LITTLE BONE LODGE / THE LAST EXIT
Sutradara: Matthias Hoene
UK (2023)
Review oleh Tremor
Little Bone Lodge adalah sebuah film thriller dengan elemen horror asal Inggris, disutradarai oleh Matthias Hoene yang sempat menarik perhatian para penggemar horor lewat debutnya yang menghibur berjudul Cockneys vs Zombies (2012). Namun jangan berharap Little Bone Lodge akan mengundang gelak tawa seperti debutnya tersebut, karena film independen ini adalah film yang jauh lebih gelap. Skenario Little Bone Lodge sendiri merupakan debut penulisan yang cukup impresif dari seorang aktor Irlandia bernama Neil Linpow, yang juga ikut berperan dalam film ini. Setelah pemutaran perdananya di Glasgow Frightfest 2023, Little Bone Lodge kemudian dirilis di Amerika dengan judul alternatif “The Last Exit”. Saya pribadi menonton Little Bone Lodge tanpa tahu apapun sebelumnya, dan saya cukup puas karena film ini jauh lebih bagus dari yang saya duga.
Film ini berfokus pada satu keluarga peternak yang tinggal di lokasi terpencil dan terisolasi pada dataran tinggi Skotlandia. Mereka adalah Mama, Papa, yang nama keduanya tidak pernah disebut di dalam film, serta anak remaja perempuan mereka bernama Maisy. Ide sentral dari Little Bone Lodge dituangkan dalam narasi prolognya: seorang ibu adalah sosok yang penuh cinta sekaligus tangguh, yang bisa juga menjadi keras. Apapun akan dilakukan seorang ibu untuk melindungi keluarganya. Demikian juga Mama. Dengan bantuan Maisy, Mama harus mengurus suaminya yang lumpuh total, tak bisa berkomunikasi, dan hanya bisa duduk di kursi roda. Suatu malam saat badai besar menerjang kawasan tersebut, pintu rumah mereka diketuk oleh seorang pemuda autis bernama Matty yang panik dan tampaknya sangat membutuhkan bantuan. Matty menyeret kakaknya, Jack, yang sudah tidak sadarkan diri karena terluka parah pada bagian kepala dan perutnya setelah mobil mereka mengalami kecelakaan tunggal akibat badai, beberapa kilometer dari rumah peternakan Mama. Beruntung Mama yang pernah bekerja sebagai suster memiliki pengetahuan dan peralatan medis yang lengkap. Mama pun segera menjahit luka di perut Jack agar tidak kehilangan lebih banyak darah. Mama dan penonton sudah bisa menerka dengan mudah kalau Matty dan Jack bukanlah orang baik-baik. Mereka memiliki rahasia yang sangat mereka jaga. Namun Matty dan Jack tidak pernah menyangka kalau Ma juga memiliki rahasianya sendiri yang jauh lebih gelap.
Skenario yang ditulis oleh penulis pemula Neil Linpow cukup mengesankan, terlebih lagi Little Bone Lodge adalah usaha penulisan skenario pertamanya. Diperkuat dengan pengarahan dari sutradara Matthias Hoene yang terbukti sanggup menciptakan sekaligus mempertahankan ketegangan secara konstan, menjadikan Litte Bone Lodge sebagai tontonan yang cukup intens. Saya suka dengan bagaimana film ini memulai ketegangannya cukup awal. Sejak menit-menit pertama pula kita sudah bisa melihat bahwa Mama bukanlah karakter yang lemah dan tak berdaya. Little Bone Lodge sepertinya memang tidak berusaha membuat karakter Mama sebagai sebuah twist seperti pada umumnya dalam film sejenis. Sejak Mama menjahit luka Jack, kita sudah bisa merasakan ada sesuatu yang tersembunyi dalam diri Mama lewat sorot mata dan ketenangannya. Jadi, sejak awal juga mungkin kita sudah bisa menduga bahwa Matty bisa jadi salah memilih tempat berlindung. Namun pertanyaannya, segelap apakah rahasia yang disembunyikan Mama, dan akan seperti apa akhir dari kisah ini? Dengan diperlihatkannya karakter Mama yang sedikit mencurigakan sejak awal, bukan berarti Little Bone Lodge kemudian kehilangan kejutannya, karena film ini masih menyimpan beberapa pengungkapan penuh ketegangan sambil mengupas backstory setiap karakternya secara bertahap hingga semuanya terangkai cukup jelas.
Saya pikir kekuatan lain dari Little Bone Lodge juga ada pada kinerja semua aktor yang terlibat dalam film sederhana ini. Aktris Joely Richardson yang berperan sebagai Mama mungkin adalah yang terbaik dari semua cast-nya. Ia mampu menggambarkan sosok seorang ibu yang sangat keibuan, penuh kasih sayang dan kesabaran. Mama juga mampu menenangkan, bahkan memanipulasi dengan mudah lewat aura keibuannya yang kuat. Namun ia juga bisa menjadi tangguh dan keras ketika harus melindungi keluarganya. Para pemeran pendukung lainnya pun bermain cukup bagus. Neil Linpow yang berperan sebagai Jack dan Harry Cadby sebagai Matty, mampu menggambarkan chemistry kakak-beradik yang memiliki kepribadian sangat berbeda, lengkap dengan dinamika antara keduanya yang kompleks dan terkadang juga intens.
Sayangnya adegan penutup film ini terasa sangat dipaksakan dan tidak logis. Saya paham, mungkin tujuan adegan penutup ini adalah untuk mempersiapkan potensi sekuel. Tapi saat melihat adegan penutupnya, saya tidak bisa mencegah diri saya untuk berpikir berapa banyak isi tabungan Mama dan dari mana ia mendapatkannya. Mungkin kita memang perlu membuang semua logika dari kepala kita untuk bisa menikmati Little Bone Lodge, karena memang ada beberapa bagian di dalam plotnya yang juga tidak masuk akal. Namun semua kekurangan dalam plotnya ini sangat bisa dimaafkan karena arahan, akting, sinematografi, score, set lokasi tunggal yang sederhana dan terbatas, hingga special effect Little Bone Lodge dikerjakan dengan sangat baik dan serius. Saya pikir sutradara Matthias Hoene berhasil membuktikan bahwa ia mampu mendorong produksi yang maksimal dan menghasilkan film thriller yang solid meskipun memiliki anggaran yang terbatas. Secara keseluruhan, saya cukup puas dengan Little Bone Lodge. Saya pikir film ini sangat cocok untuk ditonton oleh para penggemar thriller misteri dengan sedikit sentuhan horror.