RIVERS OF NIHIL ‘Rivers of Nihil’ ALBUM REVIEW
Metal Blade Records, May 30th, 2025
Progressive metal/Death metal

Pada akhir tahun 2022, RIVERS OF NIHIL mengejutkan para penggemarnya dengan kabar bahwa Jake Dieffenbach, sosok yang telah bersama mereka sejak awal terbentuk, resmi didepak dari band, 6 bulan pasca cabutnya gitaris Jon Topore. Keputusan ini tentunya cukup mengejutkan, mengingat grup asal Pennsylvania, Amerika Serikat tersebut sedang berada di puncak karier mereka, berkat kesuksesan dua album berturut-turut, ‘Where Owls Know My Name’ (2018) dan ‘The Work’ (2021). Kedua rilisan itu tidak hanya menaikkan posisi dalam hierarki death metal modern, tetapi juga mendorong RIVERS OF NIHIL keluar dari “just another tech-death band” menjadi salah satu kekuatan besar dalam kancah persilatan progressive death metal. Meski sempat bungkam selama beberapa tahun, bassist Adam Biggs akhirnya mengungkap bahwa keluarnya sang mantan vokalis ternyata memang tak secara damai. Ia menyiratkan adanya masalah pribadi dan kurangnya komunikasi yang mengganggu day-to-day operation, hingga keputusan sulit harus diambil demi menjaga profesionalitas band. Adam Biggs akhirnya mengambil peran ganda sebagai vokalis sekaligus bassist, sementara itu, Andy Thomas (BLACK CROWN INITIATE) resmi bergabung secara fulltime sebagai gitaris tandem Brody Uttley.

Album self-titled RIVERS OF NIHIL ini dibuka dengan “The Sub-Orbital Blues”, yang sudah sejak dua tahun lalu di lemparkan sebagai single ke publik, lagu tersebut terasa banget seperti upaya RIVERS OF NIHIL untuk menyesuaikan diri dengan formasi baru, masih terdengar agak canggung dan setengah matang, sekaligus menjadi salah satu nomor paling gak death metal di album ini. Untungnya trek kedua, “Dustman”, terdengar lebih condong ke aransemen prog death yang masih sejalan dengan dua LP pendahulunya, mereka juga sempet menyelipkan breakdown lumayan gahar pada menit 2:50. “Criminals” dibuka dengan petikan banjo yang sayangnya hanya pemanis belaka dibeberapa tempat alias kurang terintegrasi, dan karena sekarang sudah makin prog arahnya, ada baiknya sih RIVERS OF NIHIL merekrut pemain keyboards aja sekalian, karena di beberapa part tiga lagu awal, kayaknya masih bisa lebih berani lagi eksplorasinya. Tak semua eksperimen dalam full-length kelima mereka ini bisa dibilang berhasil, untuk setiap lagu menohok seperti “Despair Church” dan “Water & Time”, masih ada nomor yang nanggung parah seperti “House of Light”, hingga yang terdengar layaknya djent-core generik macam “Evidence”.
Dalam sisa kurang lebih dua belas menit terakhir RIVERS OF NIHIL untungnya mampu memboyong elemen-elemen terbaik dari ‘Where Owls…’ dan ‘The Work’ lalu membungkusnya komposisi lebih approachable, “American Death” punya chugging riffs berengsek dengan chorus yang mampu jadi earworm, sedangkan “The Logical End” yang banyak menghadirkan racikan greatest hits dipenuhi bumbu-bumbu khas mereka yang tentunya sudah sangat familiar bagi pendengar lama (meskipun eksekusinya cukup subpar), sebelum akhirnya ditutup dengan sebuah extended coda yang melankolis, seolah merangkum perjalanan emosional album ini. Kalau dibandingkan ‘Where Owls Know My Name’ dan ‘The Work’, jelas album self-titled RIVERS OF NIHIL ini kebanting jauh, mereka sepertinya masih bimbang mau utuh jadi band progressive metal atau menuju arah yang lebih nyerempet ke ranah mainstream, alhasil album pertama dari formasi terkini RIVERS OF NIHIL ini kadang terdengar kurang kohesif dan tak terlalu terdengar gebrakannya. (Peanhead)
5.0 out of 10