fbpx

ALBUM REVIEW: VENOM PRISON – EREBOS

VENOM PRISON ‘Erebos’ ALBUM REVIEW

Century Media Records. February 4th, 2022

Melodic death metal

Tahun 2019 lalu VENOM PRISON memuntahkan full-length kedua bertajuk ‘Samsara’, album tersebut berhasil mendongkrak popularitas grup asal South Wales, UK ini, mereka pun langsung digadang-gadang oleh berbagai media mainstream, sebagai salah band death metal muda paling berbahaya, selain aksi panggung yang sangat beringas, VENOM PRISON juga termasuk sangat produktif, pasalnya meskipun baru dibentuk pada tahun 2014 silam, mereka sudah melepaskan empat buah album penuh, dengan yang paling baru, ‘Erebos’, baru saja dirilis beberapa bulan lalu, lewat salah satu label musik ektrim terbesar saat ini, Century Media Records. Sebenarnya konsep death metal yang dileburkan dengan hardcore/metalcore bukanlah sesuatu hal yang baru, apalagi di daratan eropa dan britania raya, karena VENOM PRISON sendiri banyak dipengaruhi grup macam HEAVEN SHALL BURN, NAERA, sampe H8000 movement, namun quintet ini mampu meracik komposisi yang jauh lebih brutal sekaligus chaotic dari para senior mereka, jadinya lebih berasa death metal­-nya daripada metalcore, selain itu fusi death metal + hardcore yg dibawakan mereka sekarang juga lumayan fresh, karena menjadi alternatif aliran deathcore yang memang lagi menjamur sekarang.

Sebelum merilis ‘Erebos’, VENOM PRISON terlebih dahulu merilis ‘Primeval’, yang berisikan versi rekaman ulang materi dari mini-album/EP ‘Defy The Tyrant’ dan ‘The Primal Chaos’ plus dua buah lagu baru, jadi banyak yang gak nyangka kalau album keempat grup ini malah bergeser haluan-nya ke teritorial melodic death metal, yang jelas-jelas terinspirasi sound klasik dari CARCASS dan AT THE GATES. “Judges of the Underworld” memang masih memboyong tingkat kegarangan dari ‘Samsara’, namun trek tersebut sudah banyak disisipi elemen melodic death metal hingga juga clean vocal, sayangnya lagu berikutnya “Nemesis” terdengar terlalu bland, tak mampu mempertahankan intensitas dari lagu sebelumnya, selanjutnya “Comfort of Complicity” memiliki aransemen yang berasa banget kayak throwback ke era 2000’an, zaman dimana melodeath/metalcore ‘Slaughter At The Soul’-core, masih sangat merajarela, tapi VENOM PRISON memberikan sedikit twist pada bagian akhir lagu, karena pada bagian tersebut melodi lead nya malah terdengar seperti lagu AOR. “Pain of Oizys” menjadi track yang paling berani dari album ini, meskipun dinamika-nya oke, namun penempatanya pada tracklist kurang masuk akal, lebih cocok ditaruh jadi penultimate track album.

Setelah 3 lagu yang kurang greget, untungnya VENOM PRISON ngamuk kembali dalam lima lagu sisa dalam ‘Erebos’, yaitu “Golden Apples of the Hesperides”, “Castigated in Steel and Concrete”, dan “Gorgon Sisters”, Band ini berhasil meramu racun melodic death metal yang gak terlalu melodic dan yang paling penting tetap brutal as fukk, unsur hardcore yang masih berseliweran juga porsinya pas, namun ketiga lagu tersebut belum bisa mengalahkan breakdown pada part akhir “Judges of the Underworld”, dua track sisa “Veil of Night” dan “Technologies of Death” punya nuansa yang sedikit lebih mewah dari biasanya, tetapi dua lagu tersebut daya gedor nya rada kurang dan gak memorable. Meskipun saya rasa banyak yang bakal kecewa karena sekarang VENOM PRISON malah mengusung konsep melodic death metal pas udah masuk major label, namun saya rasa transformasi mereka masih wajar, karena meskipun sekarang maenin melodeath, ‘Erebos’ masih nampol dan jauh dari kata lembek, yang penting dikemudian hari gak jadi gak berubah jadi kayak CALIBAN/ARCH ENEMY 2.0 aja, yang makin kesini semakin generik dan gak nendang lagi. Dibandingkan ‘Samsara’ yang brickwalled parah, hasil kerjaan Scott Atkins dalam ‘Erebos’ lebih nyaman dikuping, separasi antar instrumen-nya jelas, dan yang paling penting gak terlalu bising, hal tersebut membuat ‘Erebos’ tidak bikin sakit kuping saat disetel kenceng-kenceng. (Peanhead)

8.0 out of 10