fbpx

ALBUM REVIEW: DARKSOVLS – OMEGALITIKUM

DARKSOVLS ‘Omegalitikum’ ALBUM REVIEW

Blackandje Records. August 27th, 2022

Death metal

Akhirnya debut album DARKSOVLS telah dilepaskan dari kandang, rilisan yang bertajuk ‘Omegalitikum’ ini sudah saya sangat tunggu-tunggu semenjak “Kahar”, disebarkan secara digital pada akhir tahun 2021 lalu. Meskipun unit pengusung death metal ini belum berumur dua tahun, namun empat sosok dibelakang DARKSOVLS dijamin sudah tak asing lagi, formasinya diisi empat mantan eks DEADSQUAD, Daniel Mardhany, Coki Bollemeyer, Bonny Sidharta, dan Andyan Gorust, jadi jelas! kalau DARKSOVLS memang bukanlah band kemaren sore apalagi amatiran, karena keempatnya sudah mengatongi portofolio bukan sembarang. Pecah kongsi dalam dunia permetalan tentunya adalah sesuatu yang sudah lumrah, dulu ENTOMBED, IMMORTAL, GORGOROTH, RHAPSODY, sampe yang paling heboh kemarenan, BATUSHKA, sempat didera permasalahan yang sama, dan skisma antara dua DS ini saya rasa bisa berdampak positif bagi scene bawah tanah dalam negeri, pasalnya Indonesia sekarang punya dua band death metal yang mampu crossover keluar segmen musik keras, selain itu single “Kahar” turut menegaskan pula pada pendengar dan legionnaire, kalau DARKSOVLS dijamin bakalan lebih berani eksplorasi, tak sekedar mengandalkan nama besar orang-orang dibelakangnya.

‘Omegalitikum’ yang awalnya sempat dicanangkan menjadi judul album nomor empat DEADSQUAD ini, secara keseluruhan terasa lumayan gelap, baik dari aransemen ataupun lirik, yang penuh amarah, kebencian, hingga kecemasan, sesuai lah dengan nama band nya, yang terinspirasi game Dark Souls, video game garapan FromSoftware, yang sarat lore gelap, dan bisa bikin keringetan sampe banting stik pas lagi main. Meskipun core sound­-nya masih melanjutkan konsep technical death metal ala ‘Horror Vision’ dan ‘Profanatik’, namun komposisi yang ditulis DARKSOVLS dalam album perdananya terdengar lebih variatif dan eksploratif, banyak disusupi elemen-elemen black metal ampe progressive metal, range vokal Daniel Mardhany pun semakin menjadi-jadi, dalam “Galeri Nihilis” misalnya, teriakan-nya jadi lebih angker dari biasanya, dan dalam lagu yang penuh aura kegelapan tersebut, Coki Bollemeyer juga banyak menyisipkan nada-nada rada rada miring, tapi dengan takaran sesuai tak berlebihan, yang menjadikan lagu tersebut trek mid-tempo pas buat ngangguk-ngangguk sampe leher kram. Memang sekarang masih banyak band tech death yang lebih ajaib dan nekat, namun DARKSOVLS mampu meracik materi-materi yang termasuk gampang nyangkut dikepala, apalagi lirik-lirik yang ditulis Daniel masih setajam dulu, “Radiusinis” dan “Overdosis Otoritas” contohnya, punya part yang berpotesi jadi ajang sing along para penonton.

Durasi ‘Omegalitikum’ juga sangat pas 29 menit, gak terlalu pajang atau tak terlalu pendek, lagian dengerin album padat karya kayak ‘Omegalitikum’ selama 40 menit lebih, kayak standar durasi full-length diluaran, sudah pasti bakalan bikin overdosis (sekelas ARCHSPIRE aja mentok di 30 menit), selain itu penyusunan tracklist nya sudah sangat pas dan benang merah narasinya jelas, memang Andyan Gorust masih mengandalkan pendekatan ala senjata mesin otomatis di semua lagu, namun karena Coki banyak menghadirkan riffing hingga permainan lead yang notabene sangat berwarna, membuat ‘Omegalitikum’ tak jadi monoton, meskipun digeber dari menit pertama hingga injury time, dan album ini ditutup dengan nomor “Hamba Alam Baka”, yang tingkat epicness nya berasa kayak theme song final boss Final Fantasy. Dari segi produksi hasil output ‘Omegalitikum’ sudah oke hanya agak disayangkan saja betotan bass nya kurang nyaring, tak perlu pake embel-embel pake engineer luar, karena toh album ini punya kualitas materi yang mumpuni, lagian mau pake jasa sekelas Jason Suecof pun, kalo materinya biasa-biasa aja, ya tetep tak terselamatkan, sayangnya mastering nya terlalu berisik (mentok di DR5), yang membuat banyak clipping berceceran, tapi permasalahan loudness war tersebut memang jadi momok album metal saat ini, baik itu rilisan luar atau dalam negeri, jadi not a big problem lah. ‘Omegalitikum’ tak hanya melampaui ekspektasi saya, namun dikemudian hari saya rasa album ini bakalan menjadi prasasti penting perkembangan musik death metal tanah air. (Peanhead)

9.0 out of 10