fbpx

MOVIE REVIEW: SLITHER (2006)

SLITHER
Sutradara:
James Gunn
USA (2006)

Review oleh Tremor

Film horror ringan yang sangat fun untuk ditonton tanpa perlu ada karakter asshole di dalamnya adalah sesuatu yang sudah jarang bisa kita temui dalam industri film horor modern. Dan Slither adalah satu dari harta karun tersebut. Racikan yang sangat pas antara body-horor, sci-fi, alien invasion, zombie, gore, kisah cinta dan komedi dalam Slither mengingatkan saya pada beberapa film horor 80-an yang sama-sama menyenangkan untuk ditonton, seperti The Blob (1988) atau Night of the Creeps (1986) misalnya. Bagi saya, Slither memang layaknya sebuah proyek tribute bagi horor 80an yang sangat menyenangkan untuk ditonton, dan pasti menyenangkan untuk dikerjakan. Dan yang saya suka dari Slither adalah, tidak perlu tampil “retro” untuk membawa semangat tersebut. Slither adalah karya debut layar lebar dari James Gunn, yang berperan sebagai penulis sekaligus sutradara. Sebagai film debut layar lebar, Slither jauh di lebih bagus daripada yang dibayangkan oleh banyak orang. Tak heran kalau karir Gunn kemudian semakin meroket hingga beberapa tahun kemudian ia membuat fillm action komedi berjudul Super (2010), dan dipercaya untuk menyutradarai dua film Guardians of the Galaxy (2014 & 2017).

Film ini dibuka dengan kisah klasik film invasi alien: sebuah meteor jatuh di hutan dekat sebuah kota (atau desa?) kecil Amerika bernama Wheelsy. Meteor itu membawa sebuah bentuk kehidupan alien parasit yang siap mencari inang baru untuk berkembang biak. Kemudian kita diperkenalkan dengan para karakter utama. Starla adalah seorang guru yang menikah dengan orang terkaya di kota Wheelsy yang bernama Grant. Grant sendiri sebenarnya adalah karakter suami yang baik dan sangat setia pada Starla. Namun perilakunya tidak terlalu menyenangkan. Lalu ada sheriff lokal yang bernama Bill Pardy, yang diam-diam menyukai Starla sejak mereka masih kecil. Film ini tidak membuang banyak waktu sejak awal. Suatu malam Grant berjalan keluar di hutan dan menemukan meteor sebesar bola basket tergeletak di antara semak-semak dalam kondisi sudah terbuka. Ada jejak berlendir yang keluar dari meteor itu. Grant pun mengikuti jejak itu dan menemukan siput alien berukuran besar. Setelah menyodok-nyodok siput raksasa itu dengan kayu, siput itu menembakkan sesuatu tepat ke dada Grant: sesuatu yang hidup dan bergeliat-geliat, melubangi dada, masuk ke tubuh Grant, dan langsung menghampiri otak Grant.

Ketika Grant kembali ke kehidupan sehari-harinya, transformasi Grant menjadi hibrida alien pun dimulai. Mulai terjadi perubahan dalam diri Grant, secara fisik maupun perilaku. Ia mulai selalu merasa lapar dan selalu mencari daging untuk dimakan. Awalnya Grant menghabiskan stok daging di dalam kulkasnya, lalu ia mulai belanja banyak sekali daging di supermarket. Namun ia tak pernah merasa kenyang. Secara fisik, beberapa benjolan mulai bermunculan pada wajah dan kepalanya (yang ia akui pada Starla sebagai sengatan lebah). Secara misterius, beberapa hewan peliharaan di sekitar lingkungan tempat ia tinggal pun hilang, dan Grant mulai menggembok pintu di rumahnya yang menuju ke ruang bawah tanah.

Semua ini terjadi tanpa disadari oleh Starla maupun para penduduk kota, hingga suatu hari seorang perempuan bernama Brenda dinyatakan hilang. Saya tidak akan menjelaskannya secara detail tentang apa yang selanjutnya terjadi, tetapi kalian akan melihat tentakel-tentakel keluar dari dada Grant. Ketika transformasi Grant menjadi semakin tak terkendali, sisi manusiawi Grant masih ada. Ia masih menunjukkan perasaan-nya pada Starla. Namun pada akhirnya saat Starla mengetahui apa yang Grant sembunyikan di ruang bawah tanah, Grant pun menyerangnya. Beruntung Starla berhasil diselamatkan oleh Sheriff Bill dan beberapa deputi. Mereka semua tak percaya pada apa yang mereka lihat: tangan Grant bertransformasi menjadi seperti tentakel cumi. Dengan kecepatan tidak masuk akal, Grant pun kabur ke gelapnya malam.

Hibrida alien Grant yang terus kelaparan mulai memangsa hewan-hewan ternak milik para petani. Kini polisi mulai bisa menyimpulkan bahwa Grant adalah tersangka atas kasus hilangnya seorang perempuan serta banyak sekali hewan peliharaan. Mereka sepakat untuk menjebak Grant guna menangkapnya dengan cara menyediakan seekor sapi sebagai umpan di sebuah ladang pertanian di tepi hutan. Betapa kagetnya mereka saat Grant datang dengan bentuk yang sudah sama sekali tidak manusiawi. Dia tampak sangat jahat sekarang juga, dengan benjolan-benjolan kulit dan mulut yang normal di satu sisi dan memelintir menjadi senyum bergigi tajam di sisi yang lain, dan tentakel-tentakel dengan ukuran bervariasi pada tubuhnya. Mengetahui dirinya dikepung, Grant pun kabur ke hutan dan memancing para pemburunya menuju sebuah gudang di dalam hutan. Di sana mereka akhirnya menemukan Brenda, perempuan yang hilang, yang juga sudah berubah bentuk fisiknya. Brenda mengeluh bahwa ia selalu merasa lapar, walaupun Grant terus memberinya makanan dari mulai hewan liar hingga ternak. Tak lama kemudian tubuh Brenda tiba-tiba meledak dan melepaskan banyak sekali mahluk berbentuk daging serupa siput. Rupanya Grant menggunakan Brenda sebagai induk bagi bayi-bayi siput alien-nya. Apa yang menahan Grant tidak menggunakan Starla sebagai induk adalah karena rasa cintanya pada Starla. Bahkan dalam bentuknya yang sudah seperti monster, masih ada sisi manusia pada diri Grant.

Siput-siput alien yang keluar dari tubuh Brenda membutuhkan inang baru: tubuh manusia. Mereka akan masuk ke dalam tubuh lewat mulut dan langsung bersarang pada otak untuk mengendalikan tubuh inangnya. Dalam serangan ini, hanya Sheriff Bill, Starla, dan walikota (yang ikut dalam tim ini) yang berhasil menutup rapat-rapat mulut mereka saat siput-siput alien menyerang. Gelombang siput ini kemudian lenyap ke dalam hutan menuju pemukiman warga. Dari sinilah kekacauan mulai semakin tak terkendali. Mereka yang sudah ditunggangi siput, akan bangkit bagaikan zombie dan akan merasa kelaparan. Mereka butuh daging untuk dimakan. Uniknya zombie dalam Slither adalah, semua zombie ini berbagi memori yang dengan Grant, induk utama mereka. Dan karena cinta Grant pada Starla begitu besar, para zombie ini mulai menyatakan berbicara pada Starla dengan cara bicara yang hanya dimiliki oleh Grant. Mereka memburu Starla dan bahkan mengungkapkan perasaan mereka pada Starla. Para survivor kita akhirnya berhasil kabur dari hutan dan mengendarai mobil kembali menuju kota untuk mencari bala bantuan. Tetapi apa yang mereka temukan adalah seisi kota sudah berubah menjadi zombie yang dikendalikan oleh siput alien dengan memori milik Grant. Karena keadaan begitu kacau, mobil yang Sherif Bill dkk kendarai tabrakan. Saat mereka semua berusaha kabur dari mobil yang sudah dikepung, para zombie berhasil menculik Starla. Dikuasai rasa cintanya, Bill kemudian memutuskan untuk pergi menyelamatkan Starla. Ia tahu kemana harus mencari Starla, karena para zombie ini berjalan menuju satu titik kumpul yang sama, rumah Grant, dimana di sana mereka kemudian akan bersatu (secara harafiah) menjadi satu tubuh tunggal yang terdiri dari banyak sekali tubuh manusia. Dan jelas ini akan menjadi sesuatu yang sangat menjijikan.

Pada premis dasarnya, film Slither memang memiliki ide yang mirip dengan the Night of the Creeps (1986), yang sama-sama merupakan film komedi-horor. Kemiripan ide dasar yang saya maksud adalah, kedua film itu sama-sama menceritakan tentang alien parasit berbentuk siput yang menguasai tubuh manusia, menjadikan inangnya menjadi zombie. Tapi tidak lebih dari itu. Slither memiliki pengembangan yang brilian dari ide dasar tersebut. Dari mulai transformasi fisik Grant-alien, memori Grant yang juga dimiliki para zombie, hingga ide tentang para zombie ini bersatu menjadi satu tubuh tunggal. Menurut saya memiliki ide dasar yang sama adalah hal yang sah-sah saja. Itu sama seperti menyebut film zombie masa kini memiliki kemiripan ide dengan Night of the Living Dead. Ia tidak terasa seperti meng-copy Night of the Creeps seperti pendapat kebanyakan penggemar horor. Jujur saja, kalau harus memperbandingkan, bagi saya Slither jauh lebih unggul dan brilian dalam banyak hal daripada Night Of The Creeps. Saya tentu tidak akan memperbandingkan special effect Slither dengan Night of The Creeps, karena itu jelas tidak adil. Slither sangat terbantu dengan kemajuan teknologi pada jamannya, tapi apa yang membuatnya menjadi lebih unggul bukan hanya soal special effect saja, tetapi justru pada plot, penulisan, komedi, hingga para karakternya. Dan walaupun saya adalah tipe penonton horor yang cenderung lebih suka dengan penggunaan special effect tradisional dibandingkan CGI, tapi saya memaafkan sebagian CGI kasar dalam Slither, karena secara keseluruhan film ini sangat menyenangkan, dan yang terpenting: dengan menonton Slither, saya tidak merasa membuang waktu saya.

Tidak ada yang tidak saya suka dari film ini. Slither jelas masuk ke dalam daftar film horror era 2000-an favorit saya. Para penulis dan pembuat film ini seakan tahu betul apa yang mereka buat, dan mereka tidak malu-malu atau berusaha tampak serius dengan embel-embel pesan moral atau aksi-aksi heroik yang berlebihan. Mereka tetap fokus dalam membuat film yang menyenangkan dan ringan. Tidak ada scene yang tidak penting, dan jalan ceritanyapun sangat sederhana. Ia tidak menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan ini itu secara ilmiah, karena penjelasan ilmiah jelas tidak kita perlukan. Saat film dimulai, kita memang diberi sedikit introduksi seputar konsep utama film ini: survival. Dalam pengenalan karakter Starla, ia sedang menjelaskan konsep “survival of the fittest”-nya Darwin pada murid-murid di kelasnya. Pada akhirnya, semua yang kemudian terjadi dalam film Slither memang berdasarkan pada satu konsep itu. Apa yang kita pikir jahat (para alien siput) tak lebih dari insting alami untuk mempertahankan keberlangsungan spesiesnya. Survival of the fittest. Kita tidak memerlukan penjelasan ilmiah lainnya lebih dari itu, dan kita tidak akan dibuat mengerutkan dahi di sepanjang film. Yang perlu kita ketahui hanyalah bahwa kita bisa bersenang-senang di sepanjang durasi film ini. Jadi, tidak ada yang perlu dianalisa dari film Slither. Ajak beberapa teman, siapkan cemilan, dan nikmati semua kekonyol menjijikan penuh lendir dan darah ala Slither.

 

 

Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com