SACRED WICH ‘Mersault’ Album Review
DoomWood Recordings/Disaster Records/Grimloc Records. February 22th, 2021
Hardcore
Akhirnya setelah sempat terombang-ambing lalu menghilang seperti ditelan liang pusara grup hardcore asal Kota Bandung SACRED WITCH muncul kembali dari kerak paling gelap Ersetu. SACRED WITCH enam tahun lalu pernah jadi salah satu nama yang sangat ditunggu-tunggu rilisanya, karena nama mereka pertama kali mencuat ditengah sedang ramenya aliran dark hardcore/neo-crust di scene lokal saat itu, belum lagi SACRED WITCH dimotori orang-orang lama yang telah berpengalaman di jalur musik keras, diprakarsai para personil SSSLOTHHH (Vinsensius Widi Sulistya dan Dinarson Gandhy), DAUD (Garry Juliansyah), dan VROSK (Agan Ahsan), tiga band bawah tanah yang saat itu memang sedang lagi banyak diperbincangkan. Namun entah kenapa meskipun telah menyelsaikan proses rekaman gitar, bass, dan drum pada tahun 2014 di Masterplan Studio dalam jangka waktu tiga bulan saja, debut dari SACRED WITCH lama kelamaan gak keluar-keluar dari kandang juga, baru pada bulan Desember 2020, menjelang pergantian tahun, tiba-tiba datang juga berita yang membeberkan kejelasan akan mini-album pertama bertajuk ‘Mersault’ yang akan dirilis oleh konspirasi maut antara DoomWood Recordings, Disaster Records, dan Grimloc Records.
Selama enam tahun sempat mengendap, telah terjadi perubahan di tubuh SACRED WITCH, posisi vokal sudah digantikan Miko, dan Dinar akhirnya mengundurkan diri meskipun udah menyelsaikan proses rekaman drum, sesi rekaman vokal sendiri baru dilaksanakan pada pada tahun 2019, dengan proses mixing dikerjakan oleh Yoni (Brokenboard Studio), sedangkan proses mastering di pegang langsung oleh bos besar Plotkinworks, James Plotkin (O.L.D, KHANATE). Materi yang dibawakan SACRED WITCH banyak dipengaruhi sound abrasif hardcore kegelapan macem NAILS, TRAP THEM, ALL PIGS MUST DIE, THE SECRET, BAPTIST dkk, lalu disokong oleh gebukan khas d-beat di tiap-tiap lagu. Riffing, dan tone gitar dari Vinsensius Widi Sulistya tentunya menjadi daya tarik utama ‘Mersault’, karena racikanya gak pasaran dan apalagi stagnan, banyak terinspirasi tekstur band-band post-metal. Miko yang mendapat mandat untuk mengisi vokal juga memberikan energi yang sedikit berbeda dari iterasi pertama SACRED WITCH, mungkin karena vokalnya sudah terlalu familar trek kayak “Ode Kepada Malam” jadi sedikit déjà-vu pada ALICE (bisa jadi juga karena dulu ogut keseringan nonton live nya). Karena namanya juga sebuah E.P. alias mini-album, durasi ‘Mersault’ ya ala kadarnya aja, lima lagu yang ditampilkan hanya punya total durasi hampir 13 belas menit, terasa sangat kurang puas meskipun menggenjot tobol replay puluhan kali, untungnya walaupun pendek “Antara Api dan Gelap” apalagi “Ode Kepada Malam” dan “Ludahi Demakrasi” merupakan tiga lagu hardcore menggelegar yang cukup memorable dan dapat merangsang sel-sel otak yang mati karena efek kebanyakan stress tak berkesudahan ditambah insomnia, semoga saja setelah merilis ‘Mersault’, SACRED WITCH tak ngilang lagi begitu saja, dan kalau bisa follow up nya jangan lama-lama. (Peanhead)
7.5 out of 10