fbpx

ALBUM REVIEW: NATTMARAN – THE LURKING EVIL

NATTMARAN ‘The Lurking Evil’ ALBUM REVIEW

Wise Blood Records. September 3rd, 2021

Blackened Heavy/Speed/Thrash Metal

Dari abu kremasi UNHOLY TENEBRIS lahirlah siluman kegelapan bernama NATTMARAN, band yang personilnya lintas Indonesia, Swedia, dan Jepang ini tak sekedar berganti nama belaka tetapi musiknya sama aja, Amunisi yang Yogga Beges (vocal), Michael Lung (guitar/bass), dan Koji Sawada (drum) lontarkan juga sudah berubah drastis, tak lagi mengibarkan jadi pengikut metal golongan hitam lagi, tapi sekarang sudah hijrah menjadi pendekar heavy/speed/thrash metal tulen, hanya mempertahakan gaya vokal black metal screech melolong, trio ini banyak tentunya dipengaruhi parah embahnya extreme metal layaknya CELTIC FROST, BATHORY, VENOM, dan the one and only MOTÖRHEAD (R.I.P Lemmy), jadi bagi mereka yang familiar dengan para penggiat blackened speed metal era sekarang seperti HELLRIPER, MIDNIGHT, BUTCHER, lalu TOXIC HOLOCAUST, sudah pasti langsung bisa cangar-cengir ketika mendengarkan gempuran heavy metal kegelapan dalam album perdana NATTMARAN bertajuk ‘The Lurking Evil’, yang baru saja dirilis oleh Wise Blood Records label asal Indianapolis, USA dalam format cakaram padat, kaset pita, dan konon nantinya bakalan dicetak jadi Piringan Hitam pula.

Evolusi UNHOLY TENEBRIS menjadi NATTMARAN sebenarnya lumayan mendadak, karena pada tahun 2019 mereka baru rilis full-length pertama ‘Blodörn’, yang menurut saya lumayan oke meski tak orisinil, dan meskipun NATTMARAN banyak digembar-gemborkan dengan embel-embel blackened, 80% track yang ada dalam ‘The Lurking Evil’ kocokan gitar dan pola gebukan drum-nya tak begitu punya cita rasa black metal  yang kuat, seandainya vokalnya kagak menjerit kayak Erik Danielsson lagi ngejar copet gesper peluru, jatohnya NATTMARAN pasti bakalan terdengar seperti grup heavy/speed metal standar, hanya “There’s Nothing You Can See”, “Descending Through the Darkness” dan “Hellbound” yang menurut saya pantas mengenakan tag blackened heavy metal, namun untuk para penggila New Wave of British of Heavy Metal dan Thrash Metal era Delapan puluhan saya pastikan bakal terpuaskan oleh ‘The Lurking Evil’, asalkan bisa menoleransi vokal ala black metal. Sebelas lagu dalam album ini juga cukup beragam meskipun minim inovasi, dari rock and roll beroktan tinggi ala MOTÖRHEAD (“Prey For Redemption” dan “Beauty in Chaos”), nostalgia ke zaman keemasan JUDAS PRIEST (“Die You Will”), teutonic thrash metal assault (“Die by My Bullets”), hingga nomor yang nyerempet sound Bay Area (“Necromancy” dan “Imprisoned”).

Sayangnya saya agak kurang sreg sama warna dan teksur gitar Michael Lung yang masih kelewat terang khususnya pada porsi solo gitar, seperti “When the Night is Mine” yang sound-nya malah berasa kek hard rock model AUDREY HORNE dkk, begitu pula oada bagian bridge “Die by My Bullets” yang terlalu ngerock alias kagak nyambung. Selain itu gebukan dari dramer berkebangsaan Jepang Koji Sawada juga terasa kurang tight, gebukanya agak lemes gak powerful, pas ngebut doang baru berasa energinya, mungkin bisa jadi karena proyekan sebelumnya band kebut-kebutan semua atau proses rekaman dikejar shift. Untungnya sang frontman yang punya portofolio seabreg, dengan teriakan dan lengkinganya mampu menginjeksi nuansa angker pada lagu-lagu dalam ‘The Lurking Evil’, biar gak sekedar jadi band pengejar nostalgia doang, mungkin lain waktu (atau pas live)  bisa lebih banyak lagi ngeluarin vokal ngetril kayak Rob  Halford biar makin sedap, NATTMARAN memang tak menghadirkan terobosan , tapi ‘The Lurking Evil’ album lumayan lah buat penghilang stress atau disetel pas nongkrong-nongkrong sambil minum bajigur biar suasana jadi seru, dan paling penting ‘The Lurking Evil’ dapat dipastikan mampu merangsang urat-urat nostalgia di sekujur tubuh. (Peanhead)

6.8 out of 10