ALBUM REVIEW: BLEACH – CURSED LIFE FADES

BLEACH ‘Cursed Life Fades’ ALBUM REVIEW

Holding On Record & Disaster Record. April 18, 2025

Metalcore

Sudah beberapa tahun terakhir ini kayaknya makin banyak bermunculan band-band hardcore lokal yang cukup menendang bokong, mulai dari LIMBO, KENYA, KEEP IT REAL, COLDSKIN, hingga yang crossover macam DAZZLE dan DEFY, ataupun yang lebih old-school layaknya ZIP. Namun, ada satu band hardcore lagi naik daun yang gua gak begitu demen, BLEACH, karena menurut gua EP ‘Chrome’ emang kurang nampol, meskipun gua cukup doyan dengan single “Iced Cold”. Pada pertengahan bulan April lalu, secara gak sengaja nemu EP baru dari BLEACH, ‘Cursed Life Fades’, yang sudah menggunakan logo baru agak mirip-mirip UNDYING, dan karena gambar sampulnya bener-bener eye-catching dan ngeri, kayak rilisan-rilisan dari label Eropa era 90-an, akhirnya ogut coba lah nyetel dari lagu pertama. Saat masuk lagu kedua, agak kaget sebenernya, apakah beneran ini BLEACH yang sama kayak dulu ngerilis ‘Chrome’ dan lagu “Scales”? Karena jelas materinya bener-bener beda jauh. Memang sih, masih dalam konteks hardcore perubahannya, gak sedrastis OF FEATHER AND BONE misalnya, tapi tetep aja bikin tercengang evolusinya. ‘Cursed Life Fades’ mengusung metalcore era akhir 90-an hingga awal 2000-an, jadi bagi kalian yang doyan ‘The Whispered Lies of Angels’ (UNDYING), ‘The Rain in Endless Fall’ (PRAYER FOR CLEANSING), ‘Forever War’ (KICKBACK), ‘Whatever It May Take’ (HEAVEN SHALL BURN), hingga ‘Angry with the Sun’ (CONGRESS), gua jamin bakalan nyangkut.

BLEACH tidak tergesa-gesa atau sembrono dalam mengajak pendengar masuk ke dalam EP ‘Cursed Life Fades’. Lagu pertama yang juga menjadi title-track langsung memperkenalkan sound baru mereka dengan cara yang efektif, bukan sekadar intro biasa. Di sini, BLEACH membangun atmosfer gelap, suram, dan penuh keputusasaan yang menjadi fondasi semua lagu dari awal hingga akhir. “Greed” tak hanya sadis dari segi aransemen, namun lagunya juga sangat memorable. Lagu berikutnya, “Silent Kill”, justru lebih gila lagi, pengaruh death metal-nya (khususnya BOLT THROWER), bener-bener terasa, dengan breakdown luar biasa nonjok, khususnya di bagian akhir. BLEACH juga acap kali menyelipkan guitar solo hingga melodi jahat, jadi lagunya gak one-dimensional dan monoton. “Specter”, yang langsung melibas outro lagu sebelumnya, pun tak kalah beringas. Lalu setelah intermission satu setengah menit “Gerbang Kelam Abadi”, ‘Cursed Life Fades’ ditutup dengan nomor pamungkas “Eternal Unbound” yang dipenuhi riff bengis terinspirasi melodic death metal, dan lagi-lagi diakhiri dengan breakdown gurih dan super renyah. Meskipun hanya berdurasi delapan belas menitan, jujur gua sangat puas dengan ‘Cursed Life Fades’, karena enam lagu yang disajikan (termasuk intermission), semuanya serve its purpose, gak ada waktu yang dibuang mubazir. All killers, no fillers. Meskipun BLEACH tak mencoba untuk reinventing the wheel sama sekali, eksekusi mereka dalam ‘Cursed Life Fades’ benar-benar near flawless, baik itu dari segi estetika, komposisi, performa, hingga produksi. Alhasil, EP ini tak hanya menjadi salah satu rilisan terfavorit gua tahun ini, namun juga menjadi bagian dari trinitas 3 EP hardcore band lokal terfavorit versi pribadi, bersama ‘Rima Penghitam Cakrawala’ dari HAUL dan ‘Corridor of Chaos’ dari CLOUDBURST. (Peanhead)

9.5 out of 10