SPIRITBOX ‘Tsunami Sea’ ALBUM REVIEW
Pale Chord/Rise. March 7th, 2025
Metalcore/Alternative metal
Meskipun popularitas SPIRITBOX belakangan ini mulai tersaingi oleh nama-nama seperti SLEEP TOKEN dan BAD OMENS, band asal Kanada ini tetap menjadi kekuatan yang tak bisa diabaikan di kancah musik “keras” level arus utama, karena Courtney LaPlante, Mike Stringer, and co. sejak merilis debut LP ‘Eternal Blue’ memang sangat rajin touring hingga melemparkan rilisan baru, seperti dua buah EP, ‘Rotoscope’ dan ‘The Fear of Fear’, yang keduanya berhasil menelurkan hit single, hingga berhasil mendapatkan nominasi Best Metal Performance di ajang Grammy Awards, meskipun harus menelan kekalahan dari “72 Seasons” milik METALLICA. Walau tahun 2024 kemarin SPIRITBOX cukup banyak disibukkan dengan jadwal manggung, mereka ternyata juga sedang menyiapkan album penuh kedua, malah sempat ada kabar burung kalau mereka sedang rekaman bareng dengan Jordan Fish (ex-BMTH), yang akhirnya merupakan sebuah isu belaka, ‘Tsunami Sea’, masih dikerjakan oleh duet produser Daniel Braunstein dan sang gitaris Mike Stringer, dengan single pertama “Soft Spine” dilepaskan bulan September 2024, lalu dilanjutkan dengan “Perfect Soul” dua bulan berikutnya, lagu tersebut memang gak berhasil meledak kayak dulu lagi, tapi tetap mencetak respected numbers di platform streaming.
Salah satu alasan yang mungkin membuat SPIRITBOX semakin ditinggalkan band-band rock mainstream kayak BMTH, SLEEP TOKEN, GHOST, hingga BAD OMENS dari segi monthly listeners dan metric penjualan lainnnya, karena SPIRITBOX belum mau jadi band pop sesungguhnya, alias masih berani eksperimen sekaligus melontarkan lagu metalcore/djent gahar, alias gak melulu menghadirkan lagu-lagu yang aman buat radio airplay dan playlist rock modern kekinian. Dalam EP ‘The Fear of Fear’ kemarenan aja misalnya, masih ada “Cellar Door” dan “Angel Eyes”, yang mungkin bakalan lebih cocok ke kuping fans MAKE THEM SUFFER dan PERIPHERY, dari pada penggemar band arus utama kayak 5FDP dan LINKIN PARK. ‘Tsunami Sea’ pun dibuka dengan one-two punch lumayan nonjok dan dijamin bikin stank face, “Fata Morgana” dan “Black Rainbow”, walupun gua kurang sreg dengan vokal robotic di lagu kedua. “Perfect Soul” yang menjadi single andalan album ini tentunya benar-benar catchy dengan groove djent bikin nagih, lalu entah kenapa bagian chorus-nya agak bikin déjà vu ke “Take On Me” dari a-ha, sedangkan “Keep Sweet” meski sedikit lebih heavy, hook-nya tetep bikin terngiang-ngiang dikepala, apalagi pas bagian harmonisasi vokal pada reff.
Trek berikutnya “Soft Spine”, dijamin benar-benar bouncy ala era keemasan nu metal, lalu dilanjutkan dengan dua nomor yang penuh cita rasa pop, title track “Tsunami Sea” dan “A Haven With Two Faces”, namun tetap dalam konteks djent yang atmospheric. Dalam sisa empat lagu terakhir SPIRITBOX memanfaatkan waktu untuk mencoba bereksperimentasi lebih jauh, seperti dalam “No Loss, No Love”, yang semakin mepet industrial nu metal era 2000’an, electrop pop dalam “Crystal Roses”, dark pop dengan twist dalam bentuk breakdown bengis di “Ride The Wave”, dan “Deep End” yang sedikit bergeser aliran ke alternative metal/post-hardcore. Meskipun mayoritas lagu dalam ‘Tsunami Sea’ memang patut dikasih dua jempol, tapi jujur kurang sreg sama lagu-lagu yang pake gimik industrial dan electronic kayak “Black Rainbow”, “No Loss, No Love”, dan “Crystal Roses”, begitu juga dengan konsep “Soft Spine”, yang agak basi karena geliat nu metalcore aja sekarang udah reaching a plateau dan stagnan. Walaupun hanya 7 dari 11 lagu yang disajikan SPIRITBOX dalam ‘Tsunami Sea’ yang benar-benar nyangkut di kepala secara utuh, namun full-length kedua ini masih tetap menjadi suksesor layak ‘Eternal Blue’, mungkin karena gua gak punya ekspektasi sama sekali sih, jadi ya enjoy-enjoy aja, tapi dengan catatan tentunya, belum lagi dari segi produksi, yang kelewat datar dan over kompresi. (Peanhead)
7.5 out of 10