MOVIE REVIEW: THE CHILDREN (2008)

THE CHILDREN
Sutradara: Tom Shankland
UK (2008)

Review oleh Tremor

The Children adalah film horror asal Inggris yang ditulis dan disutradarai oleh Tom Shankland berdasarkan kisah buatan Paul Andrew Williams. Dilihat dari judul film dan tagline-nya yang berbunyi “You brought them into the world. They will take you out”, sudah bisa ditebak siapa antagonis dalam film ini. The Children adalah sebuah film horor dengan tema anak-anak jahat / evil kids, yang mungkin sudah bisa dianggap sebagai sub-genre sendiri dalam genre horor lewat film-film seperti The Bad Seed (1956), The Omen (1976), Children of the Corn (1984), hingga film-film yang lebih modern seperti Them (2006), Orphan (2009), We Need to Talk About Kevin (2011) dan Goodnight Mommy (2014). Meskipun film ini menggunakan judul yang sama dengan satu film evil kids / zombie mutan buatan Max Kalmanowicz di tahun 1980, tapi The Children buatan Tom Shankland bukanlah remake dari film tersebut.

Beberapa hari menjelang tahun baru, pasangan suami istri Elaine dan Jonah beserta ketiga anak mereka pergi mengunjungi keluarga kakak Elaine, yaitu Chloe dan suaminya Robbie yang sudah memiliki dua orang anak. Kediaman Chloe dan Robbie berada di tengah hutan jauh dari perkotaan. Tentu lokasi terpencil seperti ini selalu sempurna sekaligus generik untuk plot film horor. Setibanya di sana, anak bungsu Elaine yang bernama Paulie tampak sakit dan muntah-muntah. Sesuai harapan dari judul dan tagline filmnya, satu persatu karakter anak kecil dalam film ini mulai menunjukkan perilaku ganjil secara perlahan, hingga akhirnya terjadi kematian pertama pada salah satu orang tua mereka. Awalnya, kematian tersebut tampak seperti kecelakaan yang tragis. Tapi kejanggalan dan ketegangan semakin meningkat hingga liburan akhir tahun kedua keluarga yang terisolasi ini dipenuhi dengan teror dan darah.

Saya pikir plot sederhana dengan banyak foreshadow dan petunjuk dalam semua publikasi film The Children tidak menyisakan satu celahpun untuk misteri dan kejutan. The Children adalah film yang straight-forward, dengan bagian awal yang dibangun sedikit lambat untuk memberi penonton waktu yang cukup agar bisa mengenal para karakternya. Satu-satunya celah misteri dari film ini adalah apa penyebab anak-anak kecil ini berubah? Dalam salah satu percakapan dalam film ini, kita tahu bahwa pekerjaan Jonah berkaitan dengan pengobatan alternatif dan mungkin juga berurusan dengan penyakit virus asing (dari luar negeri). Meskipun hanya disebutkan secara sekilas, tapi saya pikir mungkin ini adalah petunjuk tersembunyi tentang penyebab anak-anak mereka kemudian menjadi mesin pembunuh berdarah dingin.

Awalnya, saya merasa cukup teriritasi dengan minimnya penjelasan dalam film ini tentang apa penyebab perubahan perilaku anak-anak ini. Tetapi kemudian saya menyadari bahwa ada satu elemen yang selalu hadir, yaitu anak-anak yang wajahnya mulai memucat ini muntah lendir berwarna terang. Jadi sepertinya perubahan perilaku mereka memang berkaitan dengan infeksi virus penyakit menular tertentu, yang mungkin hanya berdampak pada anak kecil. Kalau kebanyakan film evil kids berkaitan dengan hal-hal supranatural dan gangguan kejiwaan, The Children mengambil jalan yang berbeda, meskipun tidak terlalu jelas. Mengetahui penyebab perubahan perilaku anak-anak ini adalah karena infeksi virus tidak membuat saya merasa misterinya terjawab. Justru saya semakin bingung, karena pada pembunuhan pertama yang terjadi dalam film ini, ada kesan bahwa terdapat unsur supranatural telekinesis terlibat di dalamnya. Karena kalau bukan hal supranatural, pembunuhan pertama hanya mungkin terjadi mengandalkan kebetulan yang sangat dipaksakan oleh sang penulis film. Entahlah, apakah ini karena penulisannya buruk, atau memang film ini sengaja dibuat menjadi ambigu. Bagaimana film ini diakhiri juga cukup ambigu karena tidak ada resolusi apapun di dalamnya.

Meskipun penyebab utamanya adalah virus, tapi itu tidak menjadikan The Children sebagai film infeksi zombie layaknya The Crazies (1973 / 2010), 28 Days Later (2002) ataupun The Sadness (2021) yang membuat pengidapnya menjadi brutal. Perilaku para anak kecil dalam The Children bukan menjadi agresif seperti zombie atau hewan liar, tetapi mereka berubah menjadi anak-anak kecil manipulatif yang tetap bersembunyi di balik topeng keluguannya, dengan misi membunuh para orang tua mereka dengan dingin. Mereka memanipulasi para orang tuanya dengan cara memperlihatkan seakan-akan mereka tetaplah anak kecil yang polos, ketakutan, kebingungan, dan sampailah kita pada satu tema yang mungkin paling menantang dalam film ini: sanggupkah para orang tua membunuh anaknya sendiri demi bertahan hidup? Anak yang mereka tahu betul telah berubah menjadi pembunuh namun tetap terlihat seperti anak mereka sendiri yang ketakutan? Ide ini bisa jadi sangat menakutkan bagi para orang tua. Mungkin ini juga yang menjadikan The Children tidak begitu populer dan sulit untuk diterima oleh publik, karena film ini mengandung hal yang cukup tabu dalam dunia perfilman meskipun tidak diperlihatkan secara frontal, yaitu adegan pembunuhan pada anak kecil. Kita paham bahwa ini hanyalah sekedar film dan para karakter dewasanya hanya berusaha mempertahankan diri, namun tetap sulit bagi sebagian penonton untuk merespon adegan-adegan membela diri seperti itu dengan perasaan lega.

Meskipun terdengar mengandung banyak kekerasan, tapi The Children bukanlah film gore. Para penonton yang mengharapkan adegan gore di sini mungkin akan kecewa, karena kebanyakan pembunuhannya terjadi secara off-screen. Yang pasti saya sangat mengapresiasi semua aktor cilik yang bermain dalam The Children karena mereka bekerja dengan sangat baik dan cukup meyakinkan sebagai anak-anak lugu sekaligus jahat. Tentu saja The Children bukanlah film horror evil kids terbaik yang pernah ada. Bukan juga yang paling original. Terlepas dari semua kekurangannya, The Children tetap merupakan film yang cukup menghibur, cocok untuk menghabiskan waktu senggang selama 80 menit saja.