fbpx

MOVIE REVIEW: BITE (2015)

BITE
Sutradara: Chad Archibald
Kanada (2015)

Review oleh Tremor

Bite adalah sebuah film body-horror indie karya sutradara Kanada Chad Archibald. Hal pertama yang dulu sekali saya dengar tentang film ini adalah rumor seputar insiden yang terjadi pada pemutaran perdananya di Fantasia Fest 2015. Dilaporkan bahwa ada dua orang penonton pingsan, satu orang muntah, dan satu orang penonton lainnya harus dilarikan ke rumah sakit karena terjatuh setelah mencoba pergi di tengah film. Di luar benar atau tidaknya, rumor tersebut jelas menjadi promosi gratis terbaik untuk sebuah film horror. Setidaknya bagi saya pribadi, tanpa adanya rumor yang banyak beredar di akun-akun horror twitter kala itu, mungkin saya tidak akan pernah mendengar tentang film ini.

Seorang gadis bernama Casey pergi berlibur ke Costa Rica bersama dua sahabatnya untuk merayakan bachelorette party karena Casey akan segera menikah. Mereka bertiga menghabiskan waktu untuk bersenang-senang di sana sebelum Casey melepas masa lajangnya, hingga suatu hari mereka menemukan sebuah kolam alami di tengah hutan yang asri. Saat sedang asik berenang, sesuatu yang Casey pikir serangga menggiggitnya di bawah air. Namun itu hanya gigitan serangga biasa, pikir Casey dan teman-temannya. Sepulang berlibur, Casey harus kembali dipusingkan dengan urusan rencana pernikahan, ditambah lagi perilaku calon ibu mertuanya yang tidak berusaha menutupi kebenciannya terhadap Casey. Sebenarnya Casey tidak pernah yakin kalau ia ingin menikah, dan kini ia semakin ragu. Apalagi tunangannya Jared yang workaholik dengan terang-terangan ingin punya anak dari Casey, sementara Casey tidak ingin punya anak. Memang ada upaya “bumbu” drama manusia dalam Bite, namun ada masalah yang lebih besar menanti Casey. Sesuatu yang jauh lebih menarik bagi penonton. Sejak pulang, Casey mulai merasa tidak enak badan dan terlihat tanda-tanda infeksi pada bekas gigitan serangga di tubuhnya. Ia kesulitan makan dan bahkan muntah saat makan malam bersama Jared. Dari sinilah tubuh Casey mulai bertransformasi secara perlahan hingga ia menjadi monster, dan menjadikan ruang apartemennya sebagai sarangnya untuk bertelur.

Pada dasarnya, Bite meminjam beberapa elemen dari The Fly (1986), film body-horror klasik buatan David Cronenberg, tanpa unsur ilmiahnya. Beberapa elemen klasik The Fly yang bisa kita lihat pada tubuh Casey di antaranya seperti kuku yang lepas satu persatu, serta rambut yang rontok parah di awal transformasi. Seperti Brundlefly dalam The Fly, mulut Casey juga memproduksi lendir yang korosif. Ia juga mendapat semacam kekuatan-kekuatan “super” yang tidak mungkin dimiliki manusia normal. Saat Casey sudah mencapai puncak transformasinya, masih ada sisi-sisi manusiawi di dalam diri Casey seperti yang terjadi juga pada Brundlefly. Dalam kasus ini, Casey masih bisa merasakan cemburu meskipun ia telah berubah menjadi monster. Tapi bukan berarti Bite menjiplak The Fly, karena film ini memiliki plot yang sama sekali berbeda.

Untuk ukuran sebuah film berbajet rendah, special effect, makeup dan desain set dalam Bite cukup mengesankan. Apalagi hampir semuanya dikerjakan secara tradisional, bukan CGI. Tim special effect film ini cukup kreatif untuk memaksimalkan keterbatasan bajet mereka. Kita mulai dari transformasi Casey. Pada tahap awal, benjolan-benjolan seperti bisul berukuran besar mulai muncul pada bekas gigitan serangga di tubuh Casey. Karena ini adalah film horror yang bertujuan mengganggu ketenangan penontonnya, maka keputusan Casey adalah menggaruk dan memencetnya. Nanah kental berwarna kuning gelap pun mengalir perlahan dari benjolan tersebut, lengkap dengan sound effect-nya. Dari mulai tahap ini, akan ada lebih banyak hal lainnya keluar dari tubuh Casey, seperti lendir yang melapisi seluruh tubuhnya, lubang-lubang pada pipinya, hingga muntahan cairan kental dari mulutnya. Selain itu ia juga mulai bertelur. Bukan satu-dua butir tapi ribuan atau mungkin jutaan telur, dengan bentuk yang mengingatkan saya pada telur siput air dan minuman boba. Telur-telur kecil yang dilapisi oleh lendir kental ini memenuhi seluruh ruangan apartemen Casey, dari mulai dinding, langit-langit, kasur, meja, hingga mengalir perlahan ke lantai. Diceritakan bahwa bau busuk pun mulai memenuhi ruangan apartemen Casey yang sudah bertransformasi menjadi semacam sarangnya untuk bertelur. Pada tahap ini, meskipun tidak semengerikan Brundlefly dari film The Fly, fisik Casey sudah sama sekali tidak manusiawi dan penuh dengan lendir. Perilaku Casey juga mulai agak aneh. Sesekali Casey menyentak-nyentakan kepala dan terdengar suara “click” di setiap sentakan. Saya tidak bisa memikirkan referensi jenis serangga apa yang berperilaku seperti ini, tapi saya yakin suara klik ini adalah dari serangga tertentu. Transformasi pada tubuh Casey bisa jadi merupakan metafora dari STD (sexually transmitted diseases atau penyakit menular seksual), metafora yang sama seperti bisa ditemui dalam film body-horror lainnya berjudul Contracted (2013). Tapi metafora atau bukan, tidaklah terlalu penting untuk ukuran film semacam ini. Yang penonton inginkan hanyalah melihat bagaimana Casey dengan tubuh barunya membantai orang-orang terdekatnya.

Bite adalah film horor indie yang bisa jadi cukup menjijikkan bagi sebagian orang, tapi mungkin bisa menyenangkan penggemar video-video pimple popper. Kita tidak akan melihat banyak darah dalam Bite, tapi ada banyak nanah, muntahan dan lendir. Saya tahu ada beberapa orang dalam pertemanan saya yang mudah merasa jijik dengan hal-hal seperti ini. Karenanya, saya tidak merasa heran kalau ada penonton yang mungkin merasa mual dan ingin muntah saat menyaksikan transformasi tubuh Casey. Tapi justru semua visual itulah yang menjadi daya tarik utama Bite yang perlu diapresiasi. Kekurangan film ini sendiri ada banyak, dari mulai plot, akting, logika, hingga dialognya. Namun semuanya agak termaafkan berkat visual yang cukup mengesankan untuk ukuran film berbajet rendah. Saya pribadi bukan jenis penonton yang berharap pengembangan karakter atau jalan cerita brilian dari film semacam ini, jadi saya cukup terhibur menonton Bite meskipun film ini membuang sebagian durasinya hanya untuk menyorot relasi Casey dengan tunangannya serta calon ibu mertuanya yang menyebalkan. Pada akhirnya Bite adalah film yang menyegarkan dan mencoba membawa subgenre body-horror kembali ke akarnya, horor murni tanpa unsur komedi. Ini film yang layak ditonton bagi mereka yang menyukai film horror menjijikkan dan tidak berharap terlalu tinggi.

Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com