DER WEG EINER FREIHEIT ‘Noktvrn’ ALBUM REVIEW
Season of Mist. November 19th, 2021
Post-black metal
Setelah hampir empat tahun lamanya semenjak ‘Finisterre’, DER WEG EINER FREIHEIT memuntahkan album kelima mereka ‘Noktvrn’ tahun lalu masih via Season of Mist. Dibentuk pada 2009 silam, Kwartet black metal asal Bavaria, Jerman ini termasuk sangat produktif, sudah mengantongi lima album penuh, dua buah mini-album/EP dan sebuah live album, selain itu track records diskografi DER WEG EINER FREIHEIT juga tergolong konsisten, dari self-titled hingga ‘Finisterre’, mereka selalu mempertahankan standar tinggi yang tentunya sangat impresif, apalagi disaat banyak pengusung atmospheric black metal lain udah mulai terjun bebas dari segi kualitas, karena mayoritas banyak band yang jalan ditempat alias gitu-gitu aja rilisanya dan gak ada gebrakan baru, DER WEG EINER FREIHEIT juga punya corak atmospheric/post-black metal yang cukup distingtif, karena cenderung jauh lebih brutal dan agresif dari grup sejenis, atmosifir atau hawa yang memancar dari aransemen mereka pun berasa lebih surem dan introspektif alias bukan dijalur black metal pencinta alam, lebih banyak terpengaruh grup model 1349, SATYRICON, DARK FORTRESS, IMPERIUM DEKADENZ, dkk.
Awalnya saya sempat khawatir karena dalam deskripsi video klip single pertama “Morgen”, pihak label pake acara ngasih embel-embel tag progressive, avant-garde, dan experimental. Karena jangan sampe DER WEG EINER FREIHEIT ikutan pindah haluan kayak DEAFHEAVEN yang juga baru rilis beberapa bulan sebelumnya, tetapi setelah mendengarkan “Morgen” ampe kelar, sudah jelas kalau Nikita Kamprad, Nico Ziska, Tobias Schuler, dan gitaris baru Nico Rausch, tetap mempertahankan sound dari ‘Finisterre’, memang album tersebut udah lebih banyak pengaruh post-rock nya, kalau dibandingkan dengan ‘Unstille’ dan ‘Stellar’, namun masih tetap punya daya ledak tinggi dan bisa buat pendengar terkapar dilantai. Walaupun ‘Noktvrn’ dibuka dengan intro berjudul “Finisterre II”, bukan berarti album ini adalah bagian kedua rilisan sebelumnya, dalam full-length kelima mereka, DER WEG EINER FREIHEIT mencoba melebarkan sayap, lagu pertama yang dilepaskan memang sengaja yang paling main aman, begitupula nomor lainya seperti “Am Rande der Dunkelheit” dan “Gegen das Licht” yang terasa familiar formulasinya, track pertama “Monument”, menjadi satu dari tiga lagu yang ditulis dalam bahasa inggris, punya buildup dan penekanan pada melodi yang sedikit lebih berani dari biasanya, tapi masuk menit kedua udah kembali ngebut seperti biasa.
“Immortal” adalah lagu pertama dalam ‘Noktvrn’ yang mulai menjurus ke ranah progresif, clean vocal udah memang dipakai oleh DER WEG EINER FREIHEIT dari kapan tau, tapi dalam “Immortal” Nikita Kamprad nyanyi secara penuh dalam bagian verse, dan pas mixing gak dibuat samar-samar lagi kayak dulu-dulu. Lagu terakhir “Haven” bisa dibilang merupakan lagu paling beda yang pernah ditulis DER WEG EINER FREIHEIT, karena gak ada black metal-nya sama sekali, full transformasi jadi post-rock/shoegaze, untungnya performa vokalnya gak berasa datar kayak George Clarke dalam ‘Infinite Granite’. ‘Noktvrn’ tentunya tidak menawarkan hal baru pada genre, alhasil dari sisi orisinalitas emang agak kurang, karena mereka banyak menerapkan konsep amati, tiru, modifikasi, namun meskipun minim inovasi album kelima DER WEG EINER FREIHEIT ini masih tetap salah satu rilisan atmospheric/post-black metal paling nendang dari tahun 2021, struktur lagunya penuh dinamika jadi gak ngebosenin, malah mengajak pendengar buat muter berulang-ulang, karena banyak detil dalam komposisi yang bakalan baru bisa engeh setelah diputer kesekian kali, Tobias Schuler juga kembali membuktikan mengapa ia masih jadi secret weapon DER WEG EINER FREIHEIT, tanpa gebukan eksplosifnya, yang rapat namun terdengar sangat organik, mungkin band ini mungkin ‘Noktvrn’ bakalan medioker aja. (Peanhead)
8.5 out of 10