INNUMERABLE FORMS ‘Philosophical Collapse’ ALBUM REVIEW
Profound Lore Records. September 16th, 2022
Death metal
Ketika INNUMERABLE FORMS merilis debut album mereka, ‘Punishment in Flesh’, pada bulan Agustus, tahun 2018 silam, lumayan banyak kritikus sinis yang menganggap bahwa album berdurasi 38 menit tersebut biasa-biasa aja alias medioker, padahal INNUMERABLE FORMS yang awalnya merupakan solo project Justin DeTore (DREAM UNENDING, SUMERLANDS, VESTAL CLARET, MAGIC CIRCLE), sudah didirikan sejak tahun 2007, jauh sebelum band-band old school death metal revival ngetop macam BLOOD INCANTATION, TOMB MOLD, HORRENDOUS, atau GATECREEPER, dll berdiri, dan pada 2010 sempat dirilis sebuah EP berisikan tiga lagu ‘Dark Worship’, yang dulu sempet rame diperbincangkan di forum-forum bawah tanah, sayangnya meski termasuk senior di scene OSDM revivalist dan rajin mencetak berbagai macam rilisan, entah itu kompilasi, split, Demo, sampe DVD, INNUMERABLE FORMS cukup lama nelorin album penuh, baru di tahun 2018 ‘Punishment in Flesh’ akhirnya mencuat kepermukaan (kayak artwork-nya yang menggambarkan kepala mahluk jadi-jadian nimbul dari rawa-rawa), karena selama kurang lebih delapan tahun sejak ‘Dark Worship’ dirilis, banyak album-album critical acclaimed bermunculan kayak ‘Anareta’, ‘Starspawn’, ‘Sonoran Depravation’, hingga ‘Manor Of Infinite Forms’ yang dilepaskan beberapa bulan sebelumnya, membuat ‘Punishment in Flesh’ yang emang basic banget sih konsep death/doom-nya, agak sedikit tersisihkan pada daftar-datar AOTY akhir tahun, padahal materinya hingga produksinya nampol banget, cukup memorable, dan personilnya sendiri bukan orang-orang sembarang, karena di album tersebut Justin DeTore turut mengajak Chris Ulsh (DEVIL MASTER, POWER TRIP), Jensen Ward (IRON LUNG), Connor Donnegan (GENOCIDE PACT), dan Doug Cho (ex-THE RIVAL MOB), sebagai personil tetap.
Setelah empat tahun lamanya INNUMERABLE FORMS bangkit kembali dengan album kedua mereka, ‘Philosophical Collapse’, yang jujur pas dari diumumin Profound Lore Records, udah ogut tunggu-tunggu banget kedatangannya, tapi ekspektasi saya pas pertama kali denger langsung buyar, pasalnya dibandingkan ‘Punishment in Flesh’, ‘Philosophical Collapse’ kok kayak begitu doang, gak ada satupun trek yang bisa nyantol dikepala, dan gak ada momen-momen yang bikin saya “wow” (bahkan setelah di replay berkali-kali), kayak solo gitar di “Purity’s Demand”, letupan energy ungga-bungga “Reality” dan “Stress Starvation”, remake fenomenal “Re-Contaminated”, lalu “Joyless”. Beberapa bulan setelah dikecewakan album tersebut, akhirnya saya memberanikan diri untuk mengulik kembali ‘Philosophical Collapse’, dan ternyata hasil akhirnya ternyata belum terlalu jauh berbeda, dari lagu pertama aja udah keliatan kalo di LP nomor dua INNUMERABLE FORMS punya tendensi lasak, kurang memberikan waktu untuk aransemennya untuk bernafas, yang bikin lagu-lagunya tak terlalu berhasil nempel di otak, hanyak beberapa track saja yang menurut saya berhasil, hanya “Built On Wrought”, “Deified Tyrants”, dan “Thrall” saja, sedangkan enam nomor lainnya selalu tereduksi jadi background music/sound bekala apabila didengarkan sambil beraktifitas. Lagu penutup “Sleeping In Light” juga menjadi highlight dalam album ini, tapi gara-gara treknya boring parah, padahal ditotal durasinya cuma 33 menit, tapi karena materinya kurang greget, akhirnya 33 menit terasa lama banget, alhasil meskipun secara kasat mata, ‘Philosophical Collapse’ merupakan album yang sangar dari segi komposisi hingga produksi, khsusnya bagi mereka yang nyari rilisan OSDM nendang, tetapi menurut ogut, ‘Philosophical Collapse’ menjadi salah satu contoh album yang kelewat forgettable dan punya replayable value minim, padahal udah puluhan kali denger, tapi tetep hanya sekedar numpang lewat saja. (Peanhead)
6.0 out of 10