DEVOURMENT ‘Obscene Majesty’
Relapse Records. August 16th, 2019
Brutal Death Metal
Bagi para jama’ah Brutal death metal apalagi para penggila varian nicheslamming death metal, DEVOURMENT bisa dibilang merupakan grup musik paling berpengaruh dalam evolusi subgenredeath metal yang less ngebut moregroovysemenjak Demo album ‘Impaled’ menggemparkan pasar menjelang penghujung 90’, discene music extreme Indonesia sendiri, DEVOURMENT bersama SUFFOCATION merupakan dua pentolan yang punya influence sangat signifikan, entah sudah berapa ribubandbawah tanah dalam negeri yang menjadikan ‘Molesting the Decapitated’ dan ‘Effigy of the Forgotten’ sebagai blueprintsdalam tiga dekade terakhir, namun sayangnya output mereka semenjak album debut yang melegenda tersebut agak inkonsisten, salah santunya mungking disebabkan karenaRuben Rosas di ciduk pihak yang berwajib saat malam perilisan ‘Molesting the Decapitated’ dan harus menunggu beberapa tahun setelah ia lepas dari hotel prodeo untuk mengaktifkan kembali grup ini. Dengan formasi personil yang di rombak, ‘Butcher the Weak’ di rilis pada tahun 2005 berhasil mendapat sambutan yang hangat sebagai penanda bangkitnya kembali raksasa yang tertidur, tapi dua album selanjutnya, ‘Unleash the Carnivore’ (2009) dan ‘Conceived in Sewage’ (2013) dianggapkurang memuaskan bagi para fans nya, keduanya terasa hambar dan bagian slamming yang disajikan terdengar cenderung tidak berisi, jadi ketika album kelima ‘Obscene Majesty’ di umumkan, banyak yang sudah terlanjur masa bodoh dan acuh, untungnya DEVOURMENT kali ini kembali dengan racun yang lebih berbahaya dan siap menendang bokong anda.
‘Obscene Majesty’ merupakan karya kedua DEVOURMENT bersama Relapse Records, perubahan formasi saat ini menandakan kembalinya Ruben Rosas pada posisi vokal, setelah satu dekade sebelumnya semenjak reuni beralih menjadi penggeber gitar, posisi drum kali ini juga di isi kembali oleh Brad Fincher, penabuhbedug yang mengisi Demo legendaris ‘Impaled’ dan debut ‘Molesting the Decapitated’.Mereka kali ini berhasil mengembalikan keganasan old school slaming death metal generasi awal, setiap riff, setiap gebukan terasa sangat nampol, dan belum lagi bagian slam yang jadi menu utama disetiap lagu, tak perlu basa-basi untuk mengajak pendengar untuk ngangguk-ngangguk kepala dengan dosis groove seberat tembok baja ratusan ton.Tidak hanya puas untuk menangkap keliaran era ke emasanya, DEVOURMENT sepertinya cukup memperhatikan tren rekaman“zaman now”, ‘Obscene Majesty’ direkam dengan sensibilitasCavernous death metal kentalala CHTHE’ILIST, OF FEATHER AND BONE, RITUAL NECROMANCYyang primitif, becek, muddy layaknya di rekam di dalam gua paling gelapatau dasar paling dalam rawa-rawa Finlandia, menjadikan album ini berhasil mencapai level momen-momenpaling barbarik, abrasif, dan pekat dari PORTAL ‘Swarth’ dan TEITANBLOOD ‘Death’ dan dalam durasi hampir 50 menit kwartet gaek asal Texas ini tak memberikan para pendengar sedetik pun waktu lengang untuk bernafas, serangan bertubi-tubi diluncurkan tanpa jeda untuk membabat habis gendang telinga anda.
Melalui kegilaan via sepuluh lagu dalam ‘Obscene Majesty’, DEVOURMENT setelah cukup lama terjebak dalam mediocrity,akhirnya berhasil menemukan jati diri mereka kembali, dan sekali lagi menunjukan pada junior-junior nya bagai mana cara memainkan brutal death metal/slamming death metal yang baik dan benar, apalagi ketika skenaslamming saat ini yang terlalu di banjiri grup-grupfake slam yang hanya berembel-embel slamming tapi malah cenderung terndengar seperti Deathcore murahan, belum lagi gaya rekaman terlalu bersih dan overpolished yang membuat mayoritas album brutal death metalmodern terdengar tak bertaji dan steril tanpa ada nendang nya sama sekali. Dan tidak hanya puas dengan mengembalikan soundklasik mereka, DEVOURMENT juga telah berhasil menambah kosa kata dalam kamus musikal mereka dengan mengimplementasikan ide-ide segar dari ranahCaverncore kekinian, menjadikan ‘Obscene Majesty’ one of the mostheaviest extreme metal albums of all time. Memang tingkat intensitas album ini bisa membuat para pendegar paling veteran pun kesulitan untuk menikmatinya, tapi bagi yang bisa mencerna this is the real deal, this is the TRVE SLAM. (Peanhead)
9.9 out of 10