fbpx

ALBUM REVIEW: WHILE HEAVEN WEPT – SUSPENDED AT APHELION

ALBUM REVIEW: WHILE HEAVEN WEPT ‘Suspended At Aphelion’

Nuclear Blast Records. October 25th, 2014

Epic doom metal/Symphonic progressive metal

WHILE HEAVEN WEPT dibentuk di Dale City, Virginia, USA tiga dekade lalu, dan sepanjang karir nya mereka telah menghasilkan lima buah studio album dan beberapa EP, Single, Kompilasi, dan live album. Sebagai pengusung sekaligus salah satu pionir aliran Epic doom metal, nama WHILE HEAVEN WEPT masih terbilang cukup underrated dan masih kalah tenar apabila dibandingkan grup doom metal veteran seangkatan asal US lainya seperti GOATSNAKE atau SLEEP, hal tersebut mungkin karena formulasi doom metal yang di bawakan WHILE HEAVEN WEPT lebih berpatokan ke style Eropa, yang lebih bombastis dan sarat influence musik klasik layaknya CANDLEMASS. Namun meski masih tergolong underrated, grup yang di formasikan oleh Tom Phillips ini, punya pengaruh sangat besar bagi band-band doom metal masa kini mulai dari KHEMMIS, PALLBEARER, SPIRIT ADRIFT, hingga ATLANTEAN KODEX dan CRYPT SERMON. Album ‘Sorrow of the Angels’ (1998) dan ‘Of Empires Forlorn’ (2003) pun sering nongol dalam daftar album metal terbaik sepanjang masa. Pada tahun 2009 WHILE HEAVEN WEPT akhirnya melepaskan breakthrough mereka yaitu ‘Vast Oceans Lachrymose’ bersama vokalis baru saat itu Rain Irving, album tersebut punya komposisi doom metal yang cenderung progresif dan turut menggabungkan berbagai sub-genre heavy metal lain. ‘Vast Oceans Lachrymose’ juga berhasil membawa WHILE HEAVEN WEPT menandatangani kontrak dengan records label metal terbesar di dunia Nuclear Blast Records, setelah berpuluh-puluh tahun bergeriliya lewat label-label kecil.

Dalam album kelima yang bertajuk ‘Suspended At Aphelion’, Tom Phillips, Rain Irving, Jim Hunter dkk melanjutkan evolusi musik mereka yang telah dimulai semenjak akhir dekade 2000’an. Apabila dalam ‘Fear of Infinity’, mereka sepertinya masih mencoba ide-ide baru, dalam album ini WHILE HEAVE WEPT sudah semakin mantap memadukan doom metal dan progressive metal, symphonic metal, dan power metai. Meskipun begitu nuansa epik dan choral album-album sebelumnya masih terasa sangat kental dalam ‘Suspended At Aphelion’, walau elemen doom metal dalam album ini sudah tak terlalu dominan seperti dulu, agak tertutup aransemen yang semakin rumit dan kompleks, apalagi proses rekaman album ini juga dibantu oleh dua eks personil band progressive metal legendaris FATES WARNING, yaitu drummer Mark Zonder dan gitaris Victor Arduni, jadi jangan kaget kalau lagu-lagu dalam ‘Suspended At Aphelion’ banyak terdengar lebih mirip dengan DREAM THEATER era ‘Images and Words’ dan FATES WARNING (khusus nya periode ‘No Exit’ keatas) daripada SOLITUDE AETERNUS dan SOLSTICE. Konsep album ini juga bisa dibilang sangat ambisius, karena ‘Suspended At Aphelion’ sendiri sebenarnya merupakan sebuah lagu berdurasi hampir 40 menit, yang di pecah kedalam sebelas movement, dijamin  ketika mendengarkan album ini para prog enthusiast bakal banyak tercengang dengan perpaduan sub-genre yang WHILE HEAVEN WEPT sajikan dan tulis disini.

Seperti “Icarus and I” yang banyak disusupi tremollo riffing hingga harsh vocal dan struktur lagu model BORKNAGAR dan VINTERSORG, kemudian ada sebuah intermisi instrumental “Indifference Turned Paralysis” yang lumayan nge-thrash. Namun momen-momen terbaik ‘Suspended At Aphelion’ tersimpan dalam empat belas menit terakhir, yang terbagi dalam lima pergerakan apik penuh aransemen bernuansa baroque dan klasikal megah (lengkap dengan permainan keyboard ala Jon Lord). Kulitas rekaman dan produksi ‘Suspended At Aphelion’ juga lebih baik dan dinamis kalau dibandingkan dengan ‘Fear of Infinity’ yang rada brickwalled/overcompressed sekaligus terdengar kurang lebar, dan terkesan dikerjakan agak terburu-buru. Tim produksi ‘Of Emptiness Forlorn’, kembali di rekrut oleh Tom Phillips untuk menyempurnakan proyek ambisius ini. Sayangnya meskipun ‘Suspended At Aphelion’ merupakan salah satu album terbaik tahun 2014, nasib WHILE HEAVEN WEPT sepertinya kembali kurang mujur, performa penjualnya sepertinya masih dibawah target, dan akhirnya setelah tur kelar, grup ini memutuskan untuk membubarkan diri, walau akhirnya setelah dibujuk mereka mau reuni dalam ajang ProgPower USA 2019 untuk merakayakan ulang tahun ke-30 WHILE HEAVEN WEPT, Semoga saja reuni tersebut bakal berlanjut dengan rekaman, karena rada penasaran aja bakal jadi seperti apa album follow-up ‘Suspended At Apehlion’ nantinya, apakah bakal semakin nge-prog atau malah balik ke akar doom metal lagi. (Peanhead)

9.0 out of 10