A NIGHT OF HORROR: NIGHTMARE RADIO
Sutradara: Various
Argentina / New Zealand / UK (2019)
Review oleh Tremor
Setiap orang pasti memiliki kenangan masa kecil dimana mereka mendengarkan kisah-kisah seram yang diceritakan oleh teman atau anggota keluarga, lalu tidak bisa tidur setelahnya. Terkadang kisah-kisah horor memang cukup efisien dalam bentuk cerita pendek. Itulah mengapa format antologi merupakan format yang paling tepat untuk genre horor. A Night of Horror: Nightmare Radio (tidak ada hubungannya dengan antologi horor lainnya yang berjudul Nightmare Cinema) adalah sebuah antologi horor berisikan 8 film pendek dengan gaya, nada, dan sub-genre yang berbeda-beda, yang dibuat oleh 8 sutradara yang juga berbeda. Kumpulan film pendek ini dikurasi oleh kakak beradik Nico dan Luciano Onetti. Dalam antologi ini mereka berdua juga ikut menulis sekaligus menyutradarai sebuah cerita bingkai yang akan menjadi pengantar bagi 8 film pendek yang ada.
Sebenarnya, tidak satupun dari film pendek dalam Nightmare Radio yang dibuat khusus untuk antologi ini. Salah satu film pendek tersebut sudah lama tersedia di YouTube, sementara film pendek lainnya pernah menjadi bagian dari program TV horor, dan ada juga yang pernah ditayangkan di festival film. Tahun rilis film-film ini juga cukup bervariasi, berkisar dari tahun 2012 hingga tahun 2017. Jadi peran Nico dan Luciano dalam proyek ini hanyalah sebagai penggagas antologi, menyeleksi film-film pendek yang memang sudah pernah dirilis, dan membuatkan cerita bingkainya. Namun sebuah antologi terkadang bisa menjadi tontonan berisiko bagi penonton. Maksudnya, kita semua tahu bahwa mungkin hanya ada satu atau dua cerita saja yang bisa dibilang bagus dari semua film pendek yang ada dalam satu antologi. Seringkali beberapa cerita pendek terasa membosankan, tidak menarik dan hanya ada untuk mengisi durasi. Sayangnya, itulah yang kita temui dalam antologi Nightmare Radio ini.
Antologi ini dibuka dengan segmen pertamanya berjudul In the Dark Dark Woods (USA, 2017), disutradarai oleh Jason Bognacki, yang berisikan puisi dengan judul yang sama. Segmen ini adalah sebuah kisah hantu dan balas dendam. Ini bukanlah kisah yang paling berkesan dalam keseluruhan antologi, namun cukup baik sebagai pembuka. Saat film pendek pertama ini berakhir, kita diperkenalkan dengan host antologi ini sekaligus karakter sentral dalam cerita bingkai Nightmare Radio, yaitu seorang penyiar radio tengah malam yang bernama Rod Wilson. Pada malam itu Rod sedang membawakan sebuah acara dimana ia menuturkan cerita-cerita seram yang pernah ia dengar, sekaligus mengundang para pendengarnya untuk menelepon dan berbagi kisah-kisah seram yang pernah mereka alami atau dengar. Sambil menunggu adanya telepon yang masuk, Rod menuturkan kisah berikutnya.
Segmen kedua dalam Nightmare Radio berjudul Post Mortem Mary (Australia, 2017), disutradarai oleh Joshua Long. Dalam segmen yang berlatarkan abad 19 ini, diceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Mary yang harus membantu ibunya bekerja. Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan biasa. Ibunya menawarkan jasa untuk mengambil foto orang-orang yang baru meninggal, agar keluarga yang ditinggalkan bisa memiliki sesuatu untuk diingat, biasa disebut sebagai post-mortem photography. Kali ini mereka harus mengambil foto jenasah seorang anak kecil yang ibunya terus histeris karena tidak bisa menerima rasa dukanya. Ketika ibu Mary harus menenangkan orang tua jenasah gadis kecil itu, Mary dipaksa untuk melawan rasa takutnya dan mengambil foto jenasah seorang sendiri. Walaupun arah plot dalam segmen ini dapat diprediksi dengan mudah, Post Mortem Mary tetap merupakan horor pendek cukup berkesan dan efektif.
Memasuki segmen berikutnya, kita kembali dibawa ke jaman modern lewat A Little off the Top (Kanada, 2012), yang disutradarai oleh Adam O’Brien. Dalam sebuah salon kecantikan papan atas, kita menemui seorang penata rambut yang sedang mempersiapkan salah satu kliennya, seorang selebritis. Penata rambut ini yakin kalau kliennya menyia-nyiakan kecantikan alaminya dan ia memutuskan untuk melakukan apa yang menurutnya perlu dilakukan. Segmen ini tidak benar-benar memiliki plot, tetapi ritmenya dituturkan dengan cukup baik. Berikutnya kita memasuki kisah ke-empat dalam Nightmare Radio, berjudul The Disappearance of Willie Bingham (Australia, 2016) yang disutradarai oleh Matt Richards. Kisah ini menjadi salah satu segmen yang paling berkesan dan menonjol menurut saya. Willie adalah seorang narapidana dalam kasus pembunuhan sekaligus pemerkosaan, dan ia menjadi orang pertama yang menjalani bentuk hukuman jenis baru yang bisa dibilang cukup ekstrim. Dalam hukuman ini, Willie harus menerima beberapa operasi amputasi medis, dan keluarga korban lah yang diberi kuasa untuk menentukan sejauh mana amputasi ini dilakukan. Menceritakan plot segmen ini lebih jauh tentu akan merusak kisahnya. Yang pasti segmen ini cukup menyenangkan untuk ditonton, walaupun sama sekali tidak menyenangkan bagi Willie.
Antologi Nightmare Radio dilanjutkan dengan segmen berbahasa Spanyol yang berjudul Gotas / Drops (Spanyol, 2017) yang disutradarai oleh Sergio Morcillo. Ini adalah segmen yang paling membingungkan dan melelahkan bagi saya. Untung saja durasinya tidak terlalu panjang. Kisah ini adalah seorang penari yang tiba-tiba mengalami sakit perut (?) Malam itu juga ia mulai diteror oleh sosok supranatural di rumahnya. Apakah sakit perut membuatnya melihat monster? Walaupun atmosfer yang dibangun memang lumayan mengerikan, tapi sejujurnya saya tidak yakin apa yang sebenarnya terjadi dalam segmen ini. Untungnya kisah berikutnya jauh lebih menarik. Judulnya adalah The Smiling Man (USA, 2015) yang disutradarai oleh A.J. Briones. Film pendek yang sepertinya terinspirasi dari urban legend creepypasta dicampur dengan Pennywise dari novel/film IT ini bercerita tentang seorang gadis kecil yang sedang sendirian di rumahnya pada malam hari. Sesuatu mencoba memancing gadis itu untuk pergi ke dapur, dimana ia segera menemukan sosok aneh dan menyeramkan di sana.
Antologi berlanjut ke kisah yang berjudul Into the Mud (Spanyol, 2016), disutradarai oleh Pablo S. Pastor. Segmen ini menyajikan sesuatu yang jauh sederhana namun cukup efektif dalam menggunakan durasinya. Kisah ini adalah tentang seorang pemburu yang berhasil menangkap seorang perempuan di hutan. Perempuan ini jelas bukan perempuan biasa, karena sang pemburu yang sedang menelepon temannya mengatakan bahwa ia bisa menjual “hasil buruannya” tersebut pada sirkus. Namun dengan cepat keadaan pun berbalik. Sang pemburu menjadi buruan. Dan akhirnya kita sampai pada segmen terakhir kita berjudul Vicious (UK, 2015), yang disutradarai oleh Oliver Park. Kisah ini pun cukup sederhana, yaitu tentang seorang perempuan yang sedang sendirian di rumahnya dan mengalami gangguan supranatural. Rasanya ini adalah segmen yang paling menyeramkan dalam keseluruhan antologi. Segmen ini memiliki kejutan dan rasa teror yang begitu mengalir, dengan menggunakan beberapa shot POV yang membuat atmosfernya begitu mencekam.
Secara tradisi, cerita bingkai dalam antologi horor pada akhirnya harus berubah menjadi kisah horornya sendiri. Dalam hal inilah antologi Nightmare Radio benar-benar gagal lewat cerita bingkainya yang membingungkan dan tidak masuk akal. Segmen yang paling lemah dan paling buruk dalam antologi ini sayangnya adalah cerita bingkainya itu sendiri yang berpusat pada sang penyiar radio, Rod. Dalam jeda antar segmen, kita akan selalu kembali pada Rod di ruang siarnya. Kesemua potongan-potongan ini akan bergulir pada kisah tentang Rod sendiri. Setelah menerima beberapa panggilan telepon yang tidak penting, Rod mulai mendapat panggilan misterius dari seorang anak kecil yang meminta bantuan. Seseorang akan membunuhnya, katanya. Awalnya Rod berpikir bahwa ini adalah panggilan prank belaka, tetapi ia segera menyadari bahwa ini lebih serius dari yang ia pikir. Panggilan telepon tersebut rupanya membongkar rahasia gelap yang melibatkan sisi gelap Rod yang sebenarnya.
Jadi, apakah Nightmare Radio akan menjadi antologi klasik seperti Creepshow atau Tales from the Crypt? Tentu saja tidak. Tapi bagi kalian yang menyukai cerita-cerita pendek menyeramkan, tentu saja menonton antologi adalah hal yang wajib dilakukan.
https://www.youtube.com/watch?v=J4ptzG7N84E
Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com