fbpx

MOVIE REVIEW: DARK SKIES (2013)

DARK SKIES
Sutradara: Eli Craig

USA (2013)

Review oleh Tremor

Dark Skies adalah sebuah film horror sci-fi yang ditulis sekaligus disutradarai oleh Scott Stewart, yang dengan cerdik berhasil membungkus kisah alien encounter dengan pendekatan horror supranatural modern. Hal tersebut tidaklah mengherankan karena dalam posternya saja sudah terpampang dengan jelas kalau Dark Skies dibuat oleh producer yang sebelumnya pernah menghasilkan Paranormal Activity dan Insidious, yaitu Jason Blum, founder sekaligus CEO dari Blumhouse Productions. Bagi mereka yang sering menonton film-film horor modern tentu sudah tidak asing dengan nama rumah produksi tersebut karena banyak film horror sukses lahir di sana.

Film ini memperkenalkan kita kepada keluarga Barrett, stereotip keluarga Amerika yang tinggal di lingkungan suburban. Sang ayah, Daniel, belum juga mendapatkan pekerjaan tetap sementara sang ibu, Lacy, untuk sementara waktu menjadi tulang punggung keluarga bekerja sebagai sales rumah. Daniel dan Lacy memiliki dua anak laki-laki, yaitu Jesse yang sedang beranjak remaja, dan Sam yang masih balita.

Suatu hari kehidupan mereka mulai diganggu oleh kekuatan supranatural yang janggal. Lacy terbangun di tengah malam dan mendapati isi lemari esnya diporakporandakan oleh seseorang. Pada malam lain ia melihat barang-barang di dapur sudah menumpuk dengan rapi secara geometris. Merekapun menelpon polisi, tetapi polisi berpikir bahwa mungkin salah satu anak laki-laki Barrett hanya melakukan prank belaka. Danielpun akhirnya mengaktifkan alarm di rumah mereka. Suatu malam, alarm rumah berbunyi tanpa ada satu pintupun yang dibuka. Semua gangguan ini tidak seberapa dibandingkan yang terjadi berikutnya. Suatu hari 3 kawanan burung migrasi yang berbeda beterbangan menuju rumah mereka, dan kesemuanya mati menabrakan diri dengan kecepatan tinggi. Tak hanya itu, setiap anggota keluarga Barret secara bergantian mulai berperilaku seperti kesurupan, mendapati memar-memar dan luka pada tubuh mereka, mimisan, tidur berjalan, bahkan Lacy sempat kehilangan beberapa jam dalam harinya. Yang paling mengganggu Lacy adalah pada saat ia memergoki Sam sedang berbicara sendiri dalam kamarnya. Lacy masuk ke kamar Sam dan melihat sosok gelap dan tinggi berdiri di atas kasur Sam. Saat itu pula ia menyalakan lampu kamar dan sosok tersebut (sekaligus Sam) hilang. Panik dan histeris, mereka mendapati Sam sedang berjalan di halaman rumah, sementara semua pintu rumah terkunci rapat dari dalam.

Setelah banyak sekali gangguan terjadi di rumahnya, Daniel akhirnya berinisiatif memasang CCTV di beberapa pojok dalam rumah untuk menyelidiki apa yang mengganggu mereka. Tapi hal ini tidak menjawab semua kejanggalan dan pertanyaan, melainkan sebaliknya: menambah lebih banyak pertanyaan bagi keluarga Barrett yang frustasi dan kebingungan. Lacy sendiri menyadari kalau tidak ada yang bisa menolong mereka untuk menjawab semua misteri ini. Apalagi saat lingkungan dan teman-teman keluarga Barrett mulai mencurigai kalau Lacy dan Daniel melakukan kekerasan pada kedua anak mereka, karena terdapat banyak luka lebam pada tubuh Sam. Layaknya kebanyakan orang tua, Lacy mulai melakukan riset lewat internet (yang kemudian disindir dengan baik oleh suaminya) dan menemukan sedikit titik terang lewat berbagai website pseudoscience. Ia mulai mengumpulkan testimoni-testimoni dari banyak orang yang mengaku didatangi alien. Anehnya, apa yang mereka alami sama persis dengan yang keluarga Barrett alami sekarang. Lacy semakin dalam mempelajari halaman-halaman internet yang berhubungan dengan kedatangan alien, penculikan oleh alien, lebih banyak testimoni, hingga artikel-artikel teori konspirasi. Tentu saja Daniel menganggap ini semua adalah ide gila. Tapi tidak butuh waktu lama hingga akhirnya Daniel dengan berat mengakui kalau apa yang Lacy adalah benar. Tanpa adanya bantuan dan dukungan dari siapapun, mereka harus melakukan segala cara untuk melindungi keluarga kecil mereka dari para alien yang rupanya berniat untuk menculik salah satu anak keluarga Barrett.

Pada kenyataannya, Dark Skies memang tidak menghadirkan apapun yang original dalam sisi sci-fi maupun thriller dan horror-nya. Bahkan gambaran keluarga Barrett beserta kesulitan hidupnya pun sangat stereotipikal keluarga Amerika dalam film. Saat Daniel dan Lacy mencari pertolongan ke seorang “pakar” pun, itu merupakan formula klasik dari film-film horror supranatural (dimana biasanya pakarnya adalah cenayang). Belum lagi penampakan sekelibat di kamar Sam, visual Lacy sedang membentur-benturkan kepalanya sendiri ke kaca jendela, hingga gangguan pada kamera CCTV. Semua itu adalah momen klise horror modern yang sudah pernah kita lihat ratusan kali sebelumnya. Dark Skies juga bukanlah tipe film alien invasion yang dipenuhi dengan monster dan action. Jadi kalau kalian mengharapkan pengalaman visual sci-fi yang spektakuler, bentuk alien yang tidak biasa, tembakan-tembakan laser, ataupun piring terbang, kalian tidak akan mendapatkan semua itu di sini. Namun sejujurnya, memang tidak adanya action dan penampakan jelas alien adalah apa yang saya harapkan dari sebuah film semacam Dark Skies. Bagaimana sekumpulan manusia biasa tidak berdaya menghadapi para alien misterius yang berteknologi jauh lebih canggih, dan merespon situasi ini secara manusiawi serta realistis: kebingungan dan ketakutan. Sejauh saya pernah menonton film-film dengan tema serupa, saya rasa Dark Skies adalah salah satu yang lumayan menonjol dan efektif dalam menghantarkan atmosfer dan bercerita, walaupun masih menggunakan formula klise ala film horror modern. Hasilnya adalah bagai sebuah mash-up genre antara sci-fi horror dengan supranatural horror yang membuat film ini cukup menarik karena jarang ada yang menggabungkan kedua genre tersebut. Rasanya seperti menonton film Poltergeist yang digabung dengan The X-Files.

Saya juga suka bagaimana Dark Skies lebih memprioritaskan cerita, suasana, serta pendalaman karakter dan tidak terburu-buru untuk memperlihatkan monsternya. Film ini meluangkan banyak waktu untuk memperkenalkan subjek secara perlahan dan bertahap, sambil menghadirkan banyak detail dan petunjuk di sana sini. Walaupun kita tahu ada sesuatu yang tidak beres dalam rumah mereka, tetapi film ini tidak tergesa-gesa membombardir kita dengan visual-visual menyeramkan. Ini bisa membuat penonton semakin tertarik dan penasaran. Namun bagi mereka yang menyukai film-film yang penuh action dan ber-pace cepat, Dark Skies bisa dibilang agak lambat. Para alien klasik (spesies Grey alien) dalam film ini juga baru diperlihatkan pada babak terakhir, itupun dalam bentuk bayangan sureal yang menurut saya cukup masuk akal kalau alien itu memang ada, dan kalau memang benar mereka datang dari dimensi yang berbeda dengan kita. Sayang sekali para alien ini adalah CGI, yang menurut saya bisa saja dibuat dengan jauh lebih baik. Jujur, alasan utama saya menonton Dark Skies bukanlah karena ada gimmick “from the producer of…” pada posternya, melainkan karena saya dibesarkan oleh Mulder dan Scully lewat serial TV the X-Files. Maka sebuah film horror yang berhubungan dengan extraterrestial entity klasik dan alien abduction sudah tentu wajib ditonton. Film ini memang bukan film sempurna, tetapi juga bukan film yang buruk. Saya pribadi sangat menikmati film ini. Kalau kalian menyukai kisah-kisah penculikan alien yang sederhana, Dark Skies adalah pilihan yang tepat.

Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com