DARKTHRONE ‘Eternal Hails……’ ALBUM REVIEW
Peaceville Records. June 25th, 2021
Heavy/Doom, Black metal
Walaupun DARKTHRONE sebenernya sudah bisa berleha-leha ngandelin loyalti hasil penjualan reissue, boxset, merch, kompilasi dan pernak pernik lainya dari Peaceville Records, keduanya justru makin kesini makin ngegas, tiap dua-tiga tahun rilis album baru, dan mereka juga masih mantap dengan filosofi ‘semau gua’ ketika menulis materi-materi terbaru, karena semenjak merilis full length kesebelas mereka dua windu lalu, tiap beberapa album DARKTHRONE suka gonta-ganti aliran, dari crust punk (‘The Cult Is Alive’, ‘F.O.A.D’, dan ‘Dark Thrones and Black Flags’), speed metal (‘Circle The Wagons’ dan ‘The Underground Resistance’), dan semenjak ‘Arctic Thunder’, Gylve “Fenriz” Nagell dan Ted “Nocturno Culto” Skjellum sepertinya lagi kerajinan ngulik doom metal era 80’an. Meskipun sering berganti jubah DARKTHRONE sampai saat ini pun tidak pernah menghilangkan akar black metal keramat mereka, hal tersebut terbukti karena semua album pasca “Sardonic Wrath” masih sarat hawa-hawa kegelapan-nya, memang bagi para pemuja ‘Unholy Trinity’ pasti bakalan menganggap konsep musik yang diusung DARKTHRONE kini udah melenceng jauh, tapi kalau dibandingkan grup-grup seangkatanya, Jelas!.. DARKTHRONE lah yang paling stay trve, gak ikut-ikut jadi prog kayak IHSAHN cs, ULVER, berserta ENSLAVED, dan gak mau pula ngikut jejak IMMORTAL atau SATYRICON yang mencoba perutungan bareng major label, lalu yang paling penting, DARKTHRONE tak terjebak pada kejayaan dan kontroversi masa lampau layaknya MAYHEM.
‘Eternal Hails……’ yang adalah LP kedelapan belas DARKHRONE, dan merupakan album pertama yang direkam diluar markas Necrohell II Studio, tempat duo Fenriz dan Nocturno Culto rekaman semenjak tahun 2004, keluarnya DARKTHRONE dari kandang bukan tanpa sebab, karena 8-Track recorder yang biasa mereka gunakan rusak setelah rekaman ‘Old Star’ dan buat ngebetulin-nya sepertinya agak sulit, maklum lah teknologi lama, alhasil kalau ada satu onderdil ilang, sudah pasti agak ribet, namun rusaknya studio portable Necrohell II (R.I.P) menjadi berkah tersendiri bagi para pendengar DARKTHRONE, walaupun ‘Eternal Hails……’ masih terdengar busuk dan lo-fi abis (keluaranya kayak lost demo band thrash/heavy metal era dulu), dengan peralatan yang lebih profesional di Chaka Khan Studio (Oslo), album terbaru DARKTHRONE ini jadi lebih organik dan enak dikuping, disamping ketukan Fenriz makin renyah tentunya karena didukung akustik ruangan lebih bagus dari bekas bomb shelter, ‘Eternal Hails……’ sendiri merupakan sebuah kulminasi sound DARKTHRONE selama dua dasawarsa terakhir, dari punk, heavy metal, doom metal sampe sisa-sisa elemen black metal, semuanya bersatu dalam album ini, “His Master’s Voice” diawalin dengan pola drum yang mengingatkan saya pada MOTORHEAD dan VENOM, dipadukan dengan riff jahat, sebelum tiba-tiba melambat, jadinya kok kayak CANDLEMASS.
Karakter vokal Nocturno Culto tentunya masih mencoba mengemulasi Tom G. Warrior, dan kecintaan Fenriz pada grup epic heavy/power metal macam MANILLA ROAD, CIRITH UNGOL, MANOWAR etc masih kerasa dalam lagu “Voyage to a North Pole Adrift” dan “Lost Arcane City of Uppakra”, namun secara keseluruhan, ‘Eternal Hails……’ lebih menonjolkan unsur doom metal, lagu-lagunya pun lebih panjang dari biasanya, rata-rata berdurasi diatas tujuh menit, yang ditotal kurang lebih empat menit lebih panjang dari ‘Old Star’ dan ‘Arctic Thunder’. ‘Eternal Hails……’ juga merupakan album penuh DARKTHRONE pertama semenjak ‘Panzerfaust’ yang menurut saya memancarkan aura kegelapan pekat alias kagak ditulis buat have fun belaka, “Wake of the Awakened” gak bakalan aneh ketika didengarkan bareng “En vind av sorg” dan “”Hans siste vinter”, cocok lah ‘Eternal Hails……’ disetel buat mengusir para penghuni rumah angker, cukup diputar sebanyak 666 kali pasti para mahluk halus, lelembut, demit, hingga jin ifrit sekalipun langsung pulkam ke alamnya masing-masing. Salah satu kesaktian DARKTHRONE, meski mereka gak pernah jaim apalagi ngeles kalo nyomot inspirasi dari band-band jadul, materi-materi mereka masih tetap berasa seperti DARKTHRONE, hal tersebut membuat ‘Eternal Hails……’ terdengar kohesif, walau musiknya campur aduk, dan diantara seabreg LP DARKTHRONE yang dilepaskan semenjak akhir 90’an, saya rasa ‘Eternal Hails……’ merupakan album yang paling memorable sekaligus punya replay value tinggi, karena didengarkan puluhan kalipun dari tahun lalu gak ngebosenin sama sekali, beda sama album-album post-‘Panzerfaust’ lain yang agak forgettable. (Peanhead)
9.2 out of 10