fbpx

ALBUM REVIEW: ISSUES – BEAUTIFUL OBLIVION (INSTRUMENTAL)

ISSUES ‘Beautiful Oblivion (Instrumental)’

Rise Records. November 20th, 2020

Alternative metal/Pop

Ketika ISSUES muncul pertama kali dari pada tahun 2012 lalu, grup ini sebenarnya banyak dipandang sebelah mata, maklum konsep metalcore yang mereka bawakan saat itu masih mengekor WOE IS, ME, album debut self-titled ISSUES yang dirilis dua tahun kemudian sudah mulai mencoba untuk keluar dari bayang-bayang tersebut, menggabungkan metalcore/nu metal dengan musik pop dan R&B kontemporer, namun perpaduanya saat itu belum terlalu klop dan menuai berbagai kritik dari banyak pihak, meskipun begitu album tersebut masih menyimpan beberapa hidden gem seperti lagu pop djent-y “Tears On The Runway pt 2” dan “Disappear (Remember When)” yang menggunakan church choir pada bagian akhir lagu. Barulah pada ‘Headspace’ ISSUES menjadi band yang menarik untuk didengarkan dengan komposisi lebih progresif, tak hanya mengandalkan pop hooks ultra catchy tapi turut mengikutsertakan influence dari jazz, funk, hip hop, country hingga memasukan lagu full-blown MESHUGGAH/PERIPHERY worship “Blue Walls”. Kesuksesan ‘Headspace’ baik di mata kritikus dan performa penjualan, mendorong ISSUES untuk melebarkan sayap dalam ‘Beautiful Oblivion’, walau Tyler Carter disibukan dengan album solo dan bassist Skyler Acord juga sedang aktif kembali dengan proyek sampingan Black metal-nya FOREST OF GREY.

Untuk membantu proses penggarapan album ketiga mereka, ISSUES mengundang produser kenamaan Howard Benson, yang sepertinya punya andil penting yang membuat ‘Beautiful Oblivion’ jadi tersimplifikasi aransemen-nya dan lebih mengedepankan vokal, permainan drummer Joshua Manuel kali tak lagi mengandalkan syncopated rhythms dan time-signature janggal, kali ini ia lebih banyak menyuguhkan fills, ghost notes/grace notes, dan variasi hi-hat gurih. riff AJ Robello menjadi semakin gemuk karena sepertinya ia mulai menggunakan gitar 7-strings/8-strings pada lagu-lagu heavy, berhubung Michael Bohn sudah cabut bagian harsh vocal yang dulu selalu ada di setiap lagu sudah hampir sepenuhnya hilang hanya muncul dalam breakdown “Tapping Out” dan nongol seklias dalam tiga lagu lainya. Sialnya setelah merampungkan tur untuk mendukung album ini, Tyler Carter malah terjerat kasus yang menyebabkan tiga personil lainya langsung menendang sang vokalis, ketiganya lalu merilis versi Instrumental album ‘Beautiful Oblivion’, sebuah hal yang sangat saya tunggu-tunggu sebenarnya semenjak ‘Headspace’, karena akhirnya detil-detil bass, gitar, drum hingga synthesizer yang biasanya sering ketutupan part vokal bisa tedengar lebih jelas.

Tentunya dengan dirilisnya versi instrumental ‘Beautiful Oblivion’ pendengar bisa langsung menyimak seluk beluk tiap-tiap instrumen, keahlian AJ Robello, Skyler Acord, dan Josh Manuel dalam mencampurkan berbagai aliran dari alternative metal, djent, jazz, funk, neo-soul, electronica sampai ketukan-ketukan hip-hop/trap dan R&B tentunya sebuah pembuktian kalau ISSUES levelnya diatas band metalcore/post-hardcore goes pop lainya macam EMAROSA atau BRING ME THE HORIZON misalnya, setidaknya dari segi musikalitas dan skill individu para personilnya, mereka dipengaruhi berbagai macam band/musisi dari semua spektrum musik mulai dari MESHUGGAH, LEPROUS, POLYPHIA, KATATONIA, hingga COCTEAU TWINS, Tigran  Hamasyan, DIRTY LOOPS, THE 1975, BROWNSTONE, Usher, dan Rich Bryan sekalipun. Tetapi gak semua lagu enjoyable sebagai instrumental track, “Tapping Out”, piano ballad “Your Sake”, dan “Without You” yang vocal oriented jadi hambar tanpa ada vokal, begitu pula dua materi pop-punk-ish “Rain” dan “Second Best”. “No Problem (Keep It Alive)” dan “Get It Right” mengalami improvement signifikan dari versi regulernya yang liriknya terlalu corny dan cringe, Namun “Find Forever” bagi saya tetap terfavorit dengan aransemen yang seperti TOTO  apabila mendadak djent,. ISSUES juga nyelipin beat drum and bass pada verse kedua “Downfall”, yang tentunya bisa dikembangkan lagi pada album-album berikutnya.

Kalau dibandingkan langsung dengan ‘Headspace’ tentunya jelas ‘Beautiful Oblivion’ merupakan penurunan drastis dari segi kualitas, penekanan lebih kuat pada melodi vokal dan unsur pop tentunya membuat materi ternayar ISSUES jadi tak seprogresif rilisan sebelumnya, dan vibe album ini lumayan bertabrakan, dan jangan lupa “Flexin” yang merupakan eksperimentasi funk rock, R&B, dan electronica gagal total. Keputusan untuk menggunakan jasa produser Howard Benson agak kurang tepat sebenarnya, karena saya rasa ia sudah kehilangan sentuhan magis nya, tengok saja ‘Madness’ (ALL THAT REMAINS) dan ‘Battles’ (IN FLAMES) yang lumayan memalukan hasil akhirnya, overall ‘Beautiful Oblivion’ merupakan album yang agak uneven dan disorganized penulisan lagunya, bahkan “Without You”, yang merupakan lagu buangan era ‘Headspace’ dulu malah dimasukin lagi, untungnya ISSUES sudah punya signature sound yang membuat ‘Beautiful Oblivion’ setidaknya tidak jadi generic seperti mayoritas band pengejar airplay radio, hanya 35% album saja yang jatohnya medioker, semoga saja ISSUES bisa menemukan vokalis yang bisa mengimbangi atau malah lebih dari Tyler, karena sayang aja kalau mereka harus bubar dan album terakhir nya malah kurang greget. (Peanhead)

7.0 out of 10