ALBUM REVIEW: DARK FORTRESS – SPECTRES FROM THE OLD WORLD

DARK FORTRESS ‘Spectres From The Old World’ ALBUM REVIEW

Century Media Records,  Feburary 28th, 2020

Melodic/Progressive Black Metal

Meskipun agak terbengkalai beberapa tahun karena kesibukan para personilnya dengan band sampinganya masing-masing, grup black metal asal Bavaria, Jerman DARK FORTRESS akhirnya ujuk gigi lagi dengan album kedelapan mereka ‘Spectres from the Old World’. Album ini dirilis lebih dari setengah dasawarsa pasca ‘Venereal Dawn’ (2014), maklum lah walau bagi sang founder Asvargr, DARK FORTRESS adalah project utama, para member lainnya lumayan aktif ditempat lain, Victor Bullok aka V. Santura selain sibuk menjalankan Woodshed Studios juga menjabat sebagai gitaris di TRIPTYKON, grup besutan Tom G. Warrior. Sang vokalis Morean pun semenjak 2015 telah memuntahkan dua album penuh bareng ALKALOID, lalu penggebuk drum Matthias Landes/Seraph dan pemain keyboard baru Job Bos/Phenex lumayan banyak nyambi sebagai musisi additional di berbagai tempat. Tetapi dengan jarak rilis cukup lebar, dapat memberikan kesempatan pada fans mereka atau pendengar lain untuk menghayati lebih dalam tiga album terakhir DARK FORTRESS, dan menyimak evolusi musikal mereka dari sebuah band melodic black metal kemudian terus terjerumus di teritori progressive black metal semenjak V. Santura bergabung di ‘Eidolon’ (2008), lalu disusul Morean dalam ‘Ylem’ (2010), puncaknya sebuah album ultra ambisius ‘Venereal Dawn’ penuh komposisi progresif sekaligus kolosal.

Dalam ‘Spectres from the Old World’ DARK FORTRESS terdengar sudah lebih nyaman dengan gaya bermusik terikini mereka, tidak seperti ‘Venereal Dawn’ yang terdengar masih kaku dan banyak lagu ngebosenin dengan komposisi super bloated. Pengaruh dari grup sampingan member yaitu ALKALOID, TRIPTYKON, dan NONEUCLID semakin merangsek masuk kedalam sound DARK FORTRESS, malah elemen black metal sekarang sedikit mulai terkikis oleh unsur death metal, doom metal, hingga thrash metal. Kalau banyak band lain yang turun tingkat kegaranganya setelah mengadopsi tag progressive metal, DARK FORTRESS malah kebalikanya, lagu pembuka “Coalescence” masih tetap ngebut dan full blast, begitu pula dengan lagu lainya seperti title track yang punya tekstur riffing menjerumus ke blackened thrash, dan “Pazuzu” yang pada menit ketiga ada kejutan groove patah-patah segala lalu dilengkapi guitar solo melengking yang kurang lazim buat lagu black metal. Namun yang membuat ‘Spectres from the Old World’ jauh lebih baik dari album sebelumnya adalah dinamika komposisinya dan sangat terbantu dengan susunan tracklist sangat tepat, karena trek berkecepatan tinggi  pasti diselingi lagu bertempo lebih lambat layaknya “The Spider in the Web”, “Pali Aike”, dan “Isa” yang berasa banget influence dari materi nge-doom CELTIC FROST era ‘Monotheist’ dan TRIPTYKON.

Mulai lagu kedelapan “Pulling at Threads” sisa materi dalam ‘Spectres from the Old World’ beralih jadi semakin melodic sekaligus ngeprog, puncaknya pada trilogi symphonic metal “Penrose Procession” – “Swan Song” – “Nox Irae” yang dilengkapi nuansa simfonik gelap. Walaupun beigtu DARK FORTRESS masih belum selevel dengan Norway gang seperti ENSLAVED, GREEN CARNATION BORKNAGAR, ARCTURUS dan SOLEFALD, karena band ini masih bereksplorasi dalam ruang linkup extreme metal saja, belum menjerumus ke wilayah lain diluar musik metal kayak jazz, classical, electronica, atau folk music, tetapi keputusan untuk membatasi ruang gerak tersebut justru membuat album ini terasa lebih fokus, karena eksperimentasi berlebihan bisa jadi pedang bermata dua, tengok saja dua album terakhir ENSLAVED yaitu ‘E’ dan ‘Utgard’, yang dipenuhi pengaruh prog/classic rock hingga krautrock namun kadang terdengar seperti terlalu keasikan dalam dunianya sendiri, DARK FORTRESS juga sangat beruntung punya vokalis serba bisa dengan range luar biasa mampu mengakomodir kebutuhan tiap-tiap lagu. Kali ini V. Santura juga memutuskan untuk menggunakan dua drummer sekaligus, karena Seraph sudah mulai kurang tertarik ngulik extreme metal, Hannes Grossmann akhirnya ditunjuk untuk membabat kurang lebih setengah lagu di ‘Spectres from the Old World’. Tentunya DARK FORTRESS telah berhasil mengatasi hampir semua problem dalam dua full-length terakhir mereka, dan menghasilkan album yang agresif, direct, to the point, dan yang paling penting lebih variatif karena seimbang antara materi progresif/mellow dengan materi extreme metal­-nya, tidak terjebak dalam aransemen epic berdurasi panjan namun boring bukan main. (Peanhead)

9,0 out of 10