SWORN ‘Salvation Comes from Below’ ALBUM REVIEW
Samstrong Records. February 15th, 2023
Blackened death metal
SWORN adalah sebuah unit blackened death metal asal Surakarta, yang dibentuk pada tahun 2019 lalu oleh Nizar Bagas R (vokal), Sasongko Guntur Winjoyo (gitar), Rufian Yoga, (gitar), Achmad Chomarudin (bass) dan Wildan Andhi (drum), ditahun yang sama kelimanya melepaskan demo berisikan dua buah lagu yaitu, “Masonic Influence” dan “One Eye”, yang sebenarnya cukup oke, namun karena produksi-nya terlalu biasa-basa aja, cenderung pasaran kayak band-band death metal lokal pada umumnya, yang kurang cocok banget dengan materinya, membuat demo perdana SWORN buat saya pribadi cuma masuk ke telinga kanan, keluar ke telinga kiri belaka, karena pada tahun itu memang lagi gencar gempuran rilisan-rilisan berbahaya baik dari dalam ataupun luar negeri. 39 bulan berlalu pasca perilisan demo dua lagu tersebut, SWORN akhirnya melepaskan album debut mereka, yang bertajuk ‘Salvation Comes from Below’ via Samstrong Records, saya sendiri hampir saja melewatkan full-length pertama dari SWORN, namun setelah mendapat rekomendasi dari orang yang dipercaya plus ngeliat artwork ngeri dari illustrator handal Aghy R. Purakusuma, membuat saya tak berpikir panjang untuk sesegera mungkin ngorder rilisan fisik-nya, apalagi setelah denger kabar kalau versi cakram padat-nya dicetak sangat terbatas. Dalam LP pertama mereka, SWORN masih mengusung konsep blackened death metal sama kayak demo, tetapi lagu-lagu dalam ‘Salvation Comes from Below’ sudah dikemas dengan produksi yang saya rasa sudah lebih klop dari sebelumnya, tengok aja “One Eye” yang sudah dikemas ulang jadi lebih nendang.
Tidak seperti band blackened death lokal lain kadang sudah puas jadi versi kw grup besar, SWORN mencoba memadukan hibrida black metal kontra death metal tersebut dengan sound metal kematian gergaji mesin ala Gothenburg, yang dipionirkan oleh legenda Swedish death metal era 90’an macam DISMEMBER, ENTOMBED, GRAVE, dll, selain itu kwartet ini turut dipengaruhi dark hardcore/grindcore juga sepertinya, ditambah lagi album ini punya produksi tipikal hasil kerjaan Kurt Ballou, yang membuat ‘Salvation Comes from Below’ rada mengingatkan saya rilisan-rilisan dari NAILS, THE SECRET, dan BLACK BREATH, bedanya kalau grup HC era 2010-an awal lebih banyak terinspirasi band black metal Skandinavia atau USBM, SWORN justru berkiblat pada band blackened death metal kayak BEHEMOTH, HATE, dan BELPHEGOR, hal itu membuat sound terbaru mereka lumayan fresh, setidaknya untuk pasar dalam negeri. ‘Salvation Comes from Below’ dibuka dengan sebuah track intro yang sebenernya gak perlu banget, bukannya serem malah cheesy bae karena ada ketawa-ketiwi kayak film horror, padahal “Sacrifice” sudah mantab poll kalau langsung digeber jadi pembuka album, lalu lagu nomor tiga “The Pantomime Suicide”, sayangnya masih pula disisipi excerpt horor yang agak menganggu pacing album ini. Secara overall ‘Salvation Comes from Below’ merupakan sebuah debut yang sangat sudah jauh lebih baik dari mayoritas rilisan death metal lokal beberapa tahun terakhir ini, diluar potongan-potongan tak perlu yang saya sebutkan diatas, album ini cukup to the point, dengan durasi dibawah 30 menit yang sangat pas, karena ‘Salvation Comes from Below’ sudah sangat padat, plus dengan produksi yang agak terlalu kelewat modern dan overcompressed alias gak ada ruang bernafas, kalo kepanjangan justru bisa bikin kebelenger. Memang komposisi blackened death metal yang dikawinkan dengan sound Boss HM-2 bukanlah hal yang baru, pasalnya grup asal negara tetangga, EARTH ROT, sudah terlebih dahulu mencoba konsep tersebut, bedanya SWORN punya racikan yang sedikt lebih primitif dan urakan (bukti hardcore roots personil sepertinya), mungkin ketika menggarap LP/EP berikutnya SWORN bisa mencoba ngulik band-band jebolan Ross Bay Cult dan lain-lain, agar part blackened-nya gak bikin déjà vu ke band anu doang. (Peanhead)
8.3 out of 10