fbpx

MOVIE REVIEW: NOCEBO (2022)

NOCEBO
Sutradara: Lorcan Finnegan
Filipina / Irlandia (2022)

Review oleh Tremor

Nocebo adalah sebuah film drama psychological thriller / horror dengan elemen folk-horror yang sangat kuat, hasil kerjasama antara studio-studio film asal Irlandia dan Filipina. Sutradara Irlandia Lorcan Finnegan dan rekannya penulis Garret Shanley yang sebelumnya cukup sukses membangun reputasi lewat Vivarium (2019) dipercaya untuk mengerjakan Nocebo sebagai film fitur ketiga mereka. Seperti halnya Vivarium, Finnegan dan Shanley kembali menyisipkan komentar sosial yang cukup kuat dalam Nocebo. Meskipun bukan jenis film yang mengandung plot twist mengejutkan, tapi saya pikir pengalaman menonton Nocebo akan bisa lebih dinikmati kalau penontonnya tidak tahu apa-apa soal plot film ini.

Film ini berfokus pada Christine, seorang perancang pakaian anak-anak asal London yang diperankan oleh Eva Green. Suatu hari ketika sedang mempersiapkan peragaan busana, Christine menerima panggilan telepon yang segera membuatnya shock. Apa yang dibicarakan dalam panggilan tersebut tidak pernah terdengar oleh penonton, tapi kita bisa memastikan bahwa isinya adalah berita yang sangat buruk. Ketika Christine terjatuh lemas setelah menerima panggilan tersebut, tiba-tiba muncul seekor anjing besar yang tampak seperti zombie di hadapannya. Tubuh anjing ini dipenuhi oleh kutu, dan salah satu kutu hinggap pada tubuh Christine. Semua ini tampak seperti halusinasi Christine yang diserang rasa panik. Pembuka film ini lumayan efektif karena meninggalkan misteri yang cukup untuk membuat penonton merasa penasaran dengan kisah ini. Nocebo segera membawa kita ke delapan bulan kemudian, di mana Christine menderita penyakit misterius yang sulit dijelaskan oleh para dokter. Yang pasti kini Christine harus mengkonsumsi lusinan jenis obat karena ia mengalami masalah gangguan pernafasan, kecemasan, serangan panik, dan sering kehilangan ingatan cukup parah yang akhirnya menghancurkan karirnya sebagai perancang busana terkenal. Kondisi Christine juga berdampak pada kehidupan rumah tangganya bersama dengan suaminya Felix, dan putri mereka Roberta yang dipanggil Bobs. Felix yakin penyakit misterius ini adalah manifestasi gangguan mental yang diderita Christine sejak ia mendapat panggilan telepon delapan bulan sebelumnya. Suatu hari seseorang datang mengetuk pintu rumah Christine. Ia adalah Diana, seorang perempuan berkebangsaan Filipina yang mengaku sebagai asisten rumah tangga yang sebelumnya telah dipesan oleh Christine. Masalahnya Christine sama sekali tidak ingat kalau ia memesan jasa asistem rumah tangga. Meskipun Felix yang skeptis dan sedikit rasis tidak percaya kalau kekacauan ingatan Christine sebegitu buruknya, Christine tetap mempekerjakan Diana karena toh ia memang membutuhkan bantuan di rumahnya. Sejak saat itu Diana tinggal di rumah Christine. Di dalam kamarnya, Diana segera membangun sebuah altar misterius dan menangkap seekor kutu anjing yang delapan bulan sebelumnya telah menggigit tengkuk Christine. Kehadiran Diana tentu membuat penonton semakin penasaran. Kita yakin bahwa Diana bukanlah asisten rumah tangga sungguhan, tapi siapa dia sebenarnya dan apa yang ia rencanakan? Selain pintar memasak makanan yang enak, rupanya Diana juga menguasai teknik pengobatan alternatif khas rakyat Filipina yang kemudian terbukti mampu membuat Christine merasa lebih baik dari sebelumnya, sesuatu yang diyakini Felix sebagai placebo. Bagi yang tidak familiar, placebo adalah efek sugesti positif ketika pengobatan yang sebetulnya tak akan berpengaruh apa-apa ternyata sanggup membuat pasien merasa lebih baik. Yang perlu dicatat adalah kata “nocebo” merupakan kebalikan dari placebo. Artinya, Nocebo merupakan sugesti yang memberi dampak negatif pada pengobatan karena pasiennya memiliki persepsi negatif dan meragukan efektivitas  pengobatannya. Meskipun pengobatan alternatif Diana memberi efek placebo pada Christine, tapi film ini berjudul Nocebo, di mana kita bisa menyimpulkan kalau Christine tidak akan pulih dari kondisinya, dan kisah ini tidak akan berakhir baik-baik saja.

Seperti halnya Vivarium, alur Nocebo juga berjalan dengan cukup lambat. Namun pengalaman menonton Nocebo cukup menyenangkan karena dalam perjalanannya, sedikit demi sedikit lapisan kisah ini akan terungkap. Beriringan dengan kisah Christine, kita juga akan menyaksikan perjalanan Diana dan apa yang membuatnya bertemu dengan Christine, yang tidak akan saya tulis di sini karena saya tidak ingin berbagi spoiler. Yang pasti semua akan semakin jelas dan pada akhirnya kita bisa memahami apa motivasi Diana dan apa isi panggilan telepon di awal film. Saya suka bagaimana penulis Garret Shanley menyimpan panggilan telepon di awal film sebagai sebuah rahasia untuk membangun kisah ini hingga pengungkapan besar pada babak terakhir film. Ketika setiap lapisan cerita terbuka satu persatu, semuanya mulai terasa masuk akal. Sutradara Lorcan Finnegan dan penulis Garret Shanley bekerja dengan cukup baik mengatur setiap lapisan ini, dengan tema besar komentar sosial seputar sisi gelap industri pakaian yang sebenarnya. Saya pikir kisah Nocebo bisa dibilang cukup original, dan menjadikannya sebagai angin segar dalam industri film horor yang terancam didominasi oleh proyek-proyek remake serta sekuel.

Selain soal premis, kekuatan Nocebo juga ada pada kemampuan berperan dari para aktornya yang layak diapresiasi. Dari mulai aktris Prancis Eva Green, aktor Inggris Mark Strong, pemain teater asal Filipina bernama Chai Fonacier, serta aktris cilik Billie Gadsdon yang memerankan Bobs, semuanya berperan dengan sangat baik dan cukup meyakinkan. Namun saya memiliki masalah kecil dalam plotnya, terutama tentang betapa mudahnya Diana bisa bertemu dan tinggal di rumah Christine. Apalagi Christine tidak merasa mengundang Diana, setidaknya ia bisa bertanya pada Diana tentang dari agensi penyedia ART mana Diana datang untuk mengkonfirmasi apakah ingatannya benar-benar kacau atau tidak. Namun Christine dengan enteng mempersilakan orang asing masuk dan tinggal di rumahnya tanpa satupun pertanyaan, seakan itu adalah hal yang alami. Namun karena film ini memiliki sedikit unsur supranatural, mungkin penjelasan masuk akal soal hal tersebut tidak terlalu diperlukan. Masalah lainnya adalah, bagaimana mungkin seseorang dengan latar belakang seperti Diana yang diceritakan dalam film ini bisa terbang dari Filipina ke Inggris tanpa bantuan finansial dari siapapun. Kalaupun ada usaha Diana untuk mewujudkan hal tersebut, sama sekali tidak diceritakan.

Di luar semua kekurangannya, Nocebo tetaplah merupakan sebuah film yang layak ditonton. Film ini memiliki sinematografi dan efek visual yang sangat baik, premis yang original dan membuat penasaran, hingga kemampuan acting yang meyakinkan. Penonton hanya perlu untuk sedikit sabar mengikuti kisah Nocebo hingga satu persatu pengungkapan terbuka. Meskipun memiliki banyak elemen horor, namun agak sulit mengkategorikan Nocebo sebagai film yang sepenuhnya horor, karena tidak ada adegan yang bisa dibilang benar-benar menyeramkan dalam Nocebo. Film ini tidak mengandalkan jump scare maupun efek gore, dan tidak akan membuat penontonnya ketakutan. Namun sebagai film drama horor psikologis, Nocebo bekerja dengan cukup baik.