SYLVAINE ‘Nova’ ALBUM REVIEW
Season of Mist. March 4th, 2022
Atmospheric rock/metal
Setelah empat tahun lamanya, multi-instrumentalist kelahiran Norwegia, Kathrine Shepard, akhirnya merilis album terbaru dari solo-project nya, SYLVAINE, sebelumnya ia telah mengantongi tiga buah album penuh, Silent Chamber, Noisy Heart (2014), yang dicetak secara self-released (dan sempat dibuat versi lokal oleh Harsh Production), berserta dua buah LP dibawah naungan Season of Mist, yaitu ‘Wistful’ (2016) dan ‘Atoms Aligned, Coming Undone’ (2018), plus sebuah split bertajuk ‘Time Without End’ (2020) bareng UNREQVITED, band post-black metal yang lagi naek daun saat ini. Musik yang dibawakan oleh SYLVAINE sampai saat ini pun masih belum melenceng dari sound yang diperkenalkan semenjak Demo CD-r 4 lagu dulu, yang merupakan amalgamasi antara ethereal pop, shoegaze, post-rock, dan ditambah sedikit bumbu black metal/blackgaze, terinspirasi band-band dari skena Eropa macam LEST DISCRETS, LANTLOS, HERETOIR dan tentunya ALCEST. Tak seperti dua rilisan kemarenan yang turut dibantu oleh Stephen Shepard dan juga Stéphane Paut aka Neige, dalam album terbarunya yang berjudul ‘Nova’, Kathrine Shepard dibantu oleh drummer baru, Dorian Mansiaux.
Materi-materi terbaru dari SYLVAINE masih tetap terdengar rada mirip-mirip ALCEST (khususnya album ‘Kodama’), apalagi pas bagian black metal-nya mulai masuk, Namun dalam ‘Nova’ komposisi keseluruhannya terdengar lebih easy listening dari ‘Atoms Aligned, Coming Undone’, elemen blackened dalam album ini hanya terpusat dalam trek “Mono No Aware”, dan sisanya berceceran alakadarnya di lagu “I Close My Eyes So I Can See” dan “Fortapt”, hal tersebut jelas membuat rilisan SYLVAINE kali ini secara overall, terdengar seperti sebuah album shoegaze/post-rock yang agak sedikit gelap aja, apalagi pembuka yang merupakan nomor a cappella vokal dan juga penutup “Everything Must Come To An End”, adalah lagu dream pop tokk, yang saya rasa pas masuk satu playlist Spotify bareng COCTEAU TWINS, SIGUR ROS, dan BLONDE REDHEAD, walau jelas masih kalah heavy dari album pendahulunya, namun saya justru lebih gampang mencerna dan ngangkep lagu-lagu dari ‘Nova’, karena materi terbaru SYLVAINE disini luar biasa memorable (tak seperti tiga LP lalu yang agak lewat begitu saja), ditambah lagi ‘Nova’ terdengar kohesif, untuk mendapatkan full experience nya kudu didengarkan secara utuh, apalagi permainan Dorian Mansiaux, terdengar cukup fluid alias gak kaku.
Sama seperti dua predecessor nya, kibordis ANOREXIA NERVOSA, Benoît Roux, masih memegang kendali mixing desk album ini, sedangkan proses mastering sudah di transfer dari Jack Shirley ke Daniel Lidén, yang mampu membuat ‘Nova’ jadi terdengar lebih hangat dari sebelumnya, hal tersebut mungkin menjadi salah satu faktor mengapa album ini gampang masuk ketelinga saya, beda kayak dua rilisan lalu, yang IMO kelewat dingin untuk materi kayak begono. Agak disayangkan saja ‘Nova’ memang terlalu pendek durasinya, dan entah kenapa “Dissolution” malah dijadikan bonus trek digital, padahal dari segi kualitas gak jomplang-jomplang amat, dan kalau ditotal dengan bonus nya, total durasi 50 menit pun belum kesampean, selain itu meskipun udah mau mencoba keluar dari influence utamanya, album penuh keempat dari SYLVAINE ini, masih banyak momen-momen yang tentunya mungkin bikin déjà vu sama ALCEST, untungnya Kathrine Shepard punya timbre vokal yang khas (alhasil gak saru-saru amet), yang tentunya jadi pembeda proyekan ini dengan grup sealiran yang muncul barengan pada pertengahan 2010’an, setidaknya dengan LP nomor empatnya SYLVAINE udah memberikan bukti konsistensinya, gak sekedar nimbrung tren yang lagi rame terus ganti haluan pas pasar udah bergeser, bagi mereka yang memang nyari rilisan atmospheric rock/metal, ‘Nova’ bisa jadi pilihan tepat, setidaknya sambil nunggu nama-nama besar rilis album baru. (Peanhead)
7.0 out of 10