SPIRIT ADRIFT ‘Enlightened In Eternity’ ALBUM REVIEW
20 Buck Spin/Century Media. October 20th, 2020
Heavy metal/Doom metal
Meskipun awalnya dibentuk hanya sebagai solo project sampingan oleh Nate Garrett, yang kala itu masih menjadi pemegang kampak senar enam di unit death metal GATECREEPER, SPIRIT ADRIFT terbukti kelewat produktif, buktinya walau baru muncul kepermukaan tahun 2016, proyek yang kini sudah bertransformasi jadi band secara penuh ini, telah mengantongi empat buah album penuh plus beberapa mini-album/EP. Nama SPIRIT ADRIFT juga termasuk cepat meroket, bahkan salah satu media musik rock & kultur alternatif besar sekelas Kerrang!, sempat memasukan mereka kedalam sepuluh
besar grup metal asal Amerika Serikat terbaik satu dekade terakhir bareng POWER TRIP, PALLBEARER, KHEMMIS, DEAFHEAVEN, PERIPHERY dll, tentunya penempatan SPIRIT ADRIFT dalam list tersebut bukan sekedar isapan jempol belaka, karena sejak album pertama mereka selalu konsisten, menghasilkan album-album berkualitas. Kalau dua album awal (‘Chained to Oblivion’ dan ‘Curse of Conception’) masih memanjakan kaum doomster puritan, mulai rilisan ketiga ‘Divided by Darkness’, Nate Garrett udah mulai memasukan unsur traditional heavy metal, hal tersebut menjadikan sound SPIRIT ADRIFT lebih ekspansif dan aksesibel, yang akhirnya membuat mereka langsung ditarik oleh Century Media. Namun kesuksesan SPIRIT ADRIFT memaksa Nate Garrett untuk cabut dari GATECREEPER, dan Chase Mason dan Eric Wagner (vokalis dan gitaris GATECREEPER) yang sempat jadi touring member akhirnya keluar agar bisa fokus pada band utamanya masing-masing.
‘Enlightened in Eternity’ yang menjadi album pertama SPIRIT ADRIFT setelah pecah kongsi dengan GATECREEPER, album keempa mereka ini menampilkan perubahan yang lebih ketara dari segi sound, para penggemar materi-materi doom metal dari rilisan-rilisan awal, pasti banyak yang langsung
memalingkan wajah, karena elemen heavy metal yang dulu jadi bumbu penyedap saja, sekarang udah jadi bahan baku utama, meskipun begitu SPIRIT ADRIFT masih mempertahankan nuansa dan elemen doom meal dibeberapa lagu, dan dari segi lirik pun, gaya penulisan Nate Garrett juga masih surem bener. “Screaming from Beyond” awalnya berasa kayak beda band sama sekali, karena rasa-rasa nya malah mirip retro hard-rock ala AUDREY HORNE atau GYGAX, tapi kalau pendengar mau bersabar sedikit ngikutin, pas pertengahan lagunya malah terjun bebas karena balik lagi ke watak asal dengan sedikit rasa-rasa momen paling muram ALICE IN CHAINS. Dalam track seperti “Ride Into The Light”, “Battle High”, dan “Stronger Than Your Pain”, SPIRIT ADRIFT sepertinya mencoba mengkuti jejak GRAND MAGUS, namun dengan vokal yang lebih gampang dicerna dan lirik lebih relatable, tetapi “Battle High” dan “Stronger Than Your Pain” entah kenapa kurang greget, alias menjadi dua lagu palling saya sering skip dalam album ini.
Selain materinya luar biasa catchy (khususnya lima lagu awal), ‘Enlightened in Eternity’ juga termasuk variatif, tak hanya menjual lagu fist-pumping metal saja, ada juga lagu macam “Astral Levitation” yang terdengar seperti crossbreed antara BLACK SABBATH era Dio dan IRON MAIDEN. Selanjutnya ‘Cosmic Conquest’ yang berasa banget influence TROUBLE, ANGEL WITCH, hingga SIR LORD BALTIMORE, dan “Harmony Of The Spheres” malah kayak lagu melodic death metal tanpa growl, membuktikan kalau SPIRIT ADRIFT tidak stuck di periode 70’an dan 80’an saja. Namun paling favorit tetap trek penutup “Reunited in the Void”, karena dalam lagu tersebut SPIRIT ADRIFT kembali lagi menggeber doom metal yang belum di oplos sama sekali. ‘Enlightened in Eternity’ memang hanya berisikan 8 lagu, namun durasinya udah pas 45 menit, gak kepanjangan lah, jadi pengengar yang mau lebih bisa mengulang lagi dari awal, atau malah bisa balik nyetel tiga album sebelumnya, karena walaupun ‘Enlightened in Eternity’ secara overall merupakan karya terbaik SPIRIT ADRIFT sejauh ini, namun belum ada lagu yang benar-benar stand out sekelas “Angel & Abyss”, “Divided by Darkness”, “Earthbound “, “Curse of Conception” dan “The Hum of Our Existence”, Tapi bagi yang memang lagi nyari album heavy metal yang penuh materi memorable, dan hasil rekaman yang gak steril dan berlirk reflektif, lalu yang paling penting gak cuma recycle band senior doang, ‘Enlightened in Eternity’ sudah pasti bakal menjadi menu yang tepat buat didengerin bareng VISIGOTH, MANILLA ROAD, SMOULDER, CIRITH UNGOL dkk. (Peanhead)
8.5 out of 10