ALBUM REVIEW: POLARIS – FATALISM

POLARIS ‘Fatalism’ ALBUM REVIEW

SharpTone/Resist. September 1st, 2023

Metalcore

Tiga bulan sebelum album terbaru mereka dirilis, POLARIS diterpa musibah, gitaris mereka, Ryan Siew, yang sudah memperkuat grup asal Sydney, Australia ini sejak tahun 2013, meninggal dunia, Namun Jamie Hails, Rick Schneider, Jake Steinhauser, Daniel Furnari, tak mau berlarut-larut dalam kesedihan, mereka memutuskan untuk tetap merilis album ketiga mereka, ‘Fatalism’ sesuai jadwal, dan headlining tour Australia dan Amerika Utara bareng AUGUST BURNS RED dan CURRENTS pun tetap dijalankan, sebagai bentuk penghormatan mereka kepada Ryan Siew. Dan POLARIS pun berhasil mengubah sebuah tragedi menjadi triumph, berkat dua buah single kuat, “Nightmare” dan “Overflow”, ‘Fatalism’ mampu memuncaki ARIA Albums Chart untuk pertama kalinya, plus mendapat deretan respon positif dari media, yang tentunya menjadi sebuah hadiah pada sang mendiang gitaris (R.I.P).

Secara overall ‘Fatalism’ terdengar lebih garang dari dua album sebelumnya, rentetan empat lagu awal membuktikan bahwa POLARIS memang salah satu band modern metalcore terbaik saat ini, setelah pembuka solid “Harbinger”, pendengar langsung dihajar dengan “Nightmare”, yang cukup membabi buta, dengan breakdown nampol, sebelum dilanjutkan dengan nomor yang medok aroma industrial metal/alt-metal “Parasites” lalu “Overflow”, dimana POLARIS kembali lagi meracik verse dan chorus super catchy ala post-hardcore/pop-punk yang telah menjadi trademark mereka selama ini. Lewat trek keenam POLARIS kembali lagi merambah aliran lain lewat aransemen yang nu-metal banget, sayangnya penempatannya di tracklist kayaknya agak sedikit tertukar dengan nomor sebelumnya “With Regards”, yang lagi-lagi catchy banget bruh. Memang meskipun lagu-lagu dalam ‘Fatalism’ tak semudah nemplok kayak ‘The Death of Me’, tapi secara replayable value album ini lebih diatas rilisan sebelumnya, tentu karena variatif banget albumnya, jadi gak bikin cepet pendengar bosen, sebuah PR berat bagi sebuah band metalcore kalo lagi godok album.

Dalam sisa lima lagu dalam “Fatalism”, POLARIS belum mau kasih kendor listeners, “The Crossfire”, punya rasa-rasa progressive/melodic metalcore era pertengahan hingga akhir 2000-an yang khas, yang bisa bikin nostalgic ke zaman tersebut, dimana multiply, blogspot, dan 4shared masih merajalela, track selanjutnya “Dissipate”, dibuka dengan groove lumayan bangke, dan clean vocal Jake Steinhauser seperti biasa masih menjadi senjata utama, belum lagi POLARIS banyak menebarkan breakdown-breakdown cukup sinting di lagu ini. “Aftertouch” adalah sebuah lagu ballad yang post-rock­-ish, tapi agak disayangkan aja masih suka diganggu olah teriakan di beberapa tempat, padahal kalau full clean aja mungkin hasil akhirnya lebih dapet, dua lagu pamungkas “Fault Line” dan “All in Vain”, meskipun udah mulai berasa lumayan formulaic, tetapi keduanya masih tetap distingtif alias gak membaur dengan lagu lain, khususnya “All in Vain”, yang agak djent-y. Kalau menurut saya jelas… kalau ‘Fatalism’ merupakan album metalcore terbaik tahun ini, karena POLARIS mampu menyeimbangkan agresi dengan melodi dan teknikalitas, ditambah lagi komposisi yang sangat beragam membuat saya lagi dan lagi terjerumus dalam ‘Fatalism’, apalagi pas disetel kalo lagi berjibaku melawan kemacetan pagi dan malam hari, masa bodo amat dikira orang kurang waras karena ngangguk-ngangguk sendiri pas lagi commute, sebenarnya awalnya ogut agak skeptis karena ‘The Death of Me’ udah near flawless, namun POLARIS telah membuktikan kalau pencapaian mereka dialbum tersebut bukanlah sebuah kemujuran belaka, karena mereka berhasil mengulanginya lagi lewat ‘Fatalism’. (Peanhead)

9.4 out of 10