FIT FOR AN AUTOPSY ‘Oh What the Future Holds’ ALBUM REVIEW
Nuclear Blast Records. January 14th, 2022
Deathcore
Meskipun namanya belum sepopuler grup satu angkatan mereka seperti THY ART IS MURDER, LORNA SHORE dan SLAUGHTER TO PREVAIL, FIT FOR AN AUTOPSY udah beberapa tahun terakhir telah menjelma menjadi salah satu band deathcore paling berbahaya saat ini. mereka juga tergolong luar biasa produktif dan konsisten, karena dari tahun 2011 sampai 2019, FIT FOR AN AUTOPSY telah mengantongi lima buah album penuh dan juga sudah tur kemana-mana dengan band papan atas. Gua sendiri baru ngikutin mereka pas ‘Absolute Hope Absolute Hell’ baru dirilis tahun 2015 silam, album tersebut merupakan debut vokalis Joe Badolato, yang masuk sebagai pengganti tetap Nate Johnson, album tersebut berhasil melesatkan nama FIT FOR AN AUTOPSY, karena dibandingkan grup deathcore lain saat itu (yang kebanyakan maenin Sumerian-core atau nge-slam), FFAA termasuk cukup unik alias beda karena berani eksplor, gak ngandelin breakdown gitu-gitu doang dan tak pernah latah ikutan tren yang lagi marak, namun karakter unit asal New Jersey ini baru benar-benar keluar di album ‘The Great Collapse’, dalam album tersebut mereka semakin melebarkan sayap, mengambil inspirasi dari technical death metal dan progressive metal, sekaligus meningkatkan kadar pengaruh GOJIRA.
Saya sendiri gak punya ekspektasi sama sekali dengan album terbaru yang bertitel ‘Oh What The Future Holds’, karena rilisan sebelumnya ‘The Sea of Tragic Beasts’ yang nyangkut hanya lagu pertama saja, sisa nya bener-bener kagak masuk, groove dan breakdown-nya kelewat kurang nonjok, plus clean vokalnya juga suka kurang nyambung, ditambah lagi September tahun lalu, single pertama “Far from Heaven” dari album ini berasa seperti GOJIRA versi KW, eksekusi nya tak sesukses “Black Mammoth”. Berhubung lagi gabut dan ada dana lebih buat #jajanrock, ogut akhirnya iseng-iseng beli CD album terbaru FFAA, toh misalkan gak cocok bisa dilempar ke sesama rekan kolektor kayak album yang kemarenan, tetapi surprise madafaka ternyata ‘Oh What The Future Holds’ malah jauh lebih nampol, ditulis saat pandemi lagi ganas-ganasnya, dalam LP keenamnya FIT FOR AN AUTOPSY terdengar less melodic dan lebih gelap dari segi lirik berserta aransemen-nya, selain itu album ini bisa dibilang mencoba untuk mengembalikan lagi intensitas dan kebrutalan tiga album awal, tanpa harus menghilangkan buah eksperimentasi dari sesi penggarapan ‘The Great Collapse’ dan ‘The Sea of Tragic Beasts’.
Materi dalam ‘Oh What The Future Holds’ jelas lebih straightforward dari dua full length pendahulunya, yang lumayan nuanced dan atmosferik untuk ukuran deathcore, sedangkan disini dari lagu pertama pendengar udah disuguhkan dengan breakdown segede bogem Iron Mike, jadi kalo emang nyari album penuh groove dan breakdown yang bisa langsung menendang bokong, ‘Oh What The Future Holds’ adalah album yang tepat, karena selama 45 menit band ini gak pernah kehabisan racun yang bisa bikin kelojotan, pendekatan vokal si Joe Badolato juga udah berbeda, kali ini pembawanya lebih mirip Chino Moreno (DEFTONES) dan Daniel Tompkins (TESSERACT), alias udah gak terlalu metalcore tok lagi vokalnya. Walaupun komposisinya terbilang rada lempeng, secara keseluruhan ‘Oh What The Future Holds’ dijamin lebih variatif, karena berceceran berbagai elemen dari melodic death metal, thrash, djent hingga post-metal. ‘Oh What The Future Holds’ sendiri merupakan sebuah album yang ada baiknya tak didengarkan secara satuan, toh 45 menit udah durasi yang pas tidak kepanjangan, dan karena sangat beragam, pendengar dijamin gak bakalan cepet bosan, apalagi dari segi produksi album nya udah gak perlu dipertanyakan lagi kualitasnya, wong gitaris sekaligus penulis utamanya aja si Will Putney, yang notabene merupakan salah satu produser metal/hardcore paling top saat ini. Meskipun awalnya dengerin karena iseng, ‘Oh What The Future Holds’ justru menjadi biggest surprise saya tahun 2022 sejauh ini, karena udah gua tunggu-tunggu FIT FOR AN AUTOPSY balik lagi bikin album yang tanpa basa-basi seperti ini. (Peanhead)
9.0 out of 10