KOMMAND ‘Death Age’ ALBUM REVIEW
20 Buck Spin. March 31st, 2023
Death metal
Semenjak BOLT THROWER membubarkan diri pada tahun 2016 pasca meninggalnya drummer Martin Kearns (R.I.P), saya lumayan kelimpungan mencari penggantinya, yang minimal menguasai death metal zona tempo menengah no bullsh*t, pasalnya sebelum memutuskan untuk memensiunkan nama besar mereka, BOLT THOWER terakhir kali ngalbum tahun 2005, karena ‘Those Once Loyal’ sudah dianggap sebagai sebuah album yang sempurna jadinya tak perlu rekaman lagi. Sebenarnya opsi lumayan banyak, seperti MEMORIAM besutan Karl Willetts, yang sayangnya kurang konsisten secara kualitas meskipun sangat (kelewat) produktif, saya pun akhirnya menaruh harapan pada para generasi baru seperti GENOCIDE PACT, WAR MASTER, FROZEN SOUL, PREDATORIA, dkk, namun asa tersebut sepertinya harus musnah prematur karena LP ketiga GENOCIDE PACT gak nendang, WAR MASTER berserta PREDATORIA tak ada kabar berita, dan album teranyar FROZEN SOUL, ‘Glacial Domination’, gagal mempertahankan atmosfir dingin sampe ke tulang debut mereka, harapan justru datang dari kota Los Angeles, ketika KOMMAND melontarkan “Chimera Soldiers” dari album kedua mereka ‘Death Age’.
Sebenarnya sudah cukup ngikutin sama KOMMAND semenjak grup tersebut merilis dua buah demo sekitaran tahun 2016 hingga 2018, dalam dua demo tersebut pun terdengar banget transisi mereka dari band anak hardcore yang maenin death metal ala BLACK BREATH, menjadi band death metal tulen yang cukup brutal, efek para personil yang sepertinya doyan ngulik bestial black metal/war metal. Dua tahun pasca melepaskan demo, KOMMAND mencuat lagi dengan ‘Terrorscape’, yang making mentah dan barbar, memang influence BOLT THROWER udah medok banget, tapi dengan style rekaman busuk dan aransemen caveman style membuat ogut gak pernah kepikiran menempatkan mereka kedalam boks BOLTY worship, Namun. Semuanya berubah di album kedua mereka ‘Death Age’, yang menjadi debut KOMMAND bersama 20 Buck Spin, dimana untuk album tersebut mereka menugaskan Arthur Rizk buat ngerjain mixing/mastering, yang dampaknya membuat ‘Death Age’ jadi kinclong dan semakin terdengar mirip BOLT THROWER. Memang perlu penyesuaian banget pas baru denger ‘Death Age’ pertama kali, mengingat ‘Terrorscape’ dulu raw parah, tapi setelah mencerna lebih jauh, ternyata ‘Death Age’ justru menjadi album jelmaan BOLT THROWER yang gua cari selama ini!!!.
Dalam rilisan terbarunya KOMMAND telah berhasil merangkum sound BOLT THROWER dari ‘Realm of Chaos’ sampe ‘…For Victory’ hampir tanpa cacat, orisinalitas mah urusan belakangan. Grup ini sepertinya juga sadar kalau mereka tak punya penggebuk drum sekelas Andrew Whale dan Martin Kearns, yang mampu menyelipkan fills dan groove jenius, alhasil ‘Death Age’ lebih memfokuskan diri untuk menghajar pendengar dengan agresi primitif dan intensitas tanpa kompromi ala black/death yang masih menampakan diri di beberapa tempat, paling berasa di dua nomor terakhir. Meskipun menyimpan beberapa track dengan riffing lumayan memorable, khususnya tiga salvo pembuka “Final Virus”, “Chimera Soldiers”, dan “Global Death”, vokalnya terdengar datar banget, terasa banget kalo ‘Terrorscape’ keangkat rekaman busuk, padahal kalo menengok Demo 2016, Jesse Sanes punya range death growl yang lumayan, untungnya setelah melewati “Polar Holdout” yang agak boring bin medioker, pendengar langsung digilas dengan dua track jahat, “Fleeing Western Territories” dan “Collapse Metropolis”. Dengan durasi minim dibawah 30 menit, ‘Death Age’ udah pas banget lah, karena selain lagu keempat, semuanya tepat sasaran, kalo soal orisinalitas sih kagak perlu ditanya dah, karena jelas. ‘Death Age’ merupakan sebuah album BOLT TROWER worship minim inovasi, yang paling penting setidaknya dalam kategori tersebut KOMMAND sudah sangat berhasil. (Peanhead)
8.0 out of 10