MOVIE REVIEW: FRESH (2022)

FRESH
Sutradara:
Mimi Cave
USA (2022)

Review oleh Tremor

Fresh adalah sebuah film horor thriller dengan sentuhan dark comedy yang ditulis dengan sangat baik oleh Lauryn Kahn. Film ini merupakan debut penyutradaraan dari Mimi Cave, seorang sutradara yang sebelumnya banyak membuat film pendek dan video musik. Secara keseluruhan, plotnya sendiri memang bukan tipe film yang dipenuhi kejutan ataupun twist. Namun menurut saya Fresh adalah jenis film yang pengalaman menontonnya akan lebih menyenangkan kalau ditonton secara buta, dan saya akan berusaha untuk menulis review yang bebas dari spoiler.

Seorang gadis bernama Noa kurang beruntung dalam mencari pasangan lewat aplikasi kencan online semacam tinder. Contohnya adalah seperti yang digambarkan dalam sequence pembuka film ini di mana Noa berjumpa dengan teman kencan yang membosankan, tidak sopan dan hanya peduli dengan dirinya sendiri. Noa yakin kalau aplikasi kencan semacam ini dipenuhi para pria pecundang, dan ia berpikir mungkin sudah saatnya berhenti mencari pasangan secara acak dengan cara ini. Layaknya plot film komedi romantis, sebuah kebetulan manis pun terjadi pada Noa saat ia sedang berbelanja di supermarket. Seorang pria asing yang menawan, menyenangkan dan humoris bernama Steve tiba-tiba mendekati dan mengajak Noa berkenalan. Sejak momen itu kita bisa merasakan kalau chemistry antara keduanya sangat kuat. Setelah saling bertukar nomer telepon, Noa dan Steve pun mulai berkencan. Meskipun sahabat Noa yang bernama Mollie memperingatinya untuk berhati-hati dan tidak terlalu dibutakan oleh perasaan, tapi Noa percaya kalau Steve adalah seorang pria yang jauh lebih baik dari para pria dalam aplikasi kencan. Suatu hari Steve mengajak Noa pergi berlibur menghabiskan akhir pekan bersama ke tempat yang ia rahasiakan sebagai kejutan. Sebagai seseorang yang sedang jatuh cinta, Noa dengan penuh antusias segera setuju. Apalagi Steve adalah sosok pria manis dan sangat sopan. Setelah menyaksikan chemistry manis antara Noa dan Steve selama 30 menit, akhirnya judul film ini muncul di layar, menandakan bahwa film horor berjudul Fresh ini baru benar-benar dimulai.

Agak sulit untuk membahas film ini tanpa menyertakan spoiler, jadi saya hanya akan menuliskannya pendek saja meskipun sebenarnya ada lebih banyak hal yang ingin saya bahas di sini. Pertama, saya suka dengan bagaimana film ini dimulai layaknya sebuah film komedi romantis yang manis sebelum akhirnya berubah menjadi film horor. Dalam bagian pertama sebelum judul film ini tampil di layar, Mimi Cave dengan sengaja mengembangkan chemistry manis antara Noa dan Steve yang bisa membuat penontonnya ikut senang melihat interaksi mereka berdua. Kehadiran Steve terasa sangat melegakan setelah kita melihat betapa menyebalkannya teman kencan Noa yang terakhir. Cave sepertinya tahu betul kalau chemistry antara Noa dan Steve cukup penting untuk diperlihatkan sejak awal, dan tentu dibutuhkan waktu yang cukup agar penonton bisa dibuat nyaman dengan hubungan baru Noa. Dengan cara ini Mimi Cave dan penulis Lauryn Kahn mendorong penonton untuk ikut membangun kepercayaan pada Steve, meskipun sama seperti Mollie, kita bisa juga curiga dengan karakter pria yang too good to be true. Selain itu, saya juga suka melihat bagaimana kisah ini diceritakan dari sudut pandang penulis dan sutradara perempuan. Saya pikir Fresh menyelipkan banyak komentar sosial, terutama soal kegelisahan seorang perempuan di tengah dunia yang tidak aman baginya. Dari mulai dick pic yang Noa terima di aplikasi kencan online, hingga saat ia harus menggenggam erat-erat kunci mobilnya sebagai senjata saat berjalan sendirian di malam hari. Belum lagi isu seputar relasi kuasa, perilaku abusif dan manipulatif, hingga kekerasan fisik dan terutama emosional yang sayangnya cukup relevan di zaman modern ini juga hadir secara konstan dalam film Fresh. Yang menyenangkan dari Fresh adalah film ini tidak terasa seperti menceramahi penontonnya. Apapun pesan yang ingin disampaikan oleh Lauryn Kahn, semua terasa sangat ringan dengan cara yang menyenangkan.

Selain berkat penulisan pintar oleh Lauryn Kahn dan penyutradaraan yang kuat dari Mimi Cave, keberhasilan film ini juga tak lepas dari penampilan luar biasa kedua aktor utamanya: Daisy Edgar-Jones dan Sebastian Stan. Sebastian Stan memerankan Steve dengan sangat baik, yang bisa mengingatkan penonton pada karisma serta kepercayaan diri yang dimiliki karakter Patrick Bateman dalam film American Psycho (2000). Di satu waktu Steve bisa menjadi sosok yang sangat menyenangkan dan sanggup menimbulkan perasaan nyaman, tapi di sisi lain ia bisa juga bisa terasa sangat mengancam. Sementara itu Edgar-Jones juga memiliki beban yang cukup kompleks dalam memerankan Noa. Ia bisa tampak sangat rentan di satu waktu, lalu di waktu berikutnya ia harus bisa memancarkan sorot mata penuh antusias sambil tertawa lepas bersama Steve. Seperti sudah saya tulis sebelumnya, film Fresh tidak menawarkan twist yang shocking. Sejak awal kita tahu bahwa ini adalah film horor, jadi semanis apapun pembuka film ini, penonton tahu bahwa akan ada hal buruk terjadi. Kita bisa memprediksi meskipun tebakan kita bisa saja salah. Mungkin kejutan sebenarnya dari film ini tidak datang dari plotnya, melainkan dari bagaimana cara Mimi Cave mepresentasikan kisah ini. Fresh diarahkan dengan sangat baik, lewat visual yang cukup menawan, sekaligus membuat sebagian penonton bisa saja kehilangan selera makan mereka tanpa perlu adanya adegan gore. Film ini memang tidak sempurna, tapi sebagai sebuah debut Fresh jelas sangat menyegarkan dan jauh lebih bagus dari yang saya harapkan. Ini adalah debut yang sangat menghibur dengan penutup yang cukup memuaskan, membuat saya pribadi tidak sabar untuk menanti proyek-proyek horor buatan Mimi Cave ataupun Lauryn Kahn berikutnya.