THE BLACK DAHLIA MURDER ‘Verminous’ ALBUM REVIEW
Metal Blade Records. April 17th, 2020
Melodic death metal
Pada tanggal 11 Mei 2022, scene bawah tanah dunia kembali berkabung, Trevor Scott Strnad (Rest In Power), frontman grup melodic death metal THE BLACK DAHLIA MURDER, berpulang di hari Rabu yang kelam itu, setelah bergelut dengan masalah kesehatan mental yang telah menahun, kepergian Trevor Strnad merupakan sebuah kehilangan besar, tak hanya bagi keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat yang ditinggalkan, namun juga bagi skena heavy metal, sebagai seorang extreme metal connoisseur dan living encyclopedia segala yang berbau music keras, ia menggunakan popularitasnya untuk mendongkrak band-band underrated dari seluruh penjuru dunia, yang hampir gak pernah tersentuh media-media menengah keatas, melalui rubrik bulanan di situs Metal Injection sejak tahun 2015, tak seperti musisi papan atas lain yang paling banter name-dropping grup musik tongkrongan satu circle, band temen, atau rekan satu label. Dengan wawasan musik luas dari sang vokalis, pantas lah THE BLACK DAHLIA MURDER masih relevan hingga saat ini, karena grup asal Waterford, Michigan, USA ini gemar mencari nuansa baru dan berani bereksplorasi ditiap-tiap album (tanpa harus menghilangkan karakter inti band), alias gak mandek ditempat kayak AMON AMARTH atau ARCH ENEMY misalnya, yang makin hari semakin boring dan generik. Keputusan Brian Eschbach untuk melanjutkan perjuangan grup ini pun patut didukung penuh, apalagi untuk menghormati mendiang Trevor, dia mengambil alih posisi vokalis secara penuh, lalu memberikan jabatan axeman kepada Ryan Knight, yang kembali lagi bergabung, setelah sempat cabut tahun 2016 lalu.
THE BLACK DAHLIA MURDER punya pekerjaan rumah besar ketika menggarap ‘Verminous’, pasalnya rilisan sebelumnya, ‘Nightbringers’, banyak digadang-gadang sebagai full-length terbaik mereka semenjak ‘Nocturnal’, karena banyak memboyong kembali unsur-unsur black metal dari album tersebut, termasuk menggunakan kembali gambar sampul karya tukang gambar legendaris Kristian Wåhlin aka Necrolord (DISSECTION, TIAMAT, SACRAMENTUM, dll) biar makin berasa gelap estetikanya, dan materinya juga gak main-main tingkat keberingasanya, mampu memecah kebutuntuan grup ini, yang agak semenjak dari ‘Ritual’, selain itu penjualan ‘Nightbringers’pun sangat fantastis, memecahkan rekor pre-order Metal Blade Records, sekaligus bisa nangkring di Billboard Top 40, sebuah pencapaian besar mengingat LORNA SHORE aja yang disokong hype segaban aja, gak berhasil mendobrak seratus besar chart. Hal-hal tersebut tentunya memberikan beban berat kepada Trevor Strnad, Brian Eschbach, Brandon Ellis, Max Lavelle, dan Alan Cassidy, untuk menghasilkan album yang paling tidak setara dengan LP sebelumnya, dan alih-alih mencoba mengulangi lagi formulasi ‘Nightbringers’, THE BLACK DAHLIA MURDER justru nyoba meracik ramuan melodeath yang cukup berbeda dari album tersebut, toh mengulangi tingkat keganasan ‘Nocturnal’ untuk ketiga kalinya malah bisa jadi blunder fatal, kalau hasil akhirnya dibawah ekspektasi fans.
Pendekatan terbarukan yang ambisius dalam proses penggodokan ‘Verminous’, saya rasa berdampak sangat positif pada album kesembilan THE BLACK DAHLIA MURDER ini, Brandon Ellis, yang baru masuk di album sebelumnya, telah diberikan kebebasan penuh (sekaligus jadi produser) dalam menulis part-nya sendiri dalam album ini, alhasil pengaruh gitaris lejen kayak Yngwie Malmsteen, Andy LaRocque, hingga Marty Friedman cukup terasa, yang emang udah jadi panutan sang gitaris dari dulu. Secara keseluruhan ‘Verminous’ tidak pernah mencoba sama sekali untuk menyamai tingkat agresi dan kegarangan ‘Nightbringers’, mayoritas lagu tentunya masih sarat aroma AT THE GATES-core, khususnya pada dua lagu pembuka, title track “Verminous” dan “’Godlessly’”, namun nomor-nomor dalam album ini jadi lebih banyak disusupi melodi-melodi old school heavy metal, menjadikan ‘Verminous’ rada menjurus ke-arah melodic death ala CARCASS era ‘Swansong’/’Surgial Steel’ yang lebih easy listening. Meskipun banyak yang suka mencibir kalau THE BLACK DAHLIA MURDER tiap album (khususnya satu dekade terakhir) agak terlalu mirip-mirip, namun asal mau menelisik dan mencermati lebih dalam semua rilisan mereka, pasti terasa kalau setiap album punya ciri khas-nya masing-masing, ‘Verminous’ sendiri lebih berfokus pada melodi dan aransemen yang hooky daripada agresivitas.
Jika ‘Nightbringers’ banyak bikin pendengar sedikit overwhelmed dengan intensitasnya, sampe bisa bikin lupa udah sampe track mana, ‘Verminous’ justru kebalikanya, dengan kumpulan trek sangat variatif, dinamis, dan penuh momen-momen noteworthy (plus Trevor Strnad banyak memamerkan jangkauan vokal yang luar biasa), mulai dari racikan blackened melodic death metal lengkap dengan jampi-jampi dalam “Child of Night” atau groove CARCASS-esque di “Removal of the Oaken Stake”, “Sunless Empire” dan “The Leather Apron’s Scorn”, sampai shred-fest dalam lagu “Dawn of Rats” dan “The Wereworm’s Feast”. Mungkin bagi yang udah terbiasa dengan pola penulisan dua rilisan sebelumnya yang langsung geber dari detik pertama sampai kelar, pasti agak kesulitan untuk mencerna album ini, yang sedikit memerlukan kesabaran buat nemu enaknya dimana, tapi pas udah nemu, ‘Verminous’ dijamin punya replayable value yang lumayan tinggi, apalagi THE BLACK DAHLIA MURDER paham betul kalau LP death metal pas nya emang dibawah 40 menit, jadi gak bikin telinga keseleo, ditambah lagi hasil produksi Tue Madsen (mixing) dan Alan Douches (mastering) terasa lebih punchy (cabikan bass-nya cukup berasa), kalau dibandingkan dengan kerjaan tangan Jacob Hansen (‘Nightbringers’) dan Mark Lewis (‘Abysmal’). Kepergian Trevor Strnad tentunya sampai saat ini masih menyisakan luka yang mendalam, bagi mereka-mereka yang ditinggalkan, namun ia boleh bangga, karena ‘Verminous’ adalah sebuah opus aliran melodeath era modern dan in my opinion menjadi full-length terbaik THE BLACK DAHLIA MURDER semenjak ‘Deflorate’ (2009). (Peanhead)
9.1 out of 10