EMMA RUTH RUNDLE & THOU ‘May Our Chambers Be Full’ ALBUM REVIEW
Sacred Bones Records. October 30th, 2020
Sludge Metal/Post-metal
Berawal dari kolaborasi di panggung Roadburn Festival unit sludge metal asal Louisiana THOU dan indie rockers Emma Ruth Rundle (RED SPAROWES, ex-MARRIAGES) memuntahkan album persekutuan mereka ‘May Our Chambers Be Full’ pada penghujung tahun 2020 kemarin. Album tersebut sebenarnya sudah direkam semenjak bulan Agustus 2019, namun perilisanya sepertinya sempat tertunda karena beberapa faktor. Lima dari tujuh materi yang dihadirkan dalam ‘May Our Chambers Be Full’ sendiri sudah terlebih dahulu dipertontonkan pada khalayak umum saat mereka tampil di Koepelhal, Belanda pada 12 April 2019 lalu, saat itu sepertinya baik THOU dan Emma Ruth Rundle tidak puas hanya membawakan cover songs atau rekondisi lagu dari katalog lama saja, dan memutuskan untuk menulis materi baru secara kolaboratif, yang tentunya sayang dibuang begitu saja kelar manggung/tur, lagu-lagu tersebut akhirnya direkam di Hightower Studios bersama produser James Whitten, yang udah sering ngerjain rekaman THOU selama ini. Hal tersebut tentunya merupakan keputusan tepat tentunya, karena memberikan kesempatan bagi mereka yang gak mungkin datang langsung ke Roadburn 2019 dulu, untuk mendengarkan sendiri konspirasi jahanam ini secara maksimal, tak sekedar versi rekaman live kayak kebanyakan rilisan dengan gimmick ‘Live in Roadburn’.
Salah besar tentunya apabila beranggapan kalau ‘May Our Chambers Be Full’ bakalan menjadi album sludge/doom metal pasaran dengan sentuhan dark folk belaka. Baik Emma Ruth Rundle dan para personil THOU sepertinya mencoba merefleksikan kecintaan mereka pada scene rock alternatif era 90’an, jangan kaget kalau pengaruh seattle sound dalam ‘May Our Chambers Be Full’ terdengar begitu pekat (THOU sendiri sempat merilis ‘Blessings Of The Highest Order’ yang berisikan 16 lagu cover NIRVANA), tentunya masih dengan lirik super kelam dan aransemen belum begitu jauh dari ruang lingkup doom metal, jadi gak bakal ada lagu-lagu radio friendly yang ngandelin big chorus doang. Mayoritas lagu dalam album ini sebenarnya mengikuti pattern yang tak terlalu berbeda satu sama lain, gak jauh dari struktur lagu post-rock/metal, tempo yang mentok disitu-situ aja, dan interplay antara vokal melodik dari Emma dan harsh vocal Bryan Funck. Track yang ketara banget bau-bau grunge-nya “Monolith”, terdengar seperti tribute untuk ALICE IN CHAINS, mulai dari riffing hingga harmoni vokal dari KC Stafford dan Emma, lalu pada “Ancestral Recall” kocokan gitarnya jelas terinspirasi NIRVANA era ‘Bleach’.
Meskipun lagu seperti “Killing Floor”, “Into Beings”, dan “Out of Existence” rada hit or miss dan sedikit datar, dalam “Magickal Cost” Emma Ruth Rundle dan THOU mencoba sedikit keluar dari safe zone mereka dengan meyelipkan unsur black metal walaupun hanya sekilas, kemudian “The Valley” yang ditunjuk jadi lagu pamungkas adalah sebuah lagu ballad depresif, dijamin mampu bikin guling-guling dilantai sambil menahan tangis kalau diresapi sambil baca liriknya yang luar biasa suram, apalagi pas bagian build up hingga ending. Sayangnya selain susunan tracklist nya berantakan, ‘May Our Chambers Be Full’ terasa banget antiklimaks, durasi tiga puluh enam untuk sebuah album gloomy dan moody as f&%# terasa kelewat singkat, apalagi sebenarnya sesi rekaman masih menyisakan tiga lagu lain (“Oprhan Limbs”, “Crone Drone”, dan “Recurrence”) dan sebuah lagu cover dari THE CRANBERRIES (“Hollywood”), yang hanya dimasukan pada versi Die Hard Edition lalu dilepas terpisah dengan tajuk EP ‘The Helm of Sorrow’. Mungkin karena kesalahan besar saya yang berekspektasi terlalu tinggi dengan album ini ketika diumumkan (berharap selevel kolaborasi CULT OF LUNA dengan Julie Christmas dulu), karena ‘May Our Chambers Be Full’ masih sangat undercooked dan perlu digodok lebih jauh lagi, karena masih nanggung banget eksplorasi dan songwriting-nya, semoga saja album ini tak menjadi kolaborasi terakhir dari Emma Ruth Rundle dan THOU, apalagi kali next stuff mereka ngulik konsep seattle sound lebih dalam lagi. (Peanhead)
7,5 out of 10