THE BEACH HOUSE
Sutradara: Jeffrey A. Brown
USA (2019)
Review oleh Tremor
The Beach House adalah sebuah film sci-fi horor atmospheric yang menggabungkan body-horror, aquatic horror, serta isu perubahan iklim dengan cara yang unik. Ini merupakan debut fitur dari penulis / sutradara Jeffrey A. Brown. Tanpa saya duga, film slow-burn ini juga memiliki sentuhan unsur teror ala Lovecraftian yang tersembunyi, sebuah unsur horor yang selalu menarik minat saya. Saya pribadi pernah membahas soal horor Lovecraftian dalam beberapa review film terdahulu, tapi kira-kira unsur yang saya maksud di sini adalah: rasa takut atas bagian alam yang tidak kita pahami, dihuni makhluk hidup yang terasa asing, serta hal-hal ganjil yang tidak seharusnya eksis di dunia nyata.
Plot The Beach House sendiri sangat sederhana. Seorang remaja bernama Randall mengajak kekasihnya Emily untuk berlibur ke rumah musim panas milik ayahnya di tepi pantai. Sesampainya di sana, mereka dikejutkan dengan kehadiran dua orang asing yang telah menetap di rumah ayah Randall. Mereka adalah sepasang suami istri paruh baya bernama Mitch dan Jane. Rupanya Mitch adalah teman lama ayah Randall, sementara Jane telah mengenal Randall sejak ia masih kecil. Tanpa sepengetahuan Randall mereka memang telah diijinkan ayahnya untuk tinggal di sana. Akhirnya kedua pasangan tersebut sepakat untuk berbagi ruang dan merekapun makan malam bersama. Tanpa mereka sadari, ada sesuatu di dalam air yang menginfeksi mereka. Tak hanya itu, kabut berbau busuk mulai mendekat dari arah laut. Ini seharusnya merupakan akhir pekan yang santai dan romantis bagi Randall dan Emily, namun kini liburan mereka berubah menjadi perjuangan untuk bertahan hidup dari ancaman misterius yang menginfeksi air dan udara.
Film horor atmospheric dengan suasana summer adalah perpaduan yang kompleks karena seperti kita tahu, musim panas bagi kebanyakan orang selalu identik sinar matahari berlatarkan langit biru dan liburan dengan suasana riang. Namun sutradara Jeffrey A. Brown dan sinematografer Owen Levelle berhasil membuat pemandangan samudera biru musim panas serta hamparan pantai berpasir putih yang biasanya bagaikan surga dunia, terasa mencemaskan. Sebagai film atmospheric, The Beach House cukup berhasil berkat visual artistik yang menjadi kekuatan terpenting dari film ini. Banyak shot yang cukup bagus sekaligus membuat cemas dari mulai adegan Mitch berjalan masuk ke dalam lautan, koloni organisme bioluminescence yang menempel di pepohononan, close-up pada air dan udara yang terkontaminasi partikel asing, hingga kabut yang menyelimuti segalanya. Sementara itu dari sisi horornya, The Beach House banyak didominasi oleh body-horror yang dikerjakan menggunakan special effect tradisional yang cukup impresif untuk ukuran film debut berbajet terbatas, dengan yang paling mudah dikenang adalah yang berhubungan dengan cacing. Namun adegan body-horror favorit saya dalam film ini adalah penampakan yang ada di basement rumah tetangga menjelang film ini berakhir, yang secara jelas terinspirasi horor Lovecraftian, terutama The Thing (1982).
Seperti kebanyakan film slow-burn, alur The Beach House memberi ruang bagi para penonton untuk lebih mengenali para karakternya beserta relasi mereka. Setengah bagian film ini membuat penonton memahami kalau Randall adalah pasangan yang egois dan toxic, menyepelekan mimpi kekasihnya untuk mengejar pendidikan S2 hanya karena dia mempertanyakan gunanya pendidikan tinggi. Sementara itu Emily adalah seorang kutu buku yang “secara kebetulan” mempelajari segala ilmu pengetahuan alam yang akan cukup berguna ketika teror mutasi-mutasi asing dari dalam laut muncul kemudian. Menurut saya penulisan film ini agak tidak terlalu bagus, dan menjadikan The Beach House sebagai film slow-burn yang terasa membuang-buang terlalu banyak durasi. Mungkin The Beach House akan lebih cocok kalau dijadikan short film saja, karena toh pengembangan karakter film ini tidak mempengaruhi apapun selain pengetahuan akademis Emily yang hanya berguna sebagai penjelasan “ilmiah” bagi penonton tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun ketika teror surealis dalam film ini mulai hadir di pertengahan film, The Beach House cukup menyenangkan untuk ditonton. Sebagai film atmospheric, The Beach House cukup berhasil. Namun sebagai film slow-burn, film ini gagal membuat penumpukan lamban yang cukup menarik untuk membuat penonton tetap fokus dan terhibur di paruh pertama film. Saya pribadi agak merasa bosan menonton film ini hingga akhirnya teror benar-benar terjadi.
Seperti sudah saya tulis di awal, The Beach House adalah film yang unik, dibumbui komentar sosial tentang perubahan iklim, dengan unsur horor Lovecraftian tersembunyi. Meskipun saya sangat suka dengan horor Lovecraftian, dan saya suka dengan ending film ini yang cukup nihilistik dan apokaliptik, tapi The Beach House bukanlah jenis film yang akan saya tonton ulang suatu hari nanti. Bagaimanapun, The Beach House tetap merupakan upaya debut yang cukup solid dari penulis / sutradara Jeffrey A. Brown, dengan visual sinematografi serta penggunaan special effect yang layak untuk diapresiasi.