TUMENGGUNG ‘Soul of Steel’ Album Review
Hitam Kelam Records. April 1st, 2020
Heavy metal/Power metal/Speed metal
Unit heavy metal TUMENGGUNG yang dikomandani oleh vokalis sekaligus gitaris Arif Wahyu Ramadhan, bersama gitaris kedua Rizaldy Adriananda, bassist Ardhy Dwiatmoko dan drummer Fisabil Mahardika akhirnya melepaskan debut studio album bertajuk ‘Soul of Steel’ yang dirilis oleh Hitam Kelam Records, setelah sebelumnya sempat merilis mini album digital tiga lagu tahun 2014 silam berjudul ‘Heavy Metal Is Good’. Mesikpun album yang bertajuk ‘Soul of Steel’ ini merupakan album perdana dari TUMENGGUNG, kwartet heavy metal yang sudah dibentuk semenjak tahun 2007 ini sudah lumayan terdengar kematangan dan karakternya, karena telah membakar panggung-panggung acara jauh hari sebelum mereka melepaskan ‘Soul of Steel’, full-length ini berisikan sepuluh lagu cadas dengan total durasi kurang dari 40-menit yang sangat variatif dan beragam. Album dibuka dengan sebuah nomor intro “Steel March” yang memberi ancang-ancang bagi legion baja ini untuk langsung menyalak dalam lagu kedua, yaitu title track “Soul of Steel” yang kental rasa-rasa power metal Jerman khususnya HELLOWEEN dan GAMMA RAY, lengkap dengan vokal melengking tinggi dan permainan lead guitar yang melodius lumayan catchy, mungkin yang membuat lagu ini agak kurang maksimal adalah bagian chorus yang entah kenapa rada nanggung hooks nya.
Untungnya lagu ketiga “Gemuruh” yang lebih upbeat dan enerjik berhasil mengatasi permasalahan tersebut dengan pre-chorus dan chorus lumayan epik lengkap dengan lirik berbahasa Indonesia yang penuh semangat. Tiga lagu setelahnya berhasil memperlihatkan fleksibilitas TUMENGGUNG sebagai sebuah band yang berani eksplorasi, “Mata Pisau” punya aroma speed metal/proto-thrash yang kental kayak EXCITER, RUNNING WILD, JUDAS PRIEST era ‘Stained Class’, hingga OVERKILL era ‘Feel The Fire’, dalam trek selanjutnya “Heavy Metal is Good”, TUMENGGUNG sedikit menurunkan tempo dengan lagu mid-tempo anthemic plus riff seberat bogem ala ACCEPT atau grup modern metal macam BATTLE BEAST. Lagu berikutnya ‘Restless Horse’, kwartet ini kembali memberikan bola melengkung, dengan mempersembahkan sebuah lagu semi-power ballad yang sangat kental sekali nuansa QUEENSRŸCHE era ‘Operation: Mindcrime’ dan ‘Empire’ dengan sedikit bumbu dari hair metal. Pada lagu-lagu bagian terakhir TUMENGGUNG kembali menggeber sound power metal dan berhasil menghasilkan dua lagu paling memorable dalam ‘Soul of Steel’, yaitu ‘Nasar’ dengan permainan lead neo-classical nya, dan tentunya ‘Takkan Berhenti’ yang ultra-catchy dan berpotensi jadi lagu ikonik mereka layak nya “Eagle Fly Free” dan “I Want Out” bagi HELLOWEEN, lalu ada juga “King of The Road” yang merupakan “Painkiller’ versi kearifan lokal dimana Arif Wahyu Ramadhan menggunakan teknik high pitched screeching ala Rob Halford.
‘Soul of Steel’ ditutup dengan lagu self-titled “Tumenggung (Ayat Baja)” yang mengikuti tradisi IRON MAIDEN, MOTÖRHEAD, dan ANGEL WITCH. Meskipun ‘Soul of Steel’ merupakan alum pertama TUMENGGUNG, mereka sudah lumayan terdengar berkarakter dan cukup berani ber-eksplorasi, dan sudah di dukung oleh kualitas produksi yang cukup solid (mulai dari mixing, mastering hingga pemilihan artwork), Namun album ini masih memiliki beberapa kekurangan, khususnya penulisan part drum yang rada nanggung/masih datar kurang berkarakter ditambah artikulasi vokal dalam bahasa inggris yang masih terlalu kental aksen-nya jadi agak kurang jelas dan kena, saya rasa TUMENGGUNG lebih terdengar garang ketika menulis lagu dengan bahasa Indonesia, karena lagu-lagu seperti “Mata Pisau” atau “Nasar” lebih besar impact-nya ke pendengar dibandingkan “King of The Road” apalagi “Heavy Metal is Good” misalnya, lalu bagi mereka yang mungkin punya intoleransi laktosa mungkil bakal sedikit sedikit sulit mengkonsumsi ‘Soul of Steel’ karena liriknya yang bagi sebagian orang agak terlalu optimistic. Tapi selain hal-hal diatas saya rasa nya album ini tak terlalu banyak poin negatif yang membebani, TUMENGGUNG telah berhasil menghasilkan album power metal yang terdengar sangat beragam dan tak monoton karena mau mengambil elemen-elemen mulai dari speed metal, traditional heavy metal, sampai NWOBHM (new wave of british heavy metal), yang menjadikan ‘Soul of Steel’ tak membosankan layaknya mayoritas album power metal lokal yang banyak beredar di pasaran. (Peanhead)
7.0 out of 10.
R.I.P Boedi Leksono (Hitam Kelam Records)