SUMERLANDS ‘Dreamkiller’ ALBUM REVIEW
Relapse Records. September 16th, 2022
Heavy metal
Musisi segala bisa, Justin DeTore, tahun kemarin kayaknya kelewatan produktif, buktinya tiga band-nya rilis album baru semua, duo atmospheric death/doom yang ia bentuk bareng gitaris TOMB MOLD, Derrick Vella, melepaskan follow-up ‘Tide Turns Eternal’ (2021), bertajuk ‘Song of Salvation’ pada penghujung tahun 2022 lewat 20 Buck Spin, dua bulan sebelumnya, unit death metal sekolah lama INNUMERABLE FORMS, memuntahkan album kedua, ‘Philosophical Collapse’, via Profound Lore Records, dan dihari yang sama, Relapse Records merilis full-length nomor dua SUMERLANDS berjudul ‘Dreamkiller’, album tersebut tentunya sudah ditungu-tunggu banget oleh mereka yang kepincut debut self-titled, yang dirilis kepasaran tahun 2016 silam. SUMERLANDS sendiri bisa dibilang merupakan sebuah supergroup yang dimotori oleh orang-orang gak sembarangan, selain Justin DeTore yang bertugas sebagai penggebuk drum, SUMERLANDS turut pula diperkuat oleh produser metal paling dicari jasanya saat ini, Arthur Rizk, berserta dua personil ETERNAL CHAMPION lain, John Powers (gitar) dan Brad Raub (bass), dengan posisi vokal dipegang oleh vokalis karismatik, Phil Swanson (VESTAL CLARET, ex-ATLANTEAN KODEX, ex-HOUR OF 13), sayangnya sang frontman justru cabut tanpa ada kabar berita beberapa tahun lalu.
Sebenarnya saya tak menyangka SUMERLANDS bakal merilis album baru secepat ini setelah keluarnya Phil Swanson, namun jelas mereka gak salah memilih vokalis baru, Brendan Radigan, yang sudah terbukti lagi tarikan vokal-nya, diberikan mandat untuk menjadi pentolan band asal Philadelphia, Amerika Serikat ini, ‘Dreamkiller’ pun menjadi reuni pertama Justin DeTore dan Justin DeTore pasca dibubarkan-nya MAGIC CIRCLE pada tahun 2021 lalu. Dibandingkan dengan album pertama, ‘Dreamkiller’ terdengar lebih terang dari sebelumnya, pengaruh AOR/Arena Rock era 80’an benar-benar semerbak di setiap lagu (beda sama ETERNAL CHAMPION, yang lebih terinspirasi grup heavy metal cult macam CIRITH UNGOL dan MANILLA ROAD), single pertama yang dilepaskan dari album ini, “Heavens Above” jadi mengingatkan ogut pada DOKKEN, begitu pula dengan “Edge of The Knife” yang catchy abis. Bagi mereka penyuka ke lagu-lagu heavy metal yang lebih berisi, anda boleh tenang karena masih ada “Twilight Points The Way” dan “Force of A Storm”, selain itu title track “Dreamkiller” rada nyerempet neoclassical/early power metal ala empat album pertama Yngwie Malmsteen, sedangkan dalam “Night Ride”, SUMERLANDS sepertinya terinspirasi QUEENSRYCHE, dan mereka turut menyisipkan trek doom metal “The Savior’s Lie”, yang menjadikan album sophomore SUMERLANDS ini sangat variatif, sayangnya lagu terakhir “Death To Mercy” agak kurang greget dibandingkan track lainya.
Karena Arthur Rizk emang seorang produser kenamaan, jadi tak perlu lagi lah mempertanyakan kualitas produksi ‘Dreamkiller’, yang secara keseluruhan terdengar lebih bright dari album self-titled, vibe produksinya cocok dengan materi baru, yang menurut saya jauh lebih memorable banget daripada lagu-lagu dari LP predecessor-nya. meskipun ‘Dreamkiller’ dari segi produksi tak segelap dulu, dengan komposisi yang lebih easy listening, namun lirik yang ditulis oleh SUMERLANDS masih tetap melankolis dan introspektif, banyak membahas kehidupan dan personal struggle, gak kayak band mayoritas stadium rock/hair metal era 80’an yang kadang sering cheesy banget liriknya. ‘Dreamkiller’ bagi saya jelas telah melampaui album pertama SUMERLANDS, ketika mendengarkan album ini sangat sulit kayaknya untuk menahan diri buat teriak sing along, selain karena semua aransemen dan melodi-nya catchy parah, pemilihan katanya juga sangat mudah dicerna walaupun didengerin tanpa baca booklet sekalipun, dan meskipun punya durasi gak panjang-panjang amat (35 menit), ‘Dreamkiller’ terbuki sangat beragam dan dijamin nyangkut semua dikepala, tak salah lah saya kalau menobatkan album ini sebagai album terbaik tahun 2022 kemarin, berhasil menggeser ‘Discarnate Ails’ dari HAUNTER. (Peanhead)
9.8 out of 10