapa sih band post-rock/post-metal lokal terbaik saat ini, pasti saya tak akan pikir panjang untuk ngasih link Bandcamp MORGENSOLL. Jarang-jarang saya nemu kompilasi yang bisa bikin betah dengerin dari awal sampai akhir biasanya banyakan yang ogut skip, Karena ‘Noise Assault Vol. 1’  memang didukung kualitas rekaman, produksi, dan remastering yahud, ditambah susunan tracklist nya juga ngepas, ada dinamikanya gak asal main taruh aja kayak banyak kompilasi yang beredar di pasaran, dan yang paling penting kompilasi ini banyak menampilkan para pendatang baru, bisa jadi sarana untuk memperkenalkan kedelapan belas band yang terlibat pada mereka-mereka yang sebelumya belum pernah denger. Tentunya sama kayak serial ‘Metalik Klinik’ dulu, ‘Noise Assault Vol. 1’ merupakan rilisan yang hukumnya wajib bagi mereka yang berniat untuk eksplorasi scene bawah tanah dalam negeri, sekaligus bisa jadi crash course buat yang emang lagi nyari grup musik lokal berkualitas saat ini. Peanhead