fbpx

MOVIE REVIEW: SNATCHERS (2019)

SNATCHERS
Sutradara: Stephen Cedars & Benji Kleiman

USA (2019)

Review oleh Tremor

Snatcher adalah sebuah film dengan kombinasi sempurna antara film remaja, komedi, ketegangan, horor, sci-fi, serta gore ala film horor 80-an, dan di saat yang sama menjadi semacam metafora tentang tema kehamilan remaja. Awalnya, film Snatchers merupakan proyek mini-seri (web) yang tayang tahun 2017, di mana setiap episodenya hanya berdurasi sekitar 10 menit saja. Tim di balik film ini selalu menginginkannya menjadi film fitur berdurasi feature length. Akhirnya mereka pun mengedit dan menyusun ulang materi lamanya, menambahkan beberapa material baru, dan jadilah film penuh Snatchers. Tentu saja mereka sangat diuntungkan karena saat masih menjadi web-series, mereka tahu betul bagaimana reaksi dan feedback penonton, dan menyadari beberapa kelemahan film ini yang perlu direvisi. Dengan membuatnya menjadi film fitur, artinya mereka mendapat kesempatan untuk menyempurnakannya. Dan hasilnya sama sekali tidak buruk. Snatchers dengan seru membedah kengerian kehamilan yang tak direncanakan, menggabungkannya dengan tema invasi alien dan gore dengan cara yang kocak.

Seperti umumnya teen movie, kita akan berkenalan dengan kelompok-kelompok karakter stereotip dari mulai kelompok remaja “cool” yang populer di lingkungan sekolah, karakter kutu buku yang seakan berkasta lebih rendah dari para “cool kids”, hingga remaja pria atletis dan disukai banyak perempuan, namun bodoh. Karakter utama dalam Snatchers adalah Sara, seorang siswi kelas 3 SMA yang baru saja mulai diterima oleh kelompok remaja perempuan populer di sekolahnya karena ia berpacaran dengan Skyler, seorang anak laki-laki atletis yang brengsek dan bodoh, yang juga bagian dari kelompok populer di sekolah. Para remaja ini merencanakan sebuah pesta, dan hanya mereka yang populer saja yang diundang. Tapi masalahnya Sara baru saja diputuskan oleh Skyler karena Sara menolak berhubungan intim dengannya. Sara khawatir kehilangan “derajat sosial”-nya di lingkungan pergaulan sekolah, dan berpacaran kembali dengan Skyler adalah satu-satunya cara agar ia tetap mendapat pengakuan dari kelompoknya. Ketika Skyler baru saja kembali dari liburan musim panas di Meksiko dengan kulit yang menggelap akibat sinar matahari tropis, Sara berusaha mendekatinya kembali. Di sinilah masalahnya dimulai.

Putus asa ingin mempertahankan status sosial di lingkungan sekolahnya, Sara nekat mendatangi rumah Skyler dan pertemuan mereka berakhir di tempat tidur. Sudah bisa ditebak, remaja bodoh seperti Skyler tidak menyimpan kondom. Didorong gejolak hormonal remaja dan minimnya edukasi seksual membuat Sara dan Skyler menganggap remeh masalah itu, dan merekapun akhirnya berhubungan. Dua hari kemudian, Sara bangun dalam keadaan hamil sembilan bulan. Panik dan kebingungan karena perutnya tiba-tiba membesar dalam satu malam, Sara tidak tahu ke mana ia harus meminta bantuan. Ia tidak mungkin memberi tahu ibunya. Ia juga tidak memberi tahu Skyler karena khawatir akan ditinggalkan. Sara juga tidak mencari bantuan di antara teman-teman gaulnya, karena dengan cepat ia bisa menjadi bahan gosip di sekolah dan kehilangan “status sosial”-nya. Akhirnya Sara meminta bantuan sahabat lamanya, satu-satunya orang yang bisa ia percaya: seorang kutu buku yang bernama Hayley yang pernah Sara jauhi demi pergaulan dengan kelompok populer sekolah. Sebagai sahabat sejati, Hayley langsung menemani Sara pergi ke klinik aborsi. Saat petugas di sana memeriksanya, ternyata dengan tidak masuk akal Sara mulai mengalami kontraksi dengan cepat dan siap untuk melahirkan. Dokter pun dengan sigap menyiapkan persalinan.

Apa yang kemudian terjadi benar-benar penuh kekacauan. Sesuatu melesat dengan cepat dari rahim Sara dan membuat kepala sang dokter terpisah dari badannya. “Bayi” Sara kemudian menancapkan ekornya tepat di kepala salah satu suster disana, dan menguasai tubuh suster itu layaknya boneka yang bisa dikendalikan. Sara baru saja melahirkan seekor alien parasit yang mampu mengendalikan inangnya menjadi mesin pembunuh. Segera setelah Sara dan Hayley yang ketakutan berhasil kabur dari klinik, tak ada satu orang pun di dalam klinik yang bertahan hidup. Darah bercipratan dimana-mana. Tapi bukan hanya mereka berdua saja yang berhasil kabur dari klinik. Alien tersebut pun akhirnya berhasil mendapat inang baru dan pergi ke kota. Tentu saja ini menambah kekacauan yang ada. Sara dan Hayley segera mengetahui bahwa mahluk yang keluar dari rahim Sara adalah alien purba yang memiliki satu inting tertentu: beranak pinak. Sambil mencari tahu bagaimana bisa Skyler membuahinya dengan bayi alien, mereka juga mencari cara untuk memusnahkannya sebelum semakin banyak korban berjatuhan. Sara dan Hayley harus menyelamatkan dunia.

Satu hal yang saya suka dari Snatchers adalah bagaimana film ini menggambarkan relasi pertemanan yang suportif. Sejak awal kita tahu bahwa Sara dan Hayley pernah berteman dengan baik sampai tahun kedua di SMA ketika Sara membuangnya. Namun, ketika tidak ada seorangpun yang bisa Sara percaya, Hayley ternyata adalah satu-satunya teman sejati bagi Sara. Walaupun awalnya Hayley tampak “terpaksa” terlibat, tetapi ia tetap setia menemani Sara. Hayley akan selalu mencurahkan segala dukungannya untuk Sara pada saat dibutuhkan. Kita juga bisa melihat bagaimana Hayley terus mendorong Sara untuk meminta pertanggungjawaban Skyler, karena suka tidak suka, Skyler adalah penyebab langsung dari semua kekacauan yang ada. Tapi Sara takut kehilangan Skyler. Padahal SKyler adalah lelaki yang brengsek dan menyebalkan. Seoang douchbag sejati. Dalam satu scene, kita bisa melihat bagaimana brengseknya Skyler. Saat Sara memintanya untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi dalam perjalanannya ke Meksiko, bukannya bersikap jujur Skyler malah memutuskan untuk marah pada Sara dengan alasan telah meragukan dirinya, dan menuduh Sara bereaksi berlebihan. Ini menyebabkan Sara kemudian mempertanyakan dirinya sendiri dan mulai berpikir bahwa mungkin ia memang berlebihan. Ini adalah sebuah relasi pacaran yang sama sekali tidak sehat dan abusif. Padahal kita semua tahu bahwa Sara berhak untuk marah dan bereaksi berlebihan, karena dia baru saja mengandung (dan melahirkan) bayi alien pembunuh, dan itu semua jelas adalah kesalahan Skyler. Untunglah Sara memiliki Hayley.

Sejak mengandung bayi alien hingga akhirnya melakukan perburuan, Sara mendapat banyak pelajaran yang bagus dalam hidup. Ia mulai menyadari bahwa banyak yang lebih berharga dibandingkan mengejar status sosial di sekolah, dan bahwa ia seharusnya lebih menghargai hubungannya dengan ibunya dan sahabatnya Hayley, daripada menjauhkan mereka demi popularitas di lingkungan sekolah. Pada akhirnya Sara mengakui kesalahannya terhadap Hayley, memperbaiki persahabatan mereka, dan menjadi seorang pemburu alien yang badass dan tidak lagi mempedulikan apa yang dipikirkan teman-teman sekolahnya tentang dirinya.

Menonton Snatchers adalah sebuah pengalaman yang ringan sekaligus sangat fun. Kita bisa menemukan beberapa kekonyolan dan banyak sekali darah serta bagian tubuh yang terputus dalam perjalanan Sara dan Hayley menyelamatkan dunia. Film Snatchers bagaikan penggabungan sempurna antara komedi remaja ala Mean Girls (2004), ditambah dengan tema seks remaja ala serial Sex Education (2019) dan Juno (2007), dikawinkan dengan keseruan film Gremlins (1984), tema alien haus seks seperti dalam Species (1995), dan alien parasit ala Night of the Creeps (1986). Kalau kalian adalah penggemar film komedi horor, maka saya sangat merekomendasikan Snatchers.

Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com