fbpx

MOVIE REVIEW: CREEPY (2016)

CREEPY
Sutradara: Kiyoshi Kurosawa
Jepang (2016)

Review oleh Tremor

Creepy adalah sebuah film psychological thriller / horror karya Kiyoshi Kurosawa, seorang sutradara asal Jepang yang sebelumnya pernah membuat beberapa film horror seperti Cure (1997), Karisuma (1999), Seance / Kôrei (2000), Pulse / Kairo (2001) hingga Retribution / Sakebi (2006). Pada tahun-tahun berikutnya Kurosawa mencoba bereksperimen dengan genre drama, hingga pada 2016 ia kembali ke genre akarnya sebagai sutradara lewat film Creepy: psychological horor. Film ini sendiri diadaptasi dari novel buatan penulis Yutaka Maekawa dengan judul yang sama.

Film ini berfokus pada Takakura, seorang mantan detektif yang kini bekerja sebagai dosen psikologi kriminal. Ia bersama istrinya Yasuko baru saja pindah ke rumah baru di pinggiran kota. Mereka berdua mencoba untuk berkenalan dengan para tetangga di lingkungan baru tersebut. Namun satu tetangga yang tinggal tepat di samping rumah mereka, tuan Nishino, tampaknya adalah orang yang sangat aneh dan misterius. Pada perjumpaan pertama, Yasuko langsung merasa tidak nyaman dengan sikap Nishino yang tidak bersahabat. Film ini kemudian membawa kita ke dalam narasi keduanya. Pekerjaan sebagai dosen tampaknya agak membosankan bagi Takakura yang lebih menikmati kerja investigasi kasus seperti yang ia lakukan semasa menjadi detektif dulu. Suatu hari, salah satu detektif mantan partner Takakura mendatanginya di kampus untuk meminta bantuannya dalam sebuah kasus orang hilang yang belum terpecahkan selama enam tahun. Takakura segera menyibukkan dirinya dalam investigasi ini. Sementara itu, Yasuko tidak memiliki satupun teman di lingkungan barunya, dan satu-satunya tetangga yang mau berinteraksi dengannya hanyalah si aneh Nishino. Saat mengetahui bahwa Nishino memiliki anak perempuan bernama Mio, Yasuko mulai mencoba untuk lebih berteman dengan tetangga barunya tersebut. Di luar dugaan, Nishino yang aneh dan menyeramkan terkadang bisa menjadi sangat bersahabat. Namun tagline dan premis dasar film Creepy sudah jelas: ada sesuatu yang salah dengan tetangga baru Yasuko.

Agak sulit mencari padanan kata yang tepat untuk kata “creepy” dalam bahasa Indonesia, karena umumnya kata tersebut hanya diterjemahkan sebagai “menyeramkan” saja, dan kita tahu bahwa dalam bahasa Inggris kata “seram” sendiri memiliki makna yang luas. Dari apa yang saya pahami, kata “creepy” sering mengacu pada perasaan tidak nyaman yang setara dengan rasa takut. Seseorang dengan perilaku yang menimbulkan perasaan itu disebut creep. Contohnya, seorang asing yang terus memandangi kalian di pinggir jalan, atau seorang penggemar gelap yang secara ekstrim mengintip dari balik jendela saat kalian sedang tertidur. Contoh creepiness dari film Creepy ini sendiri adalah kalimat sekaligus tagline: “Pria itu bukan ayahku. Ia adalah orang yang benar-benar asing,” karena pengakuan tersebut dibisikkan oleh seorang anak perempuan ke tetangga barunya sebelum ia tergesa-gesa kembali masuk ke rumahnya dengan ketakutan. Sejak film ini dimulai, “creep” dalam judul film ini sudah mengacu pada Nishino si tetangga yang aneh, manipulatif, dan memiliki banyak rahasia. Mengapa saya merasa perlu untuk menuliskan soal makna kata “creep”, “creepy”, dan “creepiness” adalah karena saya rasa pemilihan judul film ini sangat tepat, dan saya ingin mengapresiasi keputusan tersebut. Saya juga sangat mengapresiasi aktor Teruyuki Kagawa yang berperan sebagai Nishino. Ia adalah bintang yang paling menonjol dalam film ini, karena apapun yang ia lakukan perilakunya selalu memancarkan aura creepy. Dari mulai cara ia memandang, berjalan, hingga berbicara yang kadang dengan jarak terlalu dekat, semua tingkah lakunya benar-benar menimbulkan perasaan tidak nyaman. Jadi kata “menyeramkan” di sini berbeda dengan menyeramkan lain seperti hantu, setan, perampok bersenjata, atau bertemu singa lapar. Selain berkat kemampuan acting aktor Teruyuki Kagawa, faktor creepiness film ini juga sangat terbangun lewat atmosfer dan estetika umum yang diciptakan oleh Kiyoshi Kurosawa. Membangun ketegangan dan teror secara perlahan memang merupakan salah satu kemampuan khas dari Kurosawa sebagai sutradara, yang sering ia terapkan dalam film-film horor buatannya. Dalam Creepy, ia berhasil memunculkan perasaan teror secara bertahap melalui ritme yang lambat dan dialog, sambil terus mempertahankan perasaan cemas penonton bahwa ada sesuatu yang salah dari sosok Nishino, meskipun ia seringkali berperilaku seperti manusia pada umumnya.

Sayang sekali kelemahan terbesar dari film ini ada pada plotnya. Saya sendiri tidak tahu apakah film ini benar-benar mengikuti versi novelnya, atau kisahnya diubah untuk layar lebar, tapi ada banyak aspek yang tidak realistis, terutama dalam hal prosedur investigasi detektif dan kepolisiannya. Tapi semua plothole dan logika dalam film ini tidak terlalu mengganggu saya. Bagi mereka yang terbiasa menonton film-film thriller/horror Jepang juga tentu tidak akan heran kalau ada banyak keanehan dalam film buatan mereka, seperti bisa kita rasakan dalam karya-karya Sion Sono dan Takashi Miike misalnya. Di luar masalah naratif dan beberapa plothole yang tidak begitu mengganggu, Kurosawa tetap berhasil membuktikan dirinya sebagai master of slow terror yang mampu membuat adegan-adegan mencemaskan dengan halus. Masterpiece dari sutradara Kurosawa tetaplah Cure (1997) dan Pulse / Kairo (2001), dan Creepy memang tidak pernah masuk dalam daftar film Kiyoshi Kurosawa favorit saya. Tapi film ini tetap merupakan karya mencekam sekaligus aneh yang layak untuk dilihat oleh para penggemar thriller misteri Jepang.

Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com