ALBUM REVIEW: MASAKRE – MORBID EXTINCTION

MASAKRE ‘Morbid Extinction’ ALBUM REVIEW

Pulverised Records. February 18th, 2022

Death metal/Crust/D-beat

Sempat mengalami penundaan lumayan lama, efek dari overload-nya vinyl pressing plant karena faktor kerakusan label-label gede, mini-album/EP kedua dari kwartet deathcrust asal Jakarta, MASAKRE, akhirnya muncul juga batang hidungnya, Tahun 2018 grup ini sempat menggemparkan scene bawah tanah, lewat ‘Crawling to Perdition’ yang menawarkan hibrida terlarang antara old school death metal dan UK crust /Japanese d-beat yang menendang bokong, selain itu band ini dimotori orang dibelakang gak kalah grup ngeri yaitu Uri (KELELWAR MALAM / GHAUST), Syaiful (GRAVE DANCERS), Dirga (SHOAH), dan Dimas (OBSEIF KOMPULSIF), akibatnya bukanlah hal yang aneh lagi, kalau mini-album nomor dua mereka menjadi salah satu album yang paling ditunggu-tunggu tahun ini. ‘Morbid Extinction’ dirilis via salah satu label extreme metal paling kvlt saat ini, Pulverised Records, yang merupakan rumah gerup semacam VANHELGD, SÉANCE, NECROCURSE, LUNAR BLOOD, INTERMENT, FUNEBRARUM, CRUCIFYRE, dan EXHUMATION. Sama seperti ‘Crawling to Perdition’ yang dirilis beberapa tahun lalu, ‘Morbid Extinction’ masih berdurasi agak pendek, namun bagi yang mereka beli versi cakram padatnya, tenang… masih ada bonus lima lagu yang ditarik dari EP pertama, biar genap dua puluh menit-an lah, durasi yang pas buat gangguin tetangga sebelah dengan volume maksimum, dan bonus tersebut jadi kabar baik juga bagi mereka yang gak kebagian dulu, mengingat sekarang ‘Crawling to Perdition’ sudah masuk kategori rilisan ultra-rare, baik 7inch dan Kasetnya, sekalinya keliatan pasti dibanderol dengan harga gila.

‘Morbid Extinction’ menggelontorkan lima buah lagu yang masih mengusung konsep yang belum jauh berbeda dari ‘Crawling To Perdition’, makum lah karena namanya juga baru di EP kedua, masih dalam fase matengin godokan dulu men, belum saatnya eksplor atau bereksperimen yang aneh-aneh. Walaupun begitu karena format death metal ketemu d-beat disini masih jarang, alhasil komposisi beringas yang dibawakan MASKARE jadi masih lumayan segar ditelinga, dan saya rasa penggila metal kematian nge-punk model ILSA, MAMMOTH GRINDER, KRUELTY, ACEPHALIX dll sudah dipastikan bakal cocok dengan materi MASAKRE. ‘Morbid Extinction’ tak sekedar menawarkan deathcrust tokk, masih terasa pengaruh thrash metal, black metal gelombang pertama hingga doom metal (khususnya CANDLEMASS), influence tersebut sempat tertuang dalam ‘Infernal Praise EP’ edisi pertama, dimana MASAKRE merekonstruksi nomor klasik dari HELLHAMMER dan SEPULTURA. Karena memang diisi oleh orang-orang lama yang telah bepengalaman, eksekusi, performa, dan kualitas rekaman mini-album ini sudah diatas rata-rata band lokal, tone gitar nya benar-benar gemuk dan gurih, cabikan bass berserta gebukan bedug-nya semakin barbar, dan death growl-nya udah kayak anjing kesurupan jin tomang lagi menggonggong ngejar maling jemuran. Meskipun cuma sebelas menit (dua puluh kalau sama bonus track), ‘Morbid Extinction’ merupakan salah satu album lokal paling wajib tahun ini, plus artwork sampulnye cukup angker (rada terinspirasi Dark Souls sepertinya), baguslah kalo dicetak gede terus dibingkai buat ngusir setan penunggu rumah kosong. (Peanhead)

8.6. out of 10