ME AND THAT MAN ‘New Man, New Songs, Same Shit, Vol. 1’ Album Review
Napalm Records. March 27th, 2020
Blues rock/Country/Rock
Semenjak berhasil mengalahkan penyakit leukemia yang di deritanya, Adam Darski aka Nergal yang dikenal sebagai pentolan grup asal Polandia BEHEMOTH (dan kini selebram slash Influencer), tak ada hentinya menghasilkan gebrakan baru, bersama Orion dan Inferno, ia berhasil menciptakan ‘The Satanist’ (2014) salah satu album extreme metal terbaik sepanjang masa, yang dipadukan dengan konsep visual mewah layaknya box-office Hollywood. Album tersebut dan lanjutan-nya ‘I Loved You at Your Darkest’ mampu crossover ke ranah arus utama, bahkan ‘The Satanist’ mampu mencapai posisi #34 dalam chart US Billboard 200, sebuah pencapaian luar biasa untuk sebuah band yang mengusung blackened death metal. Namun Nergal tak hanya membuat headline bersama BEHEMOTH saja, dia sempat jadi juri dalam acara pencarian bakat The Voice of Poland, mencoba merambah bisnis franchise barbershop, membuka klub malam, hingga menerbitkan sebuah buku memoir top seller ‘Confessions Of A Heretic: The Sacred And The Profane’. Nergal lalu berkolaborasi bersama musisi pop/rock senior John Porter dalam sebuah proyek musikal ME AND THAT MAN, dimana keduanya membawakan musik yang sangat jauh dari akar extreme metal BEHEMOTH, project tersebut bisa dibilang merupakan sebuah aktualisasi kecintaan Nergal terhadap musik country, blues, dan folk.
Tiga tahun setelah merilis ‘Songs of Love and Death’ ME AND THAT MAN kembali dibangkitkan lagi, namun kali ini Nergal tak lagi didukung John Porter, alih-alih mencari pengganti ia memutuskan mengundang bintang tamu bertabur bintang dalam full-length kedua yang di beri tajuk ‘New Man, New Songs, Same Shit, Vol. 1’. Album ini dibuka dengan trek bluesy boogie-rock “Run With The Devil”, featuring saxophonist berkebangsaan Norwegia, Jørgen Munkeby (SHINING) dan dilanjutkan komposisi blues rock lebih straightforward “Coming Home” yang atmosfirnya mirip sontrek film Quentin Tarantino, dalam lagu ketiga Nergal kembali kehabitat asalnya dengan menulis lagu blasphemy namun dalam ruang lingkup genre country, Mat McNerney (GRAVE PLEASURE) yang diajak menjadi vokalis dalam lagu ini bahkan rada terdengar mirip JHONNY CASH. Selanjutnya Ihsahn pentolan grup black metal EMPEROR dalam lagu “By The Rivers”, membawakan salah satu lagu terbaik dalam album, sebuah lagu blues-rock gelap dan gloomy dibawakan dengan penuh emosi. Empat lagu berikutnya memperlihatkan fleksibilitas project ME AND THAT MAN, Nergal mengambil alih mikrofon dalam satu-satu nya lagu berbahasa Polandia “Męstwo”, dengan nuansa seperti mendengarkan radio sambil mengendarai FIAT 125P di Jalur Tol E67 Via Baltica Warsaw – Tallinn. “Surrender” dan “Deep Down South” juga tak kalah unik dimana yang satunya merupakan lagu blues/gospel satanic dan yang satu-nya lagi merupakan lagu outlaw country (lengkap dengan banjo) terinspirasi HANK WILLIAMS III.
Pada lagu kedelapan “Man of The Cross” lagi-lagi rada beda dari lainya karena merupakan track neo-folk yang sepertinya memang dirancang untuk mengakomodir guest vocalist Jérôme Reuter (ROME). Tiga lagu terakhir dalam ‘New Man, New Songs, Same Shit, Vol. 1’, Nergal mengundang tiga nama yang lumayan ngetop dalam lagu country “You Will Be Mine” ia ngajak Matt Heafy (TRIVIUM) lalu Corey Taylor (SLIPKNOT), Rob Caggiano (VOLBEAT), dan Brent Hinds (MASTODON) dalam lagu yang lebih nge-rock lempeng “How Come?”, dan terakhir vokalis kontroversial dari band DSBM Swedish SHINING, Niklas Kvarforth diajak kollab untuk lagi-lagi sebuah lagu rada nyeleneh, karena malah di beri twist nge-blackened di akhir lagu. Dibandingkan album pertama ‘Songs of Love and Death’, jelas ‘New Man, New Songs, Same Shit, Vol. 1’ terdengar tak senyambung debut album tersebut, album ini terdengar layaknya sebuah kompilasi, karena tone beberapa lagu nya kadang nabrak, alur dan pacing nya pun berantakan, tapi di satu sisi ‘New Man, New Songs, Same Shit, Vol. 1’ merupakan peningkatan dari album pertama ME AND THAT MAN, vokal Nergal yang banyak di kritisi sebelumnya, tak banyak kelihatan karena ia lebih memilih mengundang vokalis tamu dan minus “Męstwo” fokus jadi gitaris atau backing vocal, karena memang ketika menyanyikan lirik berbahasa inggris dalam album sebelumnya, ia masih kurang percaya diri, jadi terdengar rada caur. Semoga saja dalam volume berikutnya Nergal memutuskan untuk merekrut vokalis tetap dan bisa kurang-kurangin lirik cringeworthy. (Peanhead)
7.2 out of 10