Anggap saja pokok pikiran berikut ini dapat diterima : ‘Bahwasanya hantu itu seperti seks’  kemisteriusan dan sakralitasnya saling susul menyusul terkadang pula bertumpang tindih ataupun berbalik arah, seolah tidak mau berbagi sesuatu apapun di tempat intensitas kengototan menyala dibalik sentuhan dan hubungan, antara mewek picisan dan kincir tuturan.
Tapi hei tunggu dulu sekarang tapabrata beralih bukan pula tradisi biara. Asketis itu mudah dicari antara dipan dan wacana. Putar lalu pijit-pijit tombol muara kuasa tak ayal pula ‘hantu dan seks’ bersemai bersama juga tidak merata, instansi biner nampak sudah menjadi poser yang sok bergagah-gagah. Sekarang itu sekali diperbolehkan asal memiliki keganjilan, tentu saja seperti ‘hantu dan seks’ yang sudah layak berterimakial kepada massa victorian.
Nah, untuk menambah centil-centilan kebisingan di tahun 2011 yang penuh semangat dan haru biru optimisme untuk lebih baik dan bersikeras menanjak secara ekonomis. Jadikanlah diri anda sekalian sebagai sultan lengkap dengan cincin dan kuasa permainan atau boleh pula menutup pertengahan kebisingan impersonal.
Baiklah-baiklah, kabarkan kepada handai taulan sekalian bahwasanya SACRED SPECTRE adalah konotasi metodis, yaitu sebagai pisau bedah yang muncul dari suatu kebutuhan. Kebutuhan untuk apa? Kebutuhan untuk yakin dan percaya tentunya, karena believing is seeing. Bahwa hal apapun yang kita percayai akan membuat kita bisa melihat. Melihat, sepanjang ada waktu dan tempat untuk mencipta disanalah teatrikal otopuitis menjelma. Merz!
 
MATERNAL DISASTER 2011

Concept: Vidi Nurhadi & Agan Ahsan
Designs and Artworks : Vidi Nurhadi Ranadipura
Photographer : Agrielmi Ilyas
Model : Wiratama