MOVIE REVIEW: THE SKELETON KEY (2005)

THE SKELETON KEY
Sutradara: Iain Softley
USA / Jerman (2005)

Review oleh Tremor

The Skeleton Key adalah sebuah film thriller supranatural yang disutradarai oleh Iain Softley dan ditulis oleh Ehren Kruger. Dirilis di tahun yang sama dengan The Descent, The Devil’s Rejects, Hostel, dan Saw II, The Skeleton Key bisa dibilang gagal bersaing dan mendapat ulasan yang cukup buruk. Tapi pada dasarnya, film ini tidak seburuk itu. The Skeleton Key cukup menyenangkan untuk ditonton, dengan plot yang tidak terlalu berantakan hingga film ini berakhir. Ehren Kruger sang penulis skenario berhasil menjaga misteri dan memberi kejutan klimaks yang layak ditunggu.

Seorang perawat muda bernama Caroline mendapat pekerjaan untuk merawat seorang kakek penderita stroke bernama Ben Devereaux secara full time. Kondisi Ben cukup mengenaskan. Kedua kakinya lumpuh dan ia kehilangan kemampuannya untuk berbicara. Istri Ben yang bernama Violet tak sanggup merawat Ben seorang diri dan akhirnya mempekerjakan Caroline lewat bantuan pengacara keluarga Devereaux yang bernama Luke. Untuk menjalankan tugasnya, Caroline harus ikut tinggal di rumah keluarga Devereaux yang berada di daerah rawa-rawa selatan Amerika. Pada awalnya, Violet memperlihatkan sikap tidak suka pada Caroline yang tidak berlogat selatan. Namun setelah diyakinkan oleh Luke, akhirnya Violet menerima Caroline. Pada hari pertama Caroline bekerja, Violet memberinya sebuah kunci utama rumah tersebut, atau yang biasa disebut sebagai skeleton key, yaitu sebuah kunci yang bisa dipakai untuk membuka semua pintu di dalam rumah. Namun suatu hari Caroline menemukan ada satu ruangan di loteng yang tidak bisa dibuka menggunakan kunci itu. Suatu malam, Ben mencoba melarikan diri lewat jendela kamar dan menyeret tubuhnya di atap rumah. Caroline mulai mencurigai bahwa ada sesuatu yang disembunyikan darinya, terutama setelah Ben yang bisu beberapa kali seperti mencoba untuk berkomunikasi dengannya untuk meminta bantuan. Didorong oleh penyesalan pribadinya karena tidak sempat merawat ayahnya sebelum meninggal, Caroline menjadikan pekerjaan ini sebagai misi untuk melindungi Ben dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Kecurigaan utama Caroline jatuh pada ruangan di loteng. Diam-diam ia mencoba membukanya kembali, dan kali ini ia berhasil. Di dalam ruangan tersebut Caroline menemukan banyak benda yang berhubungan dengan ritual magis yang membuatnya semakin penasaran. Namun ia merahasiakan apa yang ia temukan ini dan bertanya pada Violet tentang ruangan tersebut. Violet memberi tahu Caroline bahwa ruangan itu memang ruang terlarang yang tidak pernah dibuka sejak keluarga Devereaux membeli rumah tua itu. Kemudian ia pun menceritakan sebuah kisah tentang bagaimana lebih dari seratus tahun yang lalu ruangan itu adalah kamar dua pelayan kulit hitam, sepasang suami istri bernama Cecile dan Justify, yang mempraktekkan sihir hoodoo. Dahulu kala rumah besar tersebut adalah milik dari seorang bankir kaya dan berpengaruh, dan ia memperlakukan kedua pelayannya dengan tidak adil. Suatu malam pada sebuah pesta, pemilik rumah menemukan Cecile dan Justify diduga sedang mengajarkan ilmu hitam pada anak-anak majikannya dalam ruangan itu. Cecile dan Justify akhirnya digantung dan dibakar oleh pemilik rumah dan teman-temannya. Konon, arwah kedua pelayan tersebut masih ada di dalam rumah tua itu. Violet memang sosok ibu-ibu penduduk selatan yang sedikit eksentrik. Ia bersikeras bahwa tidak boleh ada satupun cermin di rumahnya karena ia percaya bahwa arwah Cecile dan Justify bisa dilihat lewat cermin. Sejak Caroline membuka pintu di loteng, misteri rumah tua itupun sedikit demi sedikit mulai terkuak. Caroline yang datang dari kota besar pada dasarnya adalah seseorang yang skeptis pada tahayul dan hal-hal supranatural. Namun secara perlahan ia mulai mempercayai bahwa hal-hal magis dan tahayul ini nyata, dan semua ini akan membawanya pada nasib mengerikan dimana tak ada jalan kembali bagi Caroline.

The Skeleton Key adalah jenis film yang biasa saya sebut sebagai “film aman”, yaitu film yang dibuat untuk penonton general, tidak terlalu ekstrim, dan bisa ditonton oleh anak berusia 13 tahun sekalipun. Kalau The Skeleton Key dirancang untuk membuat takut penonton, jelas film ini gagal karena ia sama sekali tidak menakutkan. Film ini tidak akan memberi mimpi buruk bagi para penontonnya. Kalau kalian mencari cerita hantu yang serius, atau kisah voodoo menyeramkan, The Skeleton Key jelas bukan film seperti itu.  Secara keseluruhan The Skeleton Key juga terasa lebih kuat sebagai film thriller dibandingkan film horor. Fokus utamanya lebih banyak tentang bagaimana Caroline mengumpulkan jawaban atas teka-teki atas apa yang sebenarnya terjadi di rumah tua itu daripada hantu yang dikisahkan bergentayangan. Tapi setidaknya, kalau penontonnya berhasil membuang jauh-jauh logika dan akal sehat, dan tidak mempermasalahkan beberapa keputusan Caroline yang tidak logis, film ini bisa jadi sangat menghibur.

Pada dasarnya tema sentral The Skeleton Key adalah praktek ilmu hitam yang disebut Hoodoo, yang menurut film ini merupakan campuran antara agama voodoo Haiti, agama Kristen, dan kepercayaan penduduk asli Amerika yang intinya kurang lebih adalah seputar ilmu hitam, mantra jahat dan sihir. Hal terpenting yang dijelaskan dalam film ini adalah, praktek sihir hoodoo tidak akan bisa ditargetkan pada mereka yang tidak mempercayainya. Di sisi lain, The Skeleton Key juga bisa dibilang merupakah cerita hantu yang sangat Amerika, dan mungkin saja akan terasa lebih mengerikan bagi penonton Amerika karena lokasi kisahnya berada di sebuah daerah yang menjadi semacam “ibukota” hal-hal supranatural Amerika, yaitu New Orleans, yang juga memiliki sejarah gelap dalam perbudakan kulit hitam.

Walaupun film ini memuat terlalu banyak hal-hal klise ala film-film horor hollywood (rekaman tua, sekelibat penampakan dalam gelap, jump-scare, penghuni rumah menyeramkan, ritual sihir, flashback, dll), tapi saya menyukai film ini karena ia berhasil menjaga rasa penasaran saya, membuat saya cukup tertarik untuk terus menonton dan menebak-nebak tentang akhirnya hingga film ini selesai. Saya pribadi sangat terhibur dengan ending dari The Skeleton Key yang tak terduga, gelap, bagus, dan terasa sangat cocok dengan keseluruhan jalan cerita. Kalau dipikir-pikir, film ini memang sudah memberi banyak petunjuk sejak awal. Itulah mengapa pada akhirnya ending film ini terasa tidak dipaksakan sama sekali. Saya jelas tidak bisa membeberkan seperti apa ending-nya, karena itu satu-satunya hal bagus dari The Skeleton key.

Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com