THE TEXAS CHAINSAW MASSACRE 2
Sutradara: Tobe Hooper
USA (1986)
Review oleh Tremor
Sama seperti film Psycho (1960) dan Halloween (1978), The Texas Chainsaw Massacre (1974) adalah sebuah film yang menurut saya sudah sangat sempurna untuk berdiri sendiri dan tidak membutuhkan sequel sama sekali. Tapi film klasik karya mendiang Tobe Hooper itu memang merupakan film original yang menggemparkan dan fenomenal pada masanya. Maka tidak heran kalau studio manapun akan tergiur dengan kemungkinan dibuatnya sequel. Tampaknya Hooper sadar betul kalau ia tidak mungkin bisa mengulangi kengerian dan kesuksesan The Texas Chainsaw Massacre 1974 untuk kedua kalinya, jadi saat diminta untuk membuat sequelnya, ia tidak mencoba mengulang film dengan gaya dan pendekatan yang sama. Tobe Hooper bersama penulis skenario L.M. Kit Carson akhirnya menulis sequel ini dengan gaya serta isi yang jauh berbeda dari film pendahulunya. Sesuai dengan eranya (1980-an), mereka membumbui kisah lanjutan keluarga kanibal Texas ini dengan elemen komedi dan gore ala horror 80-an. Kalau dipikir-pikir, itu adalah keputusan yang sangat tepat karena penonton pada awal 80-an tentu sudah jauh berbeda dengan penonton awal 70-an. The Texas Chainsaw Massacre 2 (seterusnya akan saya sebut sebagai TCM2) bisa dianggap sebagai satu-satunya sekuel Chainsaw yang “true” karena Tobe Hooper tetap terlibat dalam proyek ini sebagai sutradara, penulis sekaligus co-produser. Film ini juga merupakan salah satu film penting bagi siapapun yang ingin melihat lebih banyak aksi Leatherface setelah mereka menonton film pertamanya.
Berlatarkan 14 tahun setelah peristiwa dalam film The Texas Chainsaw Massacre pertama, kita diperkenalkan dengan sepasang remaja prankster menyebalkan ala film horror 80-an. Nama mereka tidaklah penting karena keduanya akan segera menemui ajal dengan cara yang mengenaskan sekaligus memuaskan penonton. Mengendarai mobil sambil menembaki setiap papan petunjuk di pinggir jalanan negara bagian Texas, mereka mendengarkan siaran radio lokal dan memutuskan untuk mengganggu sang DJ radio, seorang perempuan muda bernama DJ Strecth. Kedua lelaki ini tentu adalah orang kaya, karena sudah ada telepon dalam mobil mereka. Sambil terus berkelakar, menyetir dengan sembarang dan mengganggu sebuah mobil lainnya, mereka menelpon DJ Stretch dan mulai mengganggunya. Tiba-tiba mobil yang mereka usik sebelumnya mulai menghadang dan mengejar mereka. Saat kedua mobil tersebut saling bersebelahan dalam adegan kejar-kejaran, seseorang yang misterius berdiri di atas kap mobil dan mulai menyerang membabibuta dengan gergaji mesin sambil menari bersama mayat kering yang ia gendong bagaikan boneka. Penonton boleh bersorak sorai sekarang, karena Leatherface telah kembali dengan cara yang brilian. Seluruh suara teriakan dan gergaji mesin dari insiden penyerangan ini masuk dalam panggilan telepon yang diterima oleh Dj Stretch, dan berdasarkan regulasi radio, semua panggilan telepon wajib direkam. Mobil yang kedua remaja itu kendarai pun akhirnya mengalami kecelakaan karena keduanya telah mati mengenaskan.
Walaupun mobil dipenuhi dengan goresan gergaji mesin, polisi yang menyelidiki TKP berpendapat bahwa ini hanyalah kecelakaan lalu lintas biasa. Namun datanglah seorang mantan ranger bernama Boude “Lefty” Enright yang yakin kalau ini bukan kecelakaan lalu lintas biasa. Lefty adalah seseorang yang terus melacak keberadaan keluarga kanibal yang pernah membunuh kedua keponakannya (Sally dan Franklin Hardesty) 14 tahun lalu, dan ia percaya bahwa keluarga kanibal yang sudah lama menghilang tersebut kini berada di kota ini. Dibantu oleh polisi, Lefty memasang berita di koran soal pencarian saksi mata kecelakaan mobil ini. Dari situlah akhirnya ia berjumpa dengan Stretch yang membawa kaset rekaman dari panggilan telepon maut tersebut. Lefty ingin memancing para kanibal tersebut keluar dari persembunyiannya, dan meminta DJ Stretch untuk memutarkan kaset itu dalam siaran malamnya. Siasat ini berhasil. Setelah DJ Stretch menyiarkan rekaman suara penyerangan, radio tempat Stretch bekerja segera kedatangan sepasang tamu tak diundang di tengah malam: seorang psikopat bernama Chop Top, dan saudaranya yang memiliki gangguan keterbelakangan mental, sang Leatherface.
Dengan kejam Chop Top membantai rekan kerja Stretch yang bernama L.G. dengan palu. Sungguh mengejutkan bagaimana akhirnya Stretch berhasil bertahan hidup dalam penyerangan ini karena Leatherface diam-diam menyukai DJ Stretch dan membiarkannya selamat tanpa sepengetahuan Chop Top. Mungkin ini adalah pertama kalinya Leatherface bertemu dengan perempuan yang ia suka dan merasa tidak tega untuk membantainya. Chop Top dan Leatherface pun pergi membawa tubuh L.G. menuju tempat persembunyiannya, tentu saja untuk dijadikan makan malam. Lefty akhirnya muncul dan mengakui bahwa ia dengan sengaja menggunakan Stretch sebagai umpan, dan rencana itu berhasil. Mereka berdua segera mengikuti mobil yang Chop Top kendarai dan tibalah mereka di tempat keluarga kanibal ini bersembunyi, yang rupanya merupakan sebuah lokasi bekas penggalian di bawah tanah. Di sana, Lefty segera melakukan aksi balas dendam dengan cara mencoba menghancurkan sarang persembunyian keluarga kanibal Texas, sementara itu Stretch yang sempat terperosok dalam salah satu lubang jebakan harus menjadi tawanan sekaligus tamu jamuan makan malam keluarga, sama seperti yang dialami oleh Sally 14 tahun lalu.
Banyak orang kecewa dengan The Texas Chainsaw Massacre 2 karena mereka memperbandingkannya dengan film pertamanya. Sebagai satu-satunya film bernuansa komedi dalam keseluruhan franchise chainsaw, TCM2 memang harus diperlakukan sebagai film yang berdiri sendiri dan tidak perlu dibandingkan dengan pendahulunya agar bisa dinikmati. The Texas Chainsaw Massacre 1974 dan TCM2 adalah dua film dengan gaya yang sepenuhnya berbeda, yang ternyata memang dilakukan dengan sengaja oleh Tobe Hooper sejak awal. TCM2 adalah film horror komedi yang penuh dengan darah dan dibuat murni hanya untuk menghibur penonton horror era 80-an. Itulah mengapa dalam TCM2 kita tidak akan mendapatkan atmosfer dan kisah mengerikan seperti film perdananya. Bahkan poster resmi TCM2 sendiri merupakan parodi dari poster film drama komedi berjudul The Breakfast Club (1985) yang sangat populer pada saat TCM2 dirilis. Para calon penonton tentu tahu kalau TCM2 adalah film chainsaw versi komedi, dan film ini tidak perlu ditanggapi dengan serius.
Perbedaan utama dan paling jelas dari TCM2 adalah bagaimana Tobe Hooper memasukan special efek yang sangat sadis ala slasher 80-an. Film ini jauh lebih berdarah-darah dan penuh kekerasan dibandingkan film pertamanya. TCM2 bahkan memiliki adegan dimana ada banyak sekali darah dan isi perut yang keluar dari dinding, secara harfiah. Belum lagi adegan batok kepala digergaji, pengulitan kulit wajah, hingga adegan gergaji mesin mengoyak perut. Apapun yang orang bilang soal film pertama Chainsaw, kita semua bisa sepakat kalau TCM 1974 hampir tidak memiliki adegan sadis dan berdarah sama sekali. Jadi siapapun yang ingin film chainsaw yang lebih sadis dan vulgar, TCM2 adalah jawabannya pada masa itu. Para penonton horror 80-an tentu sudah lebih terbiasa melihat adegan-adegan sadis dalam layar dibandingkan para penonton horror awal 70-an. Penggunaan special effect dan makeup tradisional dalam TCM tampak sangat realistis dan menjijikkan karena ia dibuat oleh sang master of gore effect: Tom Savini. Savini sendiri adalah orang yang bertanggung jawab atas semua penerapan special effect dan makeup tradisional kepala pecah, rahang lepas, isi perut terburai, parang menancap di kepala, zombie dan lain sebagainya dalam banyak film horor 80-an. Karyanya bisa dilihat dalam film-film seperti Martin (1978), Friday The 13th (1980), Maniac (1980), The Prowler (1981), Creepshow (1982) hingga semua tubuh manusia yang terkoyak beserta semua makeup zombie dalam Dawn of the Dead (1978) dan Day of the Dead (1985). Keputusan Tobe Hooper mempekerjakan Tom Savini dalam TCM2 rasanya merupakan keputusan yang paling tepat, karena saat itu adalah puncak keemasan karir Tom Savini. Film horror apapun yang melibatkan nama Tom Savini dalam divisi visual special effect-nya pada masa itu sudah bisa dipastikan akan membuat penontonnya merasa mual.
Salah satu highlight lain dari TCM2 adalah aktor Bill Moseley yang berperan sebagai Chop Top. Ia bekerja dengan sangat baik dalam memerankan karakter sadis, psikopat, maniak, sangat intens dan berhasil menjadikan sosok Chop Top sama gilanya dengan Leatherface. TCM2 adalah film pertama Moseley dimana ia mendapat peran karakter yang cukup penting. Di kemudian hari Moseley dianggap sebagai salah satu aktor cult dalam industri horror. Bisa dibilang Moseley adalah seorang spesialis dalam memerankan orang sinting. Hampir dua dekade kemudian ia kembali memperlihatkan kemampuan perannya sebagai psikopat saat dipercaya untuk memerankan karakter Otis dalam House of 1000 Corpses (2003) dan The Devil’s Rejects (2005) buatan Rob Zombie.
Dalam banyak hal, TCM2 adalah fillm Chainsaw yang sempurna untuk era 1980-an, sebuah era dimana trend film horror memiliki plot yang absurd, berlebihan, fun sekaligus cheesy, sadis, berselera humor suram, menghibur dan segalanya nyaris tidak terkendali. Semua ciri-ciri tersebut ada dalam TCM2. Hal yang paling menyenangkan dari TCM2 adalah tentu saja kita bisa melihat lebih banyak aksi Leatherface dibandingkan film pertamanya. Sejak itu, franchise Chainsaw terus berlanjut tanpa melibatkan Tobe Hooper di dalamnya dengan dirilisnya dua sekuel lagi, Leatherface: The Texas Chainsaw Massacre III (1990) dan Texas Chainsaw Massacre: The Next Generation (1995). Lelah dengan sequel berkepanjangan dan tak berujung, kita memasuki era remake, dengan dirilisnya The Texas Chainsaw Massacre (2003) yang diperuntukkan bagi penonton modern. Saat para penonton horror muak dengan konsep remake dalam industri horror, dirilislah versi prequel reboot lewat The Texas Chainsaw Massacre: The Beginning (2006). Pada tahun 2013 kita akhirnya melihat percobaan reboot kedua dari franchise ini lewat Texas Chainsaw 3D (2013) yang bisa dibilang sebagai film paling buruk dalam keseluruhan franchise chainsaw, dan disusul dengan prekuel lainnya, yaitu Leatherface (2017).
Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com