THE LODGE
Sutradara: Severin Fiala dan Veronika Franz
UK / USA (2019)
Review oleh Tremor
The Lodge adalah sebuah film thriller / horor psikologis slow burn yang ditulis dan disutradarai oleh duo sineas Austria, Severin Fiala dan Veronika Franz. Ini adalah film fitur kedua mereka sebagai duo, setelah lima tahun sebelumnya berhasil menarik perhatian para penggemar horor lewat debut mereka Goodnight Mommy / Ich seh, Ich seh (2014). Bermodalkan tema-tema seputar gangguan mental, trauma, ikatan keluarga, hingga masa lalu yang gelap, Fiala dan Franz berhasil mengembangkan sebuah kisah horor sederhana yang cukup bisa membuat penontonnya penasaran. Namun saya pikir cara terbaik untuk bisa menikmati The Lodge adalah dengan cara tidak tahu apapun seputar plotnya sebelum menontonnya. Jadi saya akan menuliskannya sesingkat mungkin.
Beberapa bulan setelah kematian tragis istrinya, Richard Hall mencoba mendekatkan kedua anaknya dengan tunangan barunya yang bernama Grace. Rencana Richard adalah mengajak mereka bertiga menghabiskan libur menjelang natal di pondok miliknya yang berlokasi cukup terpencil di pegunungan bersalju. Kedua anak Richard, Aiden yang berusia 16 tahun, serta Mia yang berusia delapan tahun, tidak menyambut keinginan ayahnya dengan baik. Mereka berdua tahu bahwa mereka kehilangan ibu karena kehadiran Grace. Apa yang membuat mereka lebih takut adalah fakta bahwa Grace merupakan satu-satunya survivor sebuah sekte bunuh diri yang berkenalan dengan Richard ketika menulis buku tentang sekte tersebut. Tak memiliki pilihan lain, Aiden dan Mia terpaksa mengikuti kehendak ayahnya. Kedua anak tersebut tidak menutup-nutupi sikap permusuhan mereka terhadap Grace selama masa libur di pondok. Namun pekerjaan dadakan mengharuskan Richard kembali ke kota untuk sementara dan ia berjanji akan kembali secepatnya. Kini hanya tinggal Grace, Aiden dan Mia yang dipaksa untuk saling mengenal satu sama lain sambil menunggu Richard kembali. Situasi dan ketegangan di antara mereka memburuk dengan datangnya badai salju yang membuat ketiganya benar-benar terisolasi di pondok tersebut. Tak butuh waktu lama peristiwa-peristiwa aneh pun mulai terjadi, dan tanpa mereka bayangkan sebelumnya, semuanya semakin memburuk mulai dari sini.
Lewat debutnya Goodnight Mommy, duo sutradara Fiala dan Franz membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menciptakan atmosfer dengan cukup baik. Dalam The Lodge, mereka menunjukkan peningkatan dalam kemampuan tersebut, dilengkapi dengan sound design serta sinematografi yang sangat mendukung. Sinematografi dalam The Lodge sendiri dikerjakan oleh Thimios Bakatakis, seorang sinematografer yang karyanya bisa diliat dalam film-film seperti Dogtooth (2009), The Lobster (2015) hingga The Killing of a Sacred Deer (2017). Kekuatan lain dari The Lodge juga terletak pada performa tiga cast utamanya yang berperan dengan sangat baik, yaitu Mia, Aiden dan Grace. Wajah aktor muda Jaeden Martell pemeran Aiden mungkin sudah tidak asing lagi bagi para penggemar horror, karena sebelumnya ia ikut bermain dalam film It (2017). Sementara itu cucu tertua Elvis Presley, yaitu Riley Keough juga bermain dengan sangat mengesankan sebagai Grace yang mentalnya tidak stabil dan menjadi karakter terpenting dari film ini.
The Lodge terbagi ke dalam dua sudut pandang utama: perspektif Mia dan Aiden pada ada bagian pertama, dan perspektif Grace pada bagian berikutnya. Pada bagian pertama kita bisa melihat bagaimana dinamika antara Richard dengan kedua anaknya. Dari mulai liburan yang dipaksakan hingga pengabaian, membuat sikap permusuhan Aiden dan Mia terhadap Grace tampak simpatik dan masuk akal. Sejak lokasi film berpindah ke pondok, The Lodge mulai membawa penonton pada sudut pandang kedua, yaitu sudut pandang Grace yang harus menghadapi sikap permusuhan dari anak-anak Richard, sembari menghadari dirinya sendiri juga. Secara keseluruhan, tema paling mendasar dari The Lodge jelas adalah tentang penyakit mental, mengeksplorasi dampak emosional dan mental yang dihasilkan dari situasi-situasi traumatis. The Lodge memang bukanlah film yang sempurna. Beberapa pilihan plotnya tampak sulit untuk bisa dipercaya, serta twist yang sedikit tidak rasional. Tapi secara keseluruhan, The Lodge cukup efektif sebagai sebuah thriller / horror psikologis. Duo sutradara Fiala dan Franz melakukan pekerjaannya dengan cukup baik dalam mengendalikan ketegangan di setiap adegan, sambil membuat penonton penasaran dengan apa yang akan terjadi berikutnya.