KRISTY
Sutradara: Olly Blackburn
USA (2014)
Review oleh Tremor
Kristy adalah sebuah film thriller dengan sedikit unsur horror slasher dan home invasion yang dibuat oleh sutradara Olly Blackburn. Film ini memiliki judul awal “Satanic” saat pertama kali dirilis di beberapa festival. Setelah film ini dibeli oleh distributor, judulnya diubah lagi menjadi “Random” hingga akhirnya menggunakan judul finalnya, Kristy. Film survival dengan banyak adegan kejar-kejaran dan ketegangan ini ditulis oleh Anthony Jaswinski yang cukup dikenal setelah menulis film serangan hiu berjudul The Shallows dua tahun kemudian.
Film Kristy sendiri tidak memiliki plot berarti. Dibuka dengan adegan video amatir di mana seorang gadis dibunuh dan ditinggalkan begitu saja dengan luka membentuk huruf K terukir di pipinya. Video dan foto-foto dari kejahatan ini kemudian diunggah ke darkweb, dengan narasi inilah saatnya untuk memburu “Kristy”. Lalu kita diperkenalkan dengan protagonis kita, Justine, seorang mahasiswi yang memutuskan untuk tetap tinggal di asrama kampus saat semua mahasiswa lain pulang kampung di musim libur Thanksgiving. Justine menjadi satu-satunya mahasiswa yang tersisa di komplek kampus tersebut, ditambah dengan dua orang security dan satu penjaga bangunan. Ia cukup menikmati kesendiriannya di bangunan-bangunan kampus yang memiliki fasilitas serba lengkap dari mulai perpustakaan hingga kolam renang. Malam itu Justine pergi ke toserba terdekat untuk membeli beberapa kudapan. Di sana ia bertemu seorang perempuan berhoodie merah muda bernama Violet yang perilakunya membuat Justine merasa terancam dan tidak nyaman. Perempuan misterius itu bersikeras memanggilnya dengan nama Kristy. Karena ketakutan, Justine bergegas kembali ke kampusnya. Sesampainya di sana Justine mulai menyadari bahwa Violet beserta tiga laki-laki bertopeng serta bersenjata tajam membuntutinya dan membunuh dua petugas security yang ada. Dari sini film Kristy berubah menjadi film penuh adegan kejar-kejaran dan survival karena Violet dan gerombolannya mulai memburu Justine sambil merekam aksinya.
Kristy dibuka dengan cukup lambat, memungkinkan para penonton untuk lebih mengenal Justine sebagai seorang karakter yang berkepribadian. Karenanya, ketika Justine harus berjuang mempertahankan hidupnya dari kejaran Violet beserta gerombolannya, kita menjadi lebih peduli atas keselamatannya. Sebagai sebuah film thriller, Kristy tidak memiliki banyak adegan-adegan horor berdarah-darah layaknya film horor dengan tema serupa. Tapi itu bukan masalah bagi saya. Sutradara Blackburn lebih berfokus pada ketegangan sebagai unsur hiburannya. Menonton film ini bagaikan menyaksikan video-game stealth bergenre survival, di mana sang karakter utama yang tidak bersenjata dan tidak memiliki kekuatan yang setara harus banyak bersembunyi dan menghindar sebisa mungkin dari kejaran para pemburunya. Lalu pada waktunya, karakter tersebut akan menemukan cara-cara jitu tentang bagaimana bisa mengalahkan mereka menggunakan strategi dan peralatan seadanya.
Kristy bukanlah film yang sempurna. Untuk menikmati film seperti ini, penonton perlu mengabaikan bagian-bagian film yang tidak logis, berbagai plothole serta situasi-situasi yang tidak realistis. Apa yang saya tidak suka dari Kristy adalah penggambaran karakter Violet dan gerombolannya, yang terkadang memiring-miringkan kepala mereka seakan ini adalah film kerasukan, hanya demi memberi tahu pada penonton bahwa mereka adalah karakter jahat. Maksud saya, dalam dunia nyata sepertinya tidak ada orang jahat berperilaku memiring-miringkan kepala seperti itu. Satu lagi yang saya rasa merupakan kekurangan dari kisah Kristy adalah, mungkin akan lebih baik seandainya penulis Anthony Jaswinski juga memberikan sedikit saja latar belakang tentang sekte internet anti-Kristy ini, mengapa nama Kristy dipilih, dan apa yang sebenarnya mereka ingin capai. Tapi bisa saja soal itu disiapkan sebagai cadangan seandainya film ini laris manis dan pasar menginginkan adanya prekuel. Bagaimanapun, Kristy bukanlah film yang membutuhkan analisis mendalam. Ini adalah jenis film thriller sederhana dan fun yang cocok ditonton pada malam yang membosankan ketika tidak ada lagi hal lain yang bisa dilakukan.