fbpx

ALBUM REVIEW: JINJER – MICRO/MACRO

JINJER ‘Micro/Macro’

January 11, 2019th/ October 25th, 2019. Napalm Records

Technical Groove metal/Progressive Metalcore

Kwartet asal Donetsk, Ukraina JINJER punya tantangan luar biasa untuk merilis follow-up album ketiga mereka ‘King of Everything’ yang dirilis melalui Napalm Records tahun 2016 silam, karena album tersebut berhasil membawa mereka kepanggung-panggung tur/festival besar (malah sekarang sudah punya headlining tour sendiri) dan mendapat sorotan audiens internasion alapalagi ditambah video performa live single dari album tersebut “Pisces” sempat menjadi sensasi viral yang saat ini telah ditonton 34 Juta kali di kanal Youtube records label mereka. Hal tersebut menjadikan album yang akan mereka lepaskan jadi make it, or break it moment bagi JINJER, mereka harus merilis album yang minimal setara dengan ‘King of Everything’ atau kalau bisa melepaskan kumpulan materi yang lebih berbahaya lagi dari sebelumnya, untuk menjawab hal tersebut Tatiana Shmailyuk, Roman Ibramkhalilov, Eugene Abdukhanov, dan penggebuk snare baru Vladislav Ulasevich bukan hanya memuntahkan satu album pada tahun 2019, namun memuntahkan dua rilisan sekaligus yaitu mini-album/EP ‘Micro’ pada awal tahun dan album full-length ke-empat mereka ‘Macro’ pada akhir tahun.

‘Micro’ yang merupakan rilisan pertama JINJER tahun 2019 berisikan empat buah lagu dan satu lagu outro yang masih mempertahankan sound progressive groove metal ketemu djent yang mereka sajikan dalam ‘King of Everything’, namun dalam mini-album/EP terbaru ini mereka berhasil merampingkan komposisi musik mereka, jadi lagu-lagu yang terdengar lebih padat sekaligus brutal kalau dibandingkan materi-materi sebelumnya, performa Tatiana Shmailyuk tetap solid dalam semua lagu, ditambah lagi sisi instrumental dari Roman Ibramkhalilov dan Eugene Abdukhanov memainkan riff dan betotan yang lebih gurih, kompleks namun tetap catchy. Saya rasa sudah jelas kalau “Ape”, “Dreadful Moment”, dan “Teacher, Teacher!” dari mini-album/EP ini bakalan langsung menjadi penghuni tetap repertoire live set JINJER beberapa tahun kedepan, namun highlight pada rilisan ini bisa disematkan pada lagu ”Perennial”, yang terdengar seperti versi lebih matang dari lagu “Pisces”, yang mempertontonkan interplay antara growl dan lantunan soulful dari Tatiana, lalu di iringi oleh instrumentasi kelam ala OPETH dari era ‘Ghost Reveries’.

Setelah mendengarkan santapan pembuka yang berkualitas lewat ‘Micro’, menu berikutnya adalah main dish berupa album penuh mereka bertajuk ‘Macro’ yang dilepaskan bulan Oktober 2019. Sama seperti mini-album ‘Micro’, album penuh nomor empat dari JINJER ini, masih berkutat dalam formulasi progressive groove metal yang sama, yang merupakan hibrida antara groove metal/metalcore teknikal ala BYZANTINE, TEXTURES, dan A LIFE ONCE LOST, dengan elemen dari progressive extreme metal macam MESHUGGAH, OPETH dan GOJIRA, hingga djent ala PERIPHERY dan SIKTH. Namun karena durasi album ‘Macro’ lebih panjang daripada mini-album/EP ‘Micro’, JINJER juga sedikit mencoba ber-eksplorasi lebih jauh, seperti reggae pada ”Judgement (& Punishment)”, break ngejazz dadakan dalam ”Home Wreck”, nada-nada petikan gitar ala musik folk slavic di ”Retrospection”, sampai versi remix dari “Perennial” yaitu “lainnereP” yang dibuat menjadi lagu dark ambient/electronic ala ULVER. Diluar dari lagu-lagu tersebut JINJER tak terlalu banyak bereksperiment namun materi-materi dalam ‘Macro’ jelas terdengar jauh lebih kohesif dan menyatu, dan meskipun lagu-lagu nya tak se memorable ‘Micro’, album ini berhasil menyumbang beberapa lagu yang cukup ganas seperti “The Prophecy’ yang rada-rada menyentuh ranah technical death metal, “Pausing Death” yang nge-thrash dan tentunya opener “On The Top” yang groove nya sangat renyah. Namun yang menjadi highlight album ini justru permainan Vladislav Ulasevich yang menggantikan Dmitriy Kim tahun 2016 lalu, pola ketukanya terdengar begitu hidup dan bernyawa yang saya rasa membuat lagu-lagu dalam ‘Macro’ tak membosankan.

Yang disayangkan sih sebenarnya ‘Micro’ dan ‘Macro’ lebih cocok dirilis sebagai satu album sekaligus karena kalau ditotal pun total durasi tak menyentuh satu jam, namun sepertinya Napalm Records dan JINJER, ingin mencoba mengikuti strategi Sumerian Records dan BETWEEN THE BURIED AND ME yang memisahkan perilisan album ‘Automata’ menjadi dua bagian. Selain itu JINJER sepertinya tidak terlalu hanya mengandalkan teknik vokal fenomenal dari Tatiana, karena jelas setiap personil band dalam album ini lebih unjuk gigi kalau dibandingkan dengan ‘King of Everything’, namun ‘Micro’ kalau secara overall jauh lebih memorable dibandingkan ‘Macro’, hal tersebut disebabkan karena ‘Macro’ minim momen-momen performa vokal wah yang ada dalam mini-album/EP, tapi untungnya dalam album penuh-nya JINJER sedikit mencoba ber-eksplorasi dengan elemen non-metal yang menjadikan ‘Macro’ terasa sedikit lebih fresh. Walaupun secara overall baik ‘Micro’ dan ‘Macro’ masih belum bisa keluar dari bayang-bayang ‘King of Everything’, namun saya rasa JINJER setidaknya telah berhasil menghasilkan album yang setara dengan album breakthough mereka tersebut, apalagi di dukung kualitas produksi yang lebih organik jadi terdengar lebih nyaman ditelinga. (Peanhead)

7.0 out of 10