ALBUM REVIEW: FAKECIVIL – RESISTENSI MUSIK BEJAD

FAKECIVIL ‘Resistensi Musik Bejad’

Molotov Records, February 1st, 2020

Thrash metal

Setelah sekian lama di godok, debut album dari kwartet penggeber thrash metal asal Bekasi, FAKECIVIL, akhirnya dirilis juga tahun ini, Album yang bertajuk ‘Resistensi Musik Bejat’ telah melalui proses yang lumayan panjang, kalau tak salah ingat saya mendengar kabar berita tentang proses rekaman album tersebut sudah masuk rekaman sesi akhir semenjak tahun 2016, bahkan sempat dapat kabar burung kalau mereka telah sampai di proses mixing dan mastering kala itu. FAKECIVIL dalam scene thrash lokal sebenarnya bukan nama baru, karena sudah dibentuk semenjak petengahan 2008, Lody Andrian,  Dennis Destryawan,  Paulus Tandiarto,  Dimas Satrio telah banyak menginvasi panggung-panggung dengan membawakan lagu-lagu sendiri dan lagu  cover heavy metal klasik sebelum merilis album ini, namun sayangnya mungkin karena ada kendala pada proses produksi menyebabkan FAKECIVIL, sedikit keduluan oleh rekan-rekan thrasher revivalist mereka seperti GIGANTOR, SOCIAL BLACK YELLING, SLIMER, LUCRETIA, THRASHPIT, dan WARTRAX yang sudah merilis album. Tetapi waktu bukan menjadi penghalang bagi band ini, justru proses pembuatan album yang sedikit terkena hambatan, memberikan waktu lebih bagi FAKECIVIL untuk meruncingkan mata panah yang mereka lontarkan dalam ‘Resistensi Musik Bejat’, menjadikan album ini terdengar jauh lebih matang dibandingkan rata-rata debut album dari band lokal lainya.

‘Resistensi Musik Bejat’ meskipun masih belum sepenunya lepas dari bayang-bayang Big Four, namun delapan lagu dalam album tak terjebak penyakit thrasher dalam negeri yang kebanyakan masih lebih suka mengemulasikan METALLICA, SLAYER ataupun MEGADETH. FAKECIVIL menghadirkan komposisi thrash metal yang sangat beragam, dengan kocokan riff-riff  yang cukup segar, dibuka dengan intro singkat yang memberi salvo pembuka sebelum gempuran dilaksanakan melalui ‘Mental Negara Jajahan’, sebuah lagu yang sudah pasti jadi opener efektif untuk membakar moshpit, lagu tersebut berhasil mengenkapsulasi ruh yang tertanam dalam ‘Resistensi Musik Bejat’, sebuah nomor thrash ultra beringas penuh agresi teutonic thrash ala SODOM, DESTRUCTION, dan KREATOR, lalu di teriakan penuh emosi juga amarah dari rakyat negara dunia ketiga layaknya SEPULTURA ketika sedang sangar-sangarnya di album ‘Beneath The Remains’/’Arise’, liriknya pun sangat relevan menyuarakan masyarakat yang sudah muak dengan segala drama politik pesta demokrasi dan represi kaum oligarki yang makin menjadi-jadi, cocok lah kalau saya memberikan gelar kepada lagu ‘Mental Negara Jajahan’ sebagai salah satu lagu metal terbaik yang pernah lahir di negeri ini, apalagi ditambah bagian chorus/bridge lagu yang sangat adiktif dan sudah pasti ikut diteriakan penonton ketika FAKECIVIL membakar podium. Lagu-lagu lain dalam ‘Resistensi Musik Bejat’ juga tak kalah beringas, cukup variatif dan gak monoton untuk ukuran sebuah album thrash.

FAKECIVIL juga mampu menyelesaikan tantangan sangat sulit, dengan berhasil menulis lagu-lagu yang sangat memorable, dan single “Deranged Gunmen” adalah salah satu contoh konkretnya, dalam lagu itu mereka rada menurunkan tempo, meminjam riffing groovy ala PANTERA dan EXHORDER. dengan sedikit sentuhan traditional heavy metal, permainan lead guitar-nya pun agak kesurupan Dimebag Darrell (R.I.P), yang dibarengi permainan drum nge-groove lengkap dengan cowbell segala. FAKECIVIL juga merekam ulang dua lagu yang sebelumnya pernah mereka lepas, pertama adalah ‘Revolution War’, sebuah lagu bertempo ngebut yang dulu masuk kedalam kompilasi “Konspirasi Thrash” (2011) dan “Terimplasi Oksigen” salah satu lagu andalan dari kwartet ini yang kalau gak salah awalnya dirilis pada tahun 2011 via kanal digital, lagu itu juga punya warna yang sedikit berbeda dibandingkan lagu-lagu lainya, karena masih terdengar lumayan kental pola riff Dave Mustaine, dengan sisi instrumental yang beraroma pekat ‘Rust In Peace’. Album ditutup dengan sebuah thrash anthem diperuntukan untuk kalian semua maniak thrash berjudul tanpa basa-basi “Thrash as Fuck!”, trek yang memang di rancang untuk dinanyikan bersama penonton dengan coda yang justru nge-doom sebagai sebuah tribut untuk bapak heavy metal BLACK SABBATH. ‘Resistensi Musik Bejat’ bukan hanya merupakan pembuktian dedikasi FAKECIVIL di kancah musik underground nasional, namun berpotensi jadi sebuah soundtrack pembangkangan terhadap kebrengsekan hidup. Tapi agak disayangkan sih karena album ini hanya dicetak sangat terbatas 200 kopi saja (dan saya pun hampir tak kebagian CD-nya), sangat riskan jadi bahan timbunan para penimbun laknat, semoga saja nanti ada rencana untuk reissue di kemudian hari. (Peanhead)

8,5 out of 10,