fbpx

MOVIE REVIEW: HALLOWEEN III: SEASON OF THE WITCH (1982)

HALLOWEEN III: SEASON OF THE WITCH
Sutradara: Tommy Lee Wallace
USA (1982)

Review oleh Tremor

Saat pertama kali dirilis, banyak penggemar dua film pertama Halloween yang merasa kecewa dan menganggap instalasi ketiga dari franchise Halloween ini sebagai sebuah kesalahan besar. Faktor utama yang membuat Halloween III: Season of the Witch kurang diapresiasi pada masanya adalah karena film ini tidak berkaitan dengan sosok Michael Myers dan Laurie Strode sama sekali. Padahal Michael Myers memang sudah dianggap mati dalam Halloween II (1981), dan produser sekaligus kreator original seri Halloween (termasuk kreator Michael Myers) John Carpenter + Debra Hill sama sekali tidak berminat untuk membuat sekuelnya lagi. Kisah Myers sudah dianggap tamat. Carpenter dan Hill sendiri justru memiliki konsep yang lebih cemerlang: menjadikan seri Halloween sebagai sebuah franchise antologi film tahunan. Artinya, setiap film Halloween akan memiliki kisah baru yang berdiri sendiri, dirilis pada bulan Oktober setiap tahun dengan tema perayaan Halloween sebagai latar belakangnya. Menurut saya pribadi, ide ini sangat fun, menarik dan brilian, karena tentu akan ada banyak sekali ide dan tema yang bisa diolah dari tema perayaan Halloween, dengan pilihan sub-genre yang tak terbatas. Misalnya, Season of the Witch yang bergenre horror sci-fi supranatural ini. Sayangnya, para penggemar horror yang pada masa itu memang sedang tergila-gila dengan trend genre slasher yang dipopulerkan oleh Halloween 1978, memberi respon negatif pada film Halloween ketiga ini. Bahkan banyak penggemar hardline Michael Myers menganggap kalau Season of the Witch bukan bagian dari franchise Halloween. Semua feedback negatif ini pada akhirnya menghancurkan mimpi John Carpenter dan Debra Hill untuk membuat apa yang sebenarnya mereka inginkan. Setelah film ketiga ini dianggap gagal, studio pemegang franchise Halloween pun memutuskan untuk membangkitkan kembali Michael Myers pada Halloween 4: The Return of Michael Myers (1988) tanpa melibatkan Carpenter dan Hill sama sekali. Bagi para penonton pada masa itu, seri Halloween sudah terlanjur diasosiasikan dengan sosok Michael Myers, dan mereka hanya menginginkan Myers. Meskipun saya sangat menyukai karakter Michael Myers, tapi jujur saya lebih tertarik dengan ide Carpenter dan Hill tentang franchise antologi tahunan Halloween. Kini, mau tidak mau kita harus melihat Michael Myers terus menerus bangkit dan membunuhi setiap anak muda dalam setiap kesempatan film Halloween hingga hari ini, dan tentu saja franchise seperti ini akan mencapai titik jenuhnya sendiri. Pengejaran demi pengejaran, pengintaian demi pengintaian, penusukan demi penusukan yang sama demi menjaga franchise. Lalu, apakah Halloween III adalah film terburuk dalam franchise Halloween? Tentu saja bukan.

Halloween III: Season of the Witch merupakan debut dari sutradara / penulis Tommy Lee Wallace. Meskipun John Carpenter tidak menyutradarai film ini, tapi para penggemar Carpenter bisa dengan mudah merasakan betapa kuat pengaruh Carpenter di sini, dan itu adalah hal yang menyenangkan. Faktanya, peran John Carpenter memang sangat besar dalam Season of the Witch, dari mulai menjadi produser, membuat arasemen scoring, hingga melakukan penulisan ulang naskah.

Menjelang perayaan Halloween 1982, ada gelombang trend baru di kalangan anak kecil di seluruh dunia: topeng halloween buatan perusahaan mainan Silver Shamrock. Iklan topeng-topeng Silver Shamrock yang sangat gencar ditayangkan di TV membuat semua anak ingin memiliki topeng-topeng tersebut. Ada tiga jenis topeng unik yang diproduksi oleh Silver Shamrock, yaitu topeng Jack-O-Lantern, tengkorak, dan nenek sihir. Satu minggu sebelum malam Halloween, seorang pemilik toko perlengkapan halloween bernama Harry Grimbridge berlarian panik setengah sekarat ke sebuah pom bensin di tengah malam. Di sana ia pingsan sambil menggenggam sebuah topeng Jack-o-Lantern buatan Silver Shamrock di tangannya. Penjaga pom bensin yang sedang menonton berita di TV mengenai misteri hilangnya satu batu gigantik di Stonehenge, segera membawanya ke UGD rumah sakit terdekat dan Harry pun mendapat perawatan di sana. Malam itu juga, seseorang yang misterius datang menyelinap dan membunuh Harry dengan sangat sadis. Aksi tersebut dipergoki oleh seorang perawat yang kemudian berteriak ketakutan. Pria misterius ini melarikan diri ke pelataran parkir, masuk ke sebuah mobil dan membakar dirinya sendiri. Kejadian tersebut meninggalkan tanda tanya besar pada polisi dan dokter. Siapa pria misterius tersebut dan mengapa ia membunuh Harry?

Anak perempuan Harry yang bernama Ellie merasa sangat penasaran tentang mengapa ayahnya dibunuh dengan kejam. Gadis tersebut akhirnya mendatangi dokter Challis, dokter yang menangani Harry sebelum kematiannya. Ellie bertanya apakah ayahnya sempat mengatakan sesuatu pada malam ia dibawa ke UGD. Sama seperti Ellie, Dr. Challis juga ikut penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya mereka berdua bermain detektif dan melakukan investigasinya sendiri. Lewat catatan bisnis ayahnya yang sangat rapih, Ellie menemukan fakta bahwa jadwal ayahnya sebelum meninggal adalah mengunjungi pabrik topeng Silver Shamrock yang berlokasi di kota kecil dekat situ, Santa Mira. Hal tersebut sangat masuk akal bagi Ellie, karena ayahnya memang mendistribusikan topeng-topeng Silver Shamrock di tokonya yang sederhana. Ellie dan Dr. Challis pun pergi ke Santa Mira untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan ayah Ellie di sana. Setibanya di Santa Mira, mereka menemukan bahwa kota kecil yang janggal ini dikuasai oleh seorang pengusaha tua asal Irlandia pemilik Silver Shamrock. Namanya adalah Conal Cochran, dan semua penduduk Santa Mira tampaknya sangat menghormatinya. Silver Shamrock sangat berkuasa di Santa Mira. Kamera pengintai ada dimana-mana, dan semua kamera itu terhubung ke ruang kendali di pabrik Silver Shamrock. Tak hanya itu, Silver Shamrock juga menerapkan jam malam pada penduduk Santa Mira. Ellie dan Challis pun menyamar sebagai pasangan suami istri dan menginap di hotel setempat.

Kebetulan pabrik Silver Shamrock memang terbuka untuk dikunjungi. Mereka juga menyediakan tour berkeliling pabrik bagi para wisatawan dan kolega bisnis Silver Shamrock. Satu hari menjelang Halloween, dokter Challis dan Ellie yang menyamar sebagai turis mendatangi pabrik Silver Shamrock, dan bertemu dengan Conal Cochran yang mengantar mereka serta tamu -tamu lain untuk berkeliling pabrik sambil melihat langsung seluruh proses pembuatan topeng, kecuali proses terakhir yang Conal Cochran sebut “rahasia perusahaan”.  Saat itulah Ellie melihat mobil milik ayahnya terparkir dalam salah satu garasi pabrik yang dijaga ketat oleh para pria misterius yang mengingatkan Dr. Challis dengan sosok yang membunuh ayah Ellie. Dr. Challis dan Ellie mulai merasa tak nyaman dan berencana untuk pergi meninggalkan Santa Mira pada malam hari. Setelah berusaha mencari telepon umum dan gagal menelpon polisi, Challis menemukan bahwa Ellie sudah tidak ada di kamarnya. Dr. Challis yakin kalau Ellie diculik dan dibawa ke pabrik, karena tak lama kemudian para anak buah Cochran mengepungnya di hotel. Namun Dr. Challis berhasil menyelamatkan diri. Ia segera pergi ke pabrik Silver Shamrock, menyelinap masuk dan pada akhirnya menyaksikan sendiri rencana gelap dan sangat jahat yang sudah disiapkan Silver Shamrock untuk semua anak kecil di seluruh dunia pada malam Halloween.

Di luar anggapan bahwa film ini mengecewakan hanya karena tidak ada Michael Myers di dalamnya, saya pribadi justru sangat terhibur dengan Season of the Witch. Kalau saja film ini tidak dibayang-bayangi ekspektasi penonton pada sosok Michael Myers, dan mimpi Carpenter tentang antologi horror Halloween-nya berhasil, saya yakin akan ada lebih banyak orang yang mengapresiasi Season of the Witch. Apalagi ide ceritanya cukup original, absurd, unik dan sangat gelap, yaitu tentang tradisi purba malam samhain penyihir yang diterapkan pada jaman modern dengan bantuan teknologi yang canggih pada masanya. Apa yang sangat saya suka dari film ini adalah ending-nya yang begitu gelap dan suram, dan menurut saya ini merupakan jenis ending sempurna untuk sebuah film horror. Film ini juga memiliki beberapa adegan kematian yang pantas untuk ditonton ulang beberapa kali. Ada satu hal lagi yang begitu membekas dari Season of the Witch, yaitu lagu iklan TV Silver Shamrock yang sering sekali ditayangkan di sepanjang film ini. Lagu ini menggunakan nada yang sama dengan “London Bridge is Falling Down”, dengan lirik yang diubah. Siapapun yang pernah menonton Season of the Witch tidak mungkin bisa melupakan lagu ini dan pastinya sempat ikut bernyanyi setidaknya satu kali di sepanjang film.

Meskipun banyak detail dalam kisah Season of the Witch yang tidak logis, tapi Halloween III dibuat dengan spirit perayaan hari Halloween yang sangat kuat. Kunci agar bisa menikmati film semacam ini adalah dengan cara membuang jauh-jauh semua logika dan nikmati saja filmnya. Jadi, mungkin penonton tidak perlu terlalu serius, apalagi berharap penjelasan logis dari ide ceritanya, misalnya memikirkan tentang bagaimana cara kerja topeng buatan Silver Shamrock. Keanehan mekanisme topeng dalam film ini sama validnya dengan keanehan Michael Myers yang selalu kembali hidup setelah ditembak, digantung, dibakar, bahkan ditebas sejak Halloween 4 hingga sekarang. Season of the Witch memang bukan film yang sempurna, namun film ini sama sekali tidak jelek. Ketidakberuntungan terbesar film ini hanya ada pada ekspektasi para penonton horror di tahun 1982 yang menyalahpahami visi Carpenter / Hill terhadap franchise Halloween.

Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com