HAUNTER ‘Discarnate Ails’ ALBUM REVIEW
Profound Lore Records, May 6th, 2022
Progressive Black/Death
Kwartet black/death asal Texas, Amerika Serikat, HAUNTER, awalnya diformasikan sebagai sebuah band screamo/skramz di tahun 2013, debut demo ‘He Who Jumps into the Void Owes No Explanation to Those Who Stand and Watch’ (2014) berserta split bareng MOTHS, yang dirilis beberapa bulan setelahnya, masih berkiblat pada grup semacam ORCHID, CRESTFALLEN, AMPERE, ENVY dkk, namun dengan komposisi yang udah lumayan abrasif, karena sejak awal sepertinya band ini sudah menyisipkan berbagai elemen dari extreme metal. Evolusi HAUNTER menjadi band black metal dengan sentuhan thrash hingga hardcore punk (bukan menjadi Gengar ya) direalisasikan pada akhir 2015, dengan dirilis nya mini-album/EP “διαδήλωση”, yang kemudian dilanjutkan dengan LP perdana yang cukup impresif, “Thrinodίa” (2016), namun transformasi HAUNTER tidak berhenti disitu saja, karena mereka udah berubah wujud lagi di album kedua, karena dalam “Sacramental Death Qualia” (2019), HAUNTER sudah berganti haluan-nya, tak lagi mengusung lo fi black metal ngepunk, kini band asal Texas ini malah terdengar seperti OPETH yang lagi kerasukan mahluk Lovecraftian.
Dalam album ketiga yang sekaligus menjadi debut mereka bersama Profound Lore Records, HAUNTER untuk pertama kalinya gak sekonyong-konyong mengganti aliran mereka pas ngerilis album baru, full-length yang bertajuk ‘Discarnate Ails’ ini, bisa dibilang merupakan sebuah penyempurnaan album ‘Sacramental Death Qualia’, karena apabila dalam album sebelumnya, materi mereka masih bisa dibilang cenderung terlalu random dan gak jelas mau kemana arah aransemenya, ‘Discarnate Ails’ walau masih tetap kompleks dan ngejelimet, sudah lebih fokus, padat, dan masuk akal komposisinya. Album ini hanya berisikan tiga buah lagu, dengan total durasi 31 menit lebih beberapa detik saja, dimana setiap detiknya mampu dioptimalkan oleh Bradley Tiffin (Vokal/Gitar), Enrique Bonilla (Gitar), Mark Cruz (Drum), dan Cole Tucker (Bass), karena tak ada momen filler sama sekali, tak seperti ‘Sacramental Death Qualia’ yang dipenuhi sesi jamming tak perlu dan ambient track yang merusak flow album. “Overgrown With The Moss” meskipun sepuluh menitan, dan dari awal hingga akhir banyak twist yang lumayan gak ketebak namun transisinya gak maksa, track tersebut berserta “Spiritual Illness”, jadi mengingatkan saya pada OPETH ketika masih garang-garangnya.
Tetapi HAUNTER tak mau sekedar menjadi pengekor OPETH, GORGUTS, atau AKERCOCKE belaka sepertinya, karena mereka memadukan aliran progressive death metal , dengan riffing black metal diskordans ala BLUT AUS NORD dan tentunya DEATHSPELL OMEGA, HAUNTER berhasil mengulangi kesuksesan rekan satu label mereka ARTIFICAL BRAIN dan SUFFERING HOUR, yang sama-sama berhasil mengkombinasikan death metal kontra dissonant black metal, tanpa harus terdengar seperti kloning DODECAHEDRON atau MITOCHONDRION. Dari sisi produksi ‘Discarnate Ails’ jelas terdengar lebih bersih dan modern kalau dibandingkan ‘Sacramental Death Qualia’, karena dikerjakan oleh tim produksi yang “you know who” lah, dan saya rasa keputusan tersebut sangatlah tepat, karena materi terbau HAUNTER kali ini memang gak balakan enak di telinga apabila direkam secara urakan alias raw kayak karya-karya mereka sebelumnya. Karena namanya kayak Pokemon ditambah lagi sudah terlalu banyak band yang dilabeli menggunakan tag black/death, awalnya saya sempat males dan ragu mencoba untuk dengerin album ini, tetapi HAUNTER lewat ‘Discarnate Ails’ berhasil mematahkan seluruh skeptisme saya, dan langsung menjadi album 2022 terfavorit saya sejauh ini, mungkin ada faktor kerinduan pada sound OPETH sebelum hijrah juga sih, makanya bisa langsung bereaksi dengan positif pas mendengarkan ‘Discarnate Ails’ untuk pertama kalinya, semoga saja rilisan berikutnya enggak berubah jadi yang aneh-aneh, atau jangan sampe ngikut jejak Mikael dkk jadi prog-rocker tulen, toh kalo mau eksplorasi diluar jalur metal, para personilnya udah punya sampingan grup country CALICO BONNET. (Peanhead)
9.5 out of 10