PARADISE LOST ‘OBSIDIAN’ Album Review
Nuclear Blast Records. May 15th, 2020
Death/Doom, Gothic metal
Semenjak memutuskan untuk kembali mengusung doom metal/gothic metal ala era ‘Icon’/‘Draconian Times’ via album ‘In Requiem’ tiga belas tahun lalu, PARADISE LOST ketika melepaskan album baru pasti selalu menawarkan approach yang berbeda, alhasil enam buah album penuh terakhir yang mereka buat, tak terdengar seragam antara satu sama lain. Bila ‘In Requiem’ masih ada sisa-sisa sound alternatif jaman ‘Believe in Nothing’ dan ‘Symbol of Life’, ‘Faith Divides Us – Death Unites Us’ terdengar lebih agresif seperti PARADISE LOST mendapat suntikan energi baru, yang menjadikan album tersebut lebih keras dan rada ngebut dibanding katalog mereka lainya, album berikutnya yaitu ‘Tragic Idol’ Nick Holmes, Greg Mackintosh, Aaron Aedy, Steve Edmondson, dan drummer saat itu Adrian Erlandsson menulis materi yang lebih banyak terinspirasi classic doom metal dan traditional heavy metal. Tapi PARADISE LOST masih belum menampilkan wujud paling paripurna-nya pada album tersebut karena dalam ‘The Plague Within’ mereka memboyong lagi elemen death metal yang telah hilang dua dekade lebih, dan dua tahun kemudian PARADISE LOST menyelsaikan regresi kembali ke akar mereka, dengan merilis ‘Medusa’ sebuah album bertakar death/doom 95%.
Melalui dua buah single yang dilepas dari ‘Obsidian’, yaitu “Darker Thoughts” dan “Fall From Grace”. PARADISE LOST mencoba menegaskan kalau band ini telah menemukan zona nyaman dalam disini, mereka tak lagi banyak berambisi untuk menghasilkan album yang beda dari sebelumnya, karena ‘Obsidian’ jelas merupakan perpaduan berbagai wujud PARADISE LOST dari era sebelumnya. Elemen death metal dari ‘The Plague Within’ dan ‘Medusa’ tentunya masih dipertahankan dalam album ini, dipadukan dengan aroma gothic/doom metal dari ‘Draconian Times’ dan juga ‘Faith Divide Us – Death Unite Us’ (walau tempo lagu-lagu dalam ‘Obsidian’ lebih jalan ditempat) terdengar mayan ketara khususnya dalam “Forsaken”, “Ravenghast” dan “The Devil Embraced”. Namun yang jadi sedikit surprise dalam ‘Obsidian’ kali ini, PARADISE LOST kembali lagi memunculkan lagi pengaruh gothic rock pada “Ghosts” dan “Hope Dies Young” yang kental influence THE SISTERS OF MERCY, FIELDS OF NEPHILIM, dll. Selain “Darker Thoughts” yang merupakan highlight dan lagu terbaik dalam ‘Obsidian’, masih ada “Serenity” yang merupakan satu-satu lagu death metal utuh dan “Ending Days” sebuah lagu bertempo lamat mendekati sebuah power ballad ala METALLICA.
Dengan umur yang telah menginjak tiga puluh tahun lebih, sudah pasti PARADISE LOST punya fans yang kadang susah mencerna seluruh enam belas album penuh yang grup ini rilis sebelumnya, karena PARADISE LOST suka berganti-ganti aliran entah itu death metal sampai synthpop saat mereka masih dikontrak major label. Dalam ‘Obisidian’ setidak nya PARADISE LOST hampir berhasil merangkum perjalanan karir mereka dalam durasi hampir lima puluh menit, hanya beberapa bagian dalam lagu seperti “Serenity”, “Ghosts”, dan “Ravenghast” saja yang terdengar rada nanggung, seperti bergerak ditempat, dan bisa lebih dikembangkan lagi. Walau pembawaan vokalnya masih tak berubah sama sekali, death growl dari Nick Holmes udah semakin kehilangan power nya, namun hal tersebut dapat dimaklumi karena memang umur gak bisa bohong, untungnya Greg Mackintosh kalau dibandingkan dengan ‘Medusa’, permainan lead nya disini terasa lebih tegas, ia dan drummer muda bertalenta Waltteri Väyrynen (yang bergabung tahun 2015) berhasil menjadi MVP ‘Obsidian’, gebukan Waltteri Väyrynen biarpun lebih nyantai dan simpel, gak se garang Adrian Erlandsson, justru mampu menghidupan lagu dengan pola ketukan dan fills yang cemerlang dan gak pasaran, menjadikan dirinya sebagai aset paling penting PARADISE LOST saat ini. Meskipun merupakan album main aman, dan belum bisa menyaingi karya-karya PARADISE LOST sebelumnya, ‘Obsidian’ masih album yang layak dikonsumsi apalagi bagi mereka yang mencari album metal penuh atmosfir doom and gloom. (Peanhead)
8.0 out of 10